Mohon tunggu...
Galang Mario
Galang Mario Mohon Tunggu... Pustakawan - penulis anarki

senang melihat dan memetik makna seni dan kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Prinsip Seni sebagai Input Visual Bagian 1

27 Mei 2022   19:00 Diperbarui: 30 Mei 2022   11:25 1665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manifestasi Seni rupa hadir dari media, ide, tema, imajinasi kreatif yang semua itu diwujudkan ke dalam bentuk elemen atau unsur garis, bidang, warna, tekstur, ruang dan bentuk  kemudian diolah dengan mengacu pada prinsip seni rupa  sehingga mampu menyuarakan ekspresi artistik dengan baik. 

Dalam dunia akademik  khususnya yang berkecimpung dalam pendidikan seni, prinsip seni rupa  menjadi ilmu penting dalam menghasilkan karya yang baik.   Penerapan prinsip-prinsip ke dalam kosakata artistik dapat memungkinkan kita untuk menampilkan karya seni rupa secara objektif dan dapat berkontribusi dalam memudahkan proses mengkaji atau mencari makna karya.

Adapun prinsip seni rupa yaitu keseimbangan, kesatuan, irama, penekanan dan skala proporsi. Prinsip-prinsip tersebut didasarkan pada respons sensorik terhadap input visual, dimana tiap elemen-elemen memiliki nilai,  bobot dan gerakan.

Dengan prinsip kita dapat merangkai elemen-elemen visual agar menyatu dan terlihat hasil yang lebih artistik.  jika dianalogikan seperti ketika kita membuat bahan kimia dalam menyatukan unsur-unsur,  cara  untuk menyatukan unsur yang berbeda itu yang  disebut sebagai  prinsip. 

Selain itu prinsip juga sebagai bagian dari mengekspresikan penilaian nilai tentang suatu komposisi. Misalnya, ketika kita mengatakan sebuah lukisan memiliki “kesatuan”, kita sedang membuat penilaian nilai. Kita mungkin juga mengatakan bahwa terlalu banyak kesatuan tanpa variasi akan membosankan dan terlalu banyak variasi tanpa kesatuan akan kacau.

Kemampuan dalam menggunakan Prinsip sangat membantu dalam merancang dan mengatur elemen-elemen dengan hati-hati sehingga karya dapat menarik perhatian dan memiliki dampak visual.

Sinergi Perasaan dan Pikiran

Perasaan sangat berperan penting dalam proses berkarya namun ada baiknya keterlibatan kerja pikiran agar selaras. Adanya proses pikiran untuk penataan dan penggunaan elemen menjadi pintu kreasi. Seniman yang berkarya dengan prinsip akan dapat memudahkan  pesan atau pengalaman tersampaikan, diterjemahkan kedalam  elemen yang kemudian diolah dengan prinsip sehingga menimbulkan dampak visual yang kiranya apresiator mampu menikmati dan merasakan pesan dan pengalaman tersebut.

Komposisi yang baik seperti adanya pengaturan untuk menunjukkan ritme dan gerakan yang menyenangkan, pusat perhatian yang kuat,  menarik apresiator  ke dalam karya. Pengetahuan yang baik tentang komposisi sangat penting agar hal tersebut dapat terwujud. Namun Beberapa seniman kini cenderung membengkokkan atau mengabaikan aturan ini, bereksperimen  dengan berbagai bentuk ekspresi, tapi tidak bisa dipungkiri dunia seni rupa tanpa batas dan secara umum kini tidak lagi berkutat dalam aspek formal karya tapi lebih kepada ekspresi informal, kemurnian rasa yang disampaikan seniman bersifat apa adanya tanpa pertimbangan komposisi dan juga mengesampingkan fungsi. Dimana Keindahan tergantung subjek atau pada mata yang melihat.

Tapi ada baiknya kita menambah pemahaman dan wawasan seni kita tentang prinsip berkarya agar kiranya dapat membantu dalam mengolah komposisi dan juga menjadi alat yang memudahkan dalam menghasilkan karya yang indah khususnya bagi pemula yang mau belajar teknis berkarya.

Prinsip Seni Rupa 

Prinsip seni rupa merupakan cara menciptakan komposisi yang baik dengan menyusun dan mengatur elemen atau unsur hingga menjadi sebuah karya.  Mengeksplorasi prinsip-prinsip penting dalam mengolah komposisi yang baik, adapun prinsip-prinsip seni rupa sebagai berikut:

Keseimbangan

Semua karya seni memiliki beberapa bentuk keseimbangan visual. Sebelum itu perlu diketahui  bahwa  tiap elemen memiliki nilai dan bobot  yang tercipta dalam sebuah komposisi seperti contoh "bola merah nilainya lebih tinggi daripada bola hijau secara visual karena kekuatan warna kedua benda tersebut.  ketika kedua benda  berada dalam satu tempat  dan saling berdekatan, bola merah akan terasa lebih berat dibanding bola hijau secara visual, untuk mendapat keseimbangannya diantara keduanya  yaitu dengan cara mengubah ukuran kedua benda tersebut dimana ukuran Bola hijau lebih besar daripada bola merah kemudian kita akan merasakan adanya keseimbangan diantara keduanya, selain itu bisa juga memberikan jarak tanpa mengubah ukurannya dengan mengambil garis tengah permukaan, bola hijau lebih jauh jaraknya dari garis tengah daripada bola merah" Itulah gambaran  sederhana dari penerapan prinsip keseimbangan.

Seniman yang  hebat ialah seniman yang mampu mengatur keseimbangan dalam menata dinamika komposisi. Penerapan keseimbangan dapat dilihat dari karya-karya Piet Mondrian, lukisan revolusionernya di awal abad 20 tentang keseimbangan non objektif yang mampu menghasilkan kekuatan visual dalam karyanya.

 

Ada tiga bentuk dasar keseimbangan visual sebagai berikut:

Simetri

Keseimbangan simetri adalah keseimbangan yang paling stabil secara visual. ada bentuk yang sama antara keduanya, kiri dan kanan. Komposisi simetri biasanya didominasi oleh elemen penahan pusat atau objek yang terletak ditengah bidang gambar yang menjadi acuan keseimbangan. Tetapi stabilitas simetri terkadang dapat membuat gambar terlihat statis.

Keseimbangan simetri itu dapat dilihat pada salah satu karya Muhammad Suyudi  berjudul inner core,  adanya  kesamaan antara jendela kiri dan kanan serta diperkuat dengan pancaran cahaya di dalam jendela dengan komposisi yang  simetri. simetrinya berkesan melambangkan kekuatan, stabilitas, keabadian, dan kesan spiritual. 

Inner Core, Karya Muhammad Suyudi
Inner Core, Karya Muhammad Suyudi

Begitupun penggunaan simetri juga terlihat pada karya seni instalasi Ahmad Fauzi berjudul flyng to the moon. Tampak 2 tangan yang menyerupai sayap antara Kiri dan kanan dengan bentuk yang  sama berdiri seimbang.

flyng to the moon, seni instalasi ahmad fauzi
flyng to the moon, seni instalasi ahmad fauzi

Asimetri 

Keseimbangan Asimetri merupakan keseimbangan yang saling mengimbangi  satu sama lain yang  tidak stabil. Dimana Keseimbangannya paling dinamis dengan menciptakan konstruksi desain yang lebih kompleks. Seperti  karya Muhlis lugis berjudul bermain kuda-kuda, 

terlihat sosok manusia berkepala jari dan tubuh besar sedang  bermain kuda dengan posisi objek di sebelah kanan memberi kesan berat di sebelah kanan namun diimbangi dengan objeknya dengan posisi miring menghadap ke kiri. selain itu nampak sebagian bangunan yang memberi kesan berat mengimbangi bobot sebelah kanan.  

Begitupun dengan karya Ivan sagita berjudul meraba diri, keseimbangan asimetri Nampak jelas, keramaian elemen bagian kanan gambar. tapi gambar tetap terasa seimbang karena objek ketiga wanita menghadap  kekiri. 

Kekompleksan asimetri tidak hanya pada permainan posisi gambar tapi juga pada elemen pendukung lainnya seperti warna, garis, tekstur  dan sebagainya.

Bermain Kuda-kuda, karya Muhlis Lugis (Sumber: artefact.id)
Bermain Kuda-kuda, karya Muhlis Lugis (Sumber: artefact.id)

Meraba Diri, Lukisan Ivan Sakita (Sumber: galeri nasional.or.id)
Meraba Diri, Lukisan Ivan Sakita (Sumber: galeri nasional.or.id)
Radial 

Keseimbangan radial menunjukkan gerakan dari pusat komposisi yang mencuat keluar luar atau sebaliknya. keseimbangan radial merupakan bentuk lain dari  simetri tapi keseimbangannya menawarkan stabilitas dan komposisi bagian tengah menjadi titik fokusnya. Seperti  Lukisan our home and not for sale karya Budi hartawan yang menawarkan keseimbangan radial.

Gambar memancar keluar dari pusat cahaya di tengah. Begitupun dengan karyanya berjudul self labyrinth,  Di sini kita memiliki simetri mutlak dalam komposisi, sidik jari terasa bergerak dan menghasilkan  lingkaran konsentris. 

Pada karya Grafis Muhlis lugis berjudul persembahan sang Dewi, terlihat adanya penggabung dua radial ke dalam satu komposisi. 

Yang pertama kumpulan burung-burung terbang melingkar di bagian atas lukisan, yang kedua ialah tangan  dan tubuh yang menghadap ke atas di bagian bawah. Perhatikan juga kain yang bergelombang mencoba membungkus, menstabilkan dan memusat ke tengah.

Persembahan Sang Dewi, karya muhlis lugis (sumber: museummacan.org)
Persembahan Sang Dewi, karya muhlis lugis (sumber: museummacan.org)

Irama

Irama atau pengulangan adalah prinsip penggunaan dua atau lebih elemen  yang serupa dalam suatu komposisi. Susunan sistematis dari bentuk yang berulang menciptakan pola. Irama dapat dilihat dari karya lukisan dekoratif atau motif batik Indonesia.

Pola menciptakan ritme dan efek visual yang dihubungkan membantu menggiring apresiator ke dalam karya. Pola visual yang sederhana namun menakjubkan, seperti terlihat pada motif lipa Sabe yang menggabungkan warna, bentuk, dan arah menjadi aliran berirama dari kiri ke kanan. 

Adanya beberapa bentuk dengan garis diagonal dalam komposisi  menimbulkan  gerakan dan drama. Begitupun dengan motif tradisional Toraja yang terdapat pada dinding  rumah adat Toraja menggunakan pengulangan pola berirama yang sangat baik selain sebagai dekorasi juga menjadi makna simbolis secara keseluruhan pada gambar.

Motif sarung lipa sa'be (sumber:reqnews.com)
Motif sarung lipa sa'be (sumber:reqnews.com)

motif dinding rumah adat toraja (sumber: Phinemo.com)
motif dinding rumah adat toraja (sumber: Phinemo.com)

Skala dan Proporsi 

Skala menunjukkan ukuran yang berbeda   dari satu objek dengan objek yang lain seperti adanya perbedaan kedua ukuran benda karena  jarak posisinya, di depan lebih besar daripada di belakakng sedangkan proporsi menunjukkan ukuran yang berbeda antara bagian-bagian secara keseluruhan seperti contoh perbedaan ukuran kepala dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya atau ukuran tubuh manusia dengan hewan. skala sering digunakan untuk menciptakan ilusi kedalaman pada permukaan dua dimensi, bentuk yang lebih besar akan lebih dekat ke apresiator daripada yang lebih kecil. Skala suatu benda dapat memberikan titik fokus atau penekanan pada suatu gambar. 

Dalam karya mike turusy  yang berjudul ekspedisi ke bulan, terlihat jelas adanya perbedaan skala dan proporsi. Kapal pinisi dengan bentuk yang proporsi dipusatkan didepan terkesan dekat dan disorot untuk memastikan posisinya penting dalam komposisi dan bulan menjadi pembanding dengan ukurannya yang kecil yang terkesan jauh.

ekspedisi ke bulan, lukisan mike turusy
ekspedisi ke bulan, lukisan mike turusy

Selain itu adapun manfaat dari prinsip ini ketika skala dan proporsi digunakan kedalam karya yang sangat besar. hasilnya bisa sangat mengesankan karena dapat menimbulkan implikasi yang fantastis. Seperti karya seni intalasi Harun yang menciptakan karya dengan skala besar. Memberi kesan takjud karena ukurannya yang  raksasa.

Jalan transformasi yang abadi, seni instalasi Haroen PM 
Jalan transformasi yang abadi, seni instalasi Haroen PM 

itulah gambaran atau pemahaman tentang beberapa  prinsip seni rupa yang bisa menjadi acuan sekaligus  menambah wawasan kita. untuk beberapa prinsip lainnya selanjutnya akan dimuat pada bagian kedua tulisan ini. 

salam seni!   

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun