Mohon tunggu...
Muhammad Gaizka Kevala Kevala
Muhammad Gaizka Kevala Kevala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah individu yang kreatif dan ekspresif yang menemukan kegembiraan dan kepuasan dalam menulis. Saya memiliki ketertarikan yang mendalam terhadap kata-kata, bahasa, dan cerita. Menulis bagi Anda adalah cara untuk menyampaikan pikiran, ide, dan perasaan Anda dengan cara yang unik dan pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan Inklusif sebagai Alat Pemersatu Bangsa

1 Februari 2024   13:20 Diperbarui: 1 Februari 2024   13:21 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumhttps://kathmandupost.com/opinion/2017/02/03/inclusive-educationber gambar

Dalam penerapan konsep pendidikan inklusif, keterlibatan orang tua juga menjadi unsur penting. Ki Hadjar Dewantara sangat menghargai peran orang tua 

dalam pendidikan anak-anak mereka. Dalam konteks inklusif, dukungan dan  keterlibatan orang tua menjadi kunci kesuksesan. Mereka tidak hanya menjadi  mitra dalam mendukung perkembangan anaknya tetapi juga menjadi agen  perubahan dalam membangun masyarakat yang inklusif.

Pendidikan sebagai alat pemersatu bangsa yang penulis tulis adalah konsep yang  menekankan peran pendidikan dalam membangun kesatuan dan identitas  nasional di suatu negara. Ide ini menyoroti pentingnya pendidikan sebagai sarana  untuk menciptakan kesadaran bersama, nilai-nilai yang sama, dan rasa  solidaritas di antara warga negara.

Pendidikan sebagai alat pemersatu bangsa juga harus inklusif. Ini berarti menciptakan lingkungan pendidikan yang dapat  merangkul semua lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, agama, atau etnis. Pendidikan inklusif memastikan bahwa setiap warga negara mendapatkan haknya untuk belajar dan berkembang serta mengajarkan pentingnya menghormati dan merayakan keanekaragaman tersebut.

Melalui semangat tut wuri handayani atau mendorong dari belakang, Ki  Hadjar Dewantara memberikan inspirasi bagi kita semua untuk terus berjuang demi pendidikan inklusif. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai  kesetaraan, holistik, keterbukaan, dan keterlibatan orang tua, kita dapat melanjutkan warisan luhur Ki Hadjar Dewantara dan membawa pendidikan inklusif sebagai alat pemersatu bangsa menuju masa depan yang lebih cerah dan adil. 

Sumber:

  1. Heru, F. S. (2014). SISTEM PENDIDIKAN KOLONIAL BELANDA DI INDONESIA. Repository Universitas  Jember.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun