Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tiga Raja Keliling Jerman

8 Januari 2015   02:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:35 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telepon berdering. Suara seorang tetangga perempuan menyapa:

„Hallo Gana ini El ...“ Suara renyah yang saya kenal ada di sana dan dari suaranya, saya bisa bayangkan kalau ia menelpon sambil tersenyum. Beda lho, ngobrol dengan tersenyum sama tidak. Bagi orang-orang yang terbiasa terima telepon, pasti bisa membedakan.

„Oh, hallooo ... apa kabar?“ Saya tetap saja kaget, meski tanggal 31 Desember yang lalu saya sudah ketemu di hutan atas dan dia memeluk saya mengucapkan selamat ulang tahun, sekian menit setelah pukul 00.00.

“Baik ... saya nelpon karena besok akan ada Sternsinger, grup tiga raja mampir di tempatmu. Mereka jalan jam 16.00 sampai 19.00. Kira-kira di tempatmu pukul 19.00. Biar kamu tahu dan anak-anak tidak kecelek.“

“Waduuuh ... besok seharian kami pergi. Semoga pukul 18.00 sudah di rumah.“ Saya mengucapkan terima kasih bahwa tetangga ini baik banget memberitahukan tentang jadwal kedatangan grup. Biasanya memang Sternsinger akan berkeliling di area kami mulai tanggal 3-5 Januari, sebelum hari H, die heilige 3 Könige tanggal 6 Januari, hari libur di kawasan tempat kami tinggal di Jerman selatan, dekat perbatasan Swiss.

Tapinya ... meski kami sudah memperpendek jadwal tur tanggal 5, dan tiba di rumah pukul 17.30, tetap saja, grup ini tidak bisa menyapa kami karena mereka tiba lebih awal. Bukannya pukul 19.00? Bagaimanapun, mereka tetap mengubah angka di depan pintu lho, tertulis di sana 20*C+M+B+15 (bukan 20*C+M+B+14, dari tahun lalu), yang berarti si „tiga raja bernama Caspar, Melchior dan Balthasar" mendoakan rumah kami yang didatangi pada tahun 2015 ini.

[caption id="attachment_389256" align="aligncenter" width="512" caption="Tulisan di atas daun pintu, diganti tiap tahun."][/caption]

[caption id="attachment_389261" align="aligncenter" width="377" caption="Tiga raja ..."]

1420634549405936252
1420634549405936252
[/caption]

***

Anak-anak Sternsinger ini menjadi relawan untuk door to door bernyanyi dan menuliskan angka khusus di depan pintu warga. Hawa dingin, salju, jalanan licin adalah tantangan yang harus dihadapi. Anak-anak itu mendaftarkan diri setelah mendapat informasi dari majalah mingguan kampung. Mereka akan dilatih pihak gereja, dipinjami baju khusus (jubah, mahkota, tongkat, make-up) dan mendapat jamuan makan dan minum. Sebuah kotak biasa dibawa salah satu anggota grup, ini tempat memberi sumbangan dari warga yang didatangi. Hasilnya akan didonasikan ke tempat anak-anak yang lebih membutuhkan, misalnya di Afrika.

Tetangga saya yang menelpon tadi mengaku, kebetulan tahun ini tidak mendaftarkan ketiga anaknya seperti tahun-tahun lalu. Alasannya, anak yang nomor dua kecelakaan tangannya patah, yang nomor 1 sudah gadis 18 tahun. Yang nomor tiga, sudah merasa kegedean ikut, umurnya 15 tahun. Mendaftarkan anak-anak untuk mengikuti kegiatan sejenis adalah sebuah kebanggaan orang tua, ternyata.

Menurut pengalaman anak-anak tetangga tersebut, ini tak melulu babagan religi tapi juga bagaimana memanfaatkan waktu bersama teman sebaya, melakukan sesuatu yang menyenangkan di masa muram nan dingin seperti Winter dan menyapa warga kampung. Oh, ya. Dahulu pernah saya ceritakan bahwa anak-anak Turki dari keluarga teman saya juga pernah ikut. Katanya senang saja, meski agama mereka adalah Islam. Sedangkan Sternsinger ini adalah tradisi warga Katholik setempat. Seru ya.

Biasanya, laporan dan foto mereka akan terpampang di majalan mingguan edisi satu minggu setelah tradisi ini. Pasti saya baca. Seru kan? Bagaimana dengan di tempat Kompasianer? Adakah tradisi serupa? Meski sama-sama Jerman, saya yakin tidak semua daerah atau negara bagiannya memiliki tradisi  ini. Selamat sore. (G76)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun