Masih ingat cerita Aladin dengan karpet terbangnya? Karpet itu pembawa keberuntungan hidup seorang pria jelata yang akhirnya kaya raya. Beda dengan karpet yang justru membawa malapetaka bagi seorang pejabat politik dari Jerman baru-baru ini.
Yup, Pak Dirk Niebel adalah perwakilan partai FDP yang kena getah membawa Tepich (red: karpet) tanpa bayar pajak. Karpet besar, mahal dan bagus itu memang sengaja dibelinya di Afganishtan sebagai oleh-oleh. Buntutnya? Ia didamprat habis-habisan oleh seluruh lapisan rakyat Jerman. Bahkan seremnya berita itu disiarkan di SWR 3 setiap satu jam sekali, pada hari Jumat, 8 Juni 2012. Isin-isiiiiinnnnn … selain malu, kepala si bapak pastilah puyeng, jederrr!
***
[caption id="attachment_193687" align="aligncenter" width="542" caption="Contoh karpet rumahan"][/caption]
Hari yang tadinya gelap mulai terang benderang, kami telah berada di dalam mobil. Perjalanan menuju Köln pastilah melelahkan. Lima jam jalan tol? Oh noooo!!!! Untungnya radio dan perangkat canggih lainnya menemani kami. Kecuali suami yang harus nyopir (saya males gantiin). Apalagi, saya hanya tidur dua jam lantaran Shenoa agak demam malamnya, duh, Nduuk … Ndhukkkk! Ganjel koreknya mana ya???
Sedang menikmati mata Garfield, tiba-tiba suara penyiar mengagetkan saya. Seorang anggota partai politik Jerman tertangkap basah membawa karpet selundupan ke Jerman. Saya katakan selundupan, lha wong nggak dibayar pajaknya (ditaksir sekitar 200 Euro). Padahal tahu sendiri, di Jerman kan banyak verboten-nya, Om! Mau rakyat biasa atau pejabat setinggi apapun, dilarang lupa bayar pajak apalagi sengaja. Ne ne ne ne ne ….
Atas kejadian Dirk Nirbel dari partai FDP ini, partai lain hanya menyambar dengan sewot, „Es ist schon eine Tradition“. Wah-wahhh sejelek inikah potret partai FDP? Sampai dikatakan sudah biasaaaa …???
Ealahhhh … karpet yang dikatakan indah, motif semburat merah bertitik hitam (kurang warna kuning … ingat, bendera Jerman hitam-merah-kuning), dengan lebar 9 kwadrat meter, seharga 1400 dolar Amrik alias 1000 Euroan, dan berat 30 kg itu layaknya kutukan.
Dibeli oleh Herr Niebel di kedutaan besar Jerman di Kabul (waktu ada agen lewat, nawarin) pada bulan Maret, dikirim ke rumah bapak itu pada bulan Mei dengan pesawat jet kenegaraan dan menggegerkan awal Juni ini. Mulai juru bicara yang bersangkutan hingga Angela Merkel telah menanggapinya namun kasus belumlah tuntas. Let’s wait and see.(G76).
P.s: Begitulah berita soal karpet terbang yang bikin anggota parpol digencet, disiarkan seharian penuh. Dari pengalaman beliau, siapapun semoga mengambil hikmah untuk hati-hati membawa karpet (atau barang berharga lainnya) masuk Jerman. Sekalipun iya, usahakan membawa sebuah nota kecil yang menyertainya (20 Euroan, biasa bebas pajak) atau nama tercemar ….
Sumber:
1.Mendengarkan berita SWR3 seharian pada hari Jumat, 8 Juni 2012.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H