Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

What Is A Sex Shop?

8 September 2011   08:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08 831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tante, I found something like banana made from plastic in toilette“ pada bulan puasa yang lalu, seorang gadis kencur berumur 12 tahun bercerita pada seorang teman saya bahwa ia baru saja menemukan sebuah alat yang mirip Mr.P di kamar mandi.

Haahhhh? It must be from a Sex shop, who bought it? Si tante terperanjat.

What is a sex shop? I’ve never seen it before; I believe this should be my mom’s” Si cantik berambut ikal itu tak pernah melihat barang aneh itu dan yakin, pastilah itu milik mamanya. Tentu saja ia dan sang adik, 9 tahun, tak pernah berurusan dengan barang itu. Sedangkan lelaki dewasa satu-satunya berusia 50-an dirumah itu, tak mungkin menggunakannya untuk kepuasan diri. Bukankah ia sudah memilikinya? Masak jeruk makan jeruk?

***

Di Jerman (Jepang dan negara EU lainnya seperti Belanda, Perancis), memang sebuah hal yang lumrah ketika melewati jalan utama dan menemukan sex shop. Siap-siaplah kita saat jalan-jalan, ditanya anak-anak tentang toko apa itu. Bagi saya yang warganegara Indonesia, toko dewasa ini sebuah hal yang baru, hati-hati dan pusing sekali saya menjelaskan kepada anak-anak waktu itu. Hiks.

Like this …

Dietalase, terpampang peralatan yang tentu saja amat asing terlihat vulgar di Indonesia dan dekorasi saru lainnya. Saya yakin hukum di negeri Angela Merkel ini membolehkan dengan peraturan tersendiri, misalnya tidak untuk anak dibawah usia 18 tahun. Seperti halnya peraturan untuk mengendarai mobil, merokok atau minum alkohol. Jadi aman, anak tidak sembarang nyelonong.

Pertama kali saya memasuki toko seperti itu atas ajakan suami, speechless. Berbagai Mr.P dirancang dalam berbagai model, warna, ukuran dan harga. Wow! Ngeri membayangkan para perempuan di Jerman membeli dan menggunakannya demi kepuasan diri. Bukankah intim dengan pasangan setia itu lebih asyik? Barangnya juga asli buatan Gusti … Oh iya, salah seorang pengusaha produk Mr.P di Berlin, justru menjadi milyoner setelah mainannya ludes diserbu pembeli.

Well … meja ditata sedemikian rupa memamerkan segala imitasi Miss V juga. Disebelahnya ada keranjang dan rak dimana DVD porno mencolok mata. Mulai dari wanita Asia semacam Lily Thai, ada yang bermata biru, berkulit putih sampai gelap, dari yang pongkring sampai buah pir … semua ada. Dipilih-dipilih …

Baju tidur seksi seperti korset, BH, underwear baik untuk lelaki atau perempuan tergantung didinding. Ada yang warnanya gelap hitam mengkilat, pink, ada yang merah menyala. Harganyapun bervariasi, bahkan bisa menguras kocek pembelinya. Haummm … tak lupa cambuk dan borgol dengan bulu-bulunya demi kepuasan seks melengkapi. Halah-halahhhh … permainan seks yang aneh tapi nyata.

Tak lupa berbagai kondom lelaki atau perempuan menanti konsumen. Dari kaca tipis, saya bergidik melihat kondom yang berbentuk seperti durian. Atau tersenyum sendiri memandangi kondom berwarna coklat dengan chocholate taste, kondom berwarna merah yang berasa stroberi haaaaaaaaaa … kalau di Indonesiatahunya kondom dua lima sama durex saja, Madam! Xixixi … kondom yang saya pelototi di sex shop itu dahulu sering saya dapatkan dari teman-teman Jepang untuk simulasi penyuluhan di lokalisasi Sunan Kuning Semarang. Heeeeeeeeee …

That’s what we called a sex shop, toko yang menyiapkan mainan dan pernak-pernik khusus untuk orang dewasa saja. Di beberapa negara seperti Jerman, toko dewasa ini benar-benar diatur oleh hukum, yaitu tanpa akses bagi orang-orang yang belum cukup umur. Pembatasan umur bergantung pada hukum lokal di negara masing-masing. Pemilik dan penjaga toko di Jerman berhak meminta pengunjung yang terlihat masih hijau untuk menunjukkan kartu tanda pengenal saat memasuki toko dewasa.

Was kann ich für Sie tun? Sind Sie 18? Penjaga toko berambut keriting blonde menanyakan apa yang bisa ia bantu mencarikan dan apakah saya sudah cukup umur.

Ja, bin ichund er ist mein Mann Saya sudah berusia lebih dari 18 tahun; badan saya mungil, muka saya culun tapi sudah menikah. Tidak ada minat dihati ini untuk membeli hanya looky-looky saja, mbak. Dahulu sering saya dengar cerita dari seseorang soal the sex doll … wooo jebule. Suami disebelah, hanya mengangkat garis alisnya keatas. Huek.

Bersyukurlah bahwa toko seperti ini tidak marak bak jamur di musim hujan di tanah air, tidak juga di beberapa negara Islam di dunia.Tidak ada seks shop saja sudah banyak kekacauan dan kriminal di Indonesia, apalagi jika banyak toko dewasanya. Semoga tidak digugu atau tidak ditiru and God bless us

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun