Hammer test merupakan jenis uji atau pengujian yang digunakan untuk mengukur kuat tekan beton dengan cara instan yang lebih praktis. Prinsip kerja hammer test adalah dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan suatu massa yang diaktifkan/ dilepaskan dengan menggunakan energi yang memiliki besaran yang telah ditentukan. dikarenakan timbulnya tumbukan antar massa tersebut dengan permukaan beton, massa tersebut akan dipantulkan kembali. Jarak pantulan massa yang terukur memberikan indikasi kekerasan beton. kekerasan beton tersebut akan terbaca dalam satuan Rebound.
Berikut adalah tata cara melakukan hammer test :
- Sebelum melakukan pengujian, terlebih dahulu permukaan beton yang dituju dibersihkan dari kotoran atau material yang menempel dengan menggunakan lap kering
- Buat Marking dengan menggunakan spidol berjarak (minimal 2,5 cm) sebanyak 8-12 titik atau lebih sebagai tanda titik yang nantinya akan dilakukan hammer test
- siapkan alat hammer test, keluarkan plunger dari dalam alat hammerÂ
- arahkan plunger pada titik tembak pertama dan tekan alat hammer test secara perlahan dengan tetap menjaga kestabilan arah dari alat hammer test. Pada saat plunger telah masuk ke dalam alat hammer maka akan terjadi tembakan oleh plunger terhadap betonÂ
- selanjutnya tahan alat hammer test dalam posisi tersebut dan tekan tombol kecil yang terdapat pada pangkal hammer test untuk menahan agar plunger tidak terlepas
- Baca hasil yang tertera pada skala Rebound yang terdapat pada alat hammer test tersebut dan lakukan konversi nilai Rebound ke satuan MPa
- Maka hasil uji tekan beton adalah nilai konversi dari rebound ke MPa, gunakan grafik yang telah terdapat pada alat untuk mengkonversi nilai kuat tekan dalam MPaÂ
- Lakukan pengujian tersebut pada setiap titik yang telah di beri tanda marking
Setelah semua pengujian dilakukan, maka konversikan menjadi satuan Mpa dengan menggunakan grafik setelah itu dirata rata. Maka nilai kuat tekan beton akan mendekati nilai kuat tekan beton sebenarnya. Sebetulnya perlu diingat bahwa metode pengujian Hammer test ini tidak dapat menggantikan pengujian laboratorium. Tetap perlu dilaksanakan pengujian kuat tekan laboratorium agar mendapatkan hasil yang paling mendekati nilai kuat tekan sebenarnya beton struktur yang ditinjau.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H