Mohon tunggu...
Galang Rafiansyah
Galang Rafiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Saya adalah Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, hobi saya bermain futsal dan tenis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Algoritma di Balik Tren Iklan Media Sosial Tiktok

6 Desember 2024   08:00 Diperbarui: 6 Desember 2024   08:06 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto TikTok (Pinterest: Lajk.rs)

Dalam era modern berbasis digital yang semakin hari semakin berkembang pesat, media sosial menjadi alat yang berguna bagi masyarakat di seluruh belahan dunia. Media sosial atau platform online selalu dipergunakan oleh manusia untuk melakukan hal-hal baru. Media sosial kini telah jauh berkembang pesat untuk aktivitas manusia, yang tadinya hanya berfungsi sebagai alat informasi tetapi berfungsi juga sebagai sarana mencari hiburan baru dan beriklan. Platform media sosial dirancang untuk memfasilitasi komunikasi pengguna tanpa terhalang oleh ruang dan waktu. Hakikatnya, media sosial berfungsi sebagai alat untuk bersosialisasi dan berinteraksi, serta menarik perhatian orang lain untuk mengakses tautan yang berisi informasi tentang produk. Selain itu, media sosial juga digunakan sebagai aplikasi berkomunikasi sosial pemasaran yang paling mudah dan murah.

Tiktok adalah salah satu platform terkini yang kerap dipakai oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Menurut (Khanifah, 2021), aplikasi Tiktok yang awalnya hanya untuk membuat konten dan mencari hiburan. Sekarang, Tiktok sering digunakan untuk kepentingan berbisnis. Kepentingan berbisnis ini mencakup penjualan, promosi, dan distribusi produk atau jasa dari pihak A ke pihak B dan seterusnya. Tren iklan-iklan yang sedang trendy berdurasi setara dengan video pendek ini, mempengaruhi algoritma Tiktok agar akun seseorang bisa mendapatkan eksposur yang lebih tinggi.

Algoritma TikTok itu sendiri digunakan untuk menampilkan video yang sering disebut dengan sistem rekomendasi. Sistem rekomendasi adalah sistem yang akan menentukan video-video mana saja yang pengguna minati berdasarkan interaksi antar pengguna. Contohnya, pada saat seseorang menyukai film di platform streaming dan kemudian mendapat rekomendasi film lain yang menurutnya mirip dengan yang orang itu tonton, maka hal itu adalah hasil dari sistem rekomendasi atau dalam kamus Tiktok, yaitu FYP (For You Page). Dengan memahami dan mempelajari cara kerja algoritma Tiktok bekerja, maka perusahaan dapat membuat Teknik konten yang sesuai dan menarik minat yang lebih untuk dipergunakan oleh pengguna (Syifa et al., 2022).

Kemudian terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi tren iklan seperti Interaksi yang aktif, algoritma ini cenderung melakukan pengguna supaya berinteraksi lebih aktif, seperti like, komentar, dan berbagi. Konten yang sering terlihat atau muncul di kalangan pengguna, cenderung lebih diminati. Pengguna mampu membuat konten atau tren yang memunculkan partisipasi sesama pengguna, guna meningkatkan kredibilitas dan visibilitasnya. Target audience yang ingin digapai dengan algoritma itu sendiri menggunakan data, dari perilaku untuk menentukan tren iklan yang ingin ditampilkan pengguna. Karena hal tersebut mempu membuat pengguna dapat menargetkan iklan yang cocok untuk sejumlah audiens yang sesuai dengan produknya tersebut. TikTok juga sangat terampil dalam memprediksi potensi viralitas suatu konten. Dengan menganalisis data interaksi, algoritma mampu mengenali pola dari video yang berpeluang menjadi viral. Contohnya, penggunaan musik populer atau tantangan (#challenge) yang sedang tren dapat diidentifikasi sebagai faktor yang meningkatkan kemungkinan sebuah konten menjadi viral.

Foto Orang Bermain TikTok(Pinterest: @Merca2.0)
Foto Orang Bermain TikTok(Pinterest: @Merca2.0)

TikTok sering memonitor durasi waktu yang dihabiskan pengguna untuk menonton video, serta apakah pengguna menonton video tersebut sampai selesai. Konten dengan watch time yang tinggi dan tingkat penyelesaian yang baik cenderung dianggap pengguna menarik. TikTok juga mengukur berapa kali pengguna mengulang video tersebut. Video yang diulang beberapa kali dianggap lebih menarik dan berpotensi viral. Data analytics juga berperan penting dalam meningkatkan efektivitas iklan di TikTok dengan memungkinkan penargetan audiens yang lebih akurat berdasarkan demografi dan minat mereka. Pengiklan dapat memantau kinerja kampanye secara langsung melalui metrik seperti jumlah tayangan, klik, dan konversi, yang memungkinkan mereka untuk melakukan penyesuaian dengan cepat. Lalu kolaborasi dengan pengguna sangat berpengaruh besar terhadap influencer yang mempunyai banyak pengikut, karena dapat membantu memperluas jangkauan konten pemasaran, dan juga algoritma sering kali lebih memprioritaskan konten dari pengguna yang memiliki basis pengikut besar. Hal ini memungkinkan konten tersebut dilihat oleh lebih banyak orang dan meningkatkan potensi interaksi dengan audiens yang lebih luas

Tren iklan TikTok mempengaruhi komunikasi pemasaran digital, karena komunikasi pemasaran digital itu sendiri melakukan pendekatan pemasaran dengan cara menggunakan platform dan saluran digital guna berinteraksi deangan audiens, membangun merek secara digital dan mempromosikan produk atau layanan. Komunikasi pemasaran memberikan langkah-langkah dalam membentuk strategi terutama di lingkup digital, hal ini dikarenakan dengan adanya ruang lingkup digital, khalayak secara selektif memilih informasi dan akses untuk mengetahui sesuatu termasuk bidang pemasaran. (Nuryanti & Istiyanto, 2022). Menurut penelitian Blazheska, Ristovska, dan Gramatnikovski (2020), mereka melakukan penelitian pengaruh mengenai dampak tren terhadap pemasaran. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan pemasaran digital dapat memberikan keuntungan yang signifikan dengan cara memperbanyak metode strategi terkait pemasaran dan membangun hubungan berkomunikasi yang baik dengan pembeli, seperti yang dikemukakan oleh (Hamid, 2022).

Tren iklan dan konten digital di TikTok memberikan dampak positif terhadap citra produk Scarlett Whitening. Semakin baik kualitas konten dan iklan digital, semakin meningkat pula citra perusahaan tersebut. Pemasaran konten digital memiliki dampak yang signifikan terhadap citra Scarlett Whitening. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pemasaran konten digital di TikTok berkontribusi sebesar 41,1% terhadap variabel citra merek. (Muthohar & Hartono, 2023). Lalu ada Blishful Indonesia menggunakan strategi komunikasi yang komprehensif melalui endorse TikTok, yang mencakup pesan, seperti informasi produk, testimoni konsumen, konten, dan lain-lain. Mereka menyajikan pesan tentang keunggulan produk secara kreatif, serta menciptakan konten yang menggugah emosi audiens secara interaktif dan menghibur. Tujuan dari konten ini adalah untuk meningkatkan harga jual. Pemilihan endorse kerap dilakukan karena dapat membuat video pendekatan yang memikat agar dapat membangun kepercayaan terhadap pembeli, seperti yang dijelaskan oleh (Hartini & Putri, 2022).

Foto Produk Scarlett Whitening (Pinterest: @Sanjam Kholi)
Foto Produk Scarlett Whitening (Pinterest: @Sanjam Kholi)

Meskipun algoritma TikTok dalam mempengaruhi tren iklan sangat canggih, muncul kekhawatiran terkait privasi data. TikTok mengumpulkan sejumlah besar informasi pengguna, termasuk perilaku menonton, interaksi, dan data demografis, untuk menyempurnakan algoritmanya. Kekhawatiran ini telah memicu kontroversi, khususnya mengenai cara penyimpanan dan penggunaan data tersebut. Beberapa negara telah meneliti praktik pengumpulan data TikTok dan mempertanyakan keamanannya. Lalu ada juga isu yang masih menjadi topik perbincangan, yaitu kurangnya transparansi terkait cara kerja algoritma TikTok. Banyak pengguna merasa mereka tidak memiliki pemahaman yang cukup terkait bagaimana konten atau iklan direkomendasikan kepada mereka. Meskipun TikTok telah berupaya untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang cara kerja algoritmanya, detail spesifik tentang proses pengambilan keputusan algoritmik ini masih sangat tertutup. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang seberapa besar kontrol yang dimiliki pengguna atas konten yang mereka lihat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun