Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Sejauh Mana Manfaat Teknologi Mobile Banking Apps bagi Anda?

4 Januari 2016   18:15 Diperbarui: 5 Januari 2016   08:26 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eyang putri saya pernah memberi nasehat, “Kalau punya uang banyak, belikan saja emas. Harganya akan terus naik dan bisa dikenakan untuk berhias.“

Bapak dan ibu saya lain lagi, mereka lebih menyukai memendamnya di dalam tanah. Maksudnya bukan membuat lubang lalu menanam uang di dalamnya lho, ya tapi memang membeli beberapa tanah atau rumah dan menjualnya dalam jangka waktu lama ketika harganya naik. Lalu beli lagi dan jual lagi. Begitu-begitu terus. Hasilnya? Lumayan banyak untuk pendapatan pensiunan PNS.

Hal serupa pernah dilakukan kompasianer Eberle waktu kerusuhan di Jakarta tempo dulu. Ia menyimpan emas di bank. Bahkan sampai hari ini. Coba, hari gini harga emas sudah berapa? Nggak kuat beliiii saya ....

Oh, ya. Selain simpan emas, cara bapak ibu saya dengan membeli properti, juga diterapkan oleh kompasianer Eberle.

Beberapa orang Jerman menyimpan uangnya di Tresor, brankas besi yang bisa ditanam di dinding atau sekedar diletakkan di tempat tersembunyi. Alasan mereka, selain aman, bunga di bank kecil dan kalau butuh apa-apa lebih cepat.

Kami (suami dan saya) bukan pengikut eyang putri, bapak ibu, kompasianer Eberle dan orang dengan brankas. Kami hanya menyimpan uang (yang tidak sebanyak mereka) di beberapa bank dan memanfaatkannya untuk modal usaha. Muter duitnya.

Hmmm... Simpan uang di bank? Kalau zaman dulu orang suka menyimpan uangnya dalam bentuk emas atau tanah, sekarang apakah masih ada alasan orang untuk takut menyimpan uangnya di bank? Bahkan ketika bank tersebut berada di luar negeri jauh dari tempat tinggal atau ketika nasabah sedang berada di luar negeri atau dalam perjalanan ke luar negeri.

Jujur, selain online banking bank Jerman, kompasianer Eberle dan saya (baru-baru ini) masih menikmati jasa online banking Indonesia dan merasakan manfaatnya:

  1. Tak perlu keluar rumah (kecuali tarik tunai) atau tak perlu ke Indonesia.
  2. Hemat waktu.
  3. Transfer yang mudah dan cepat, tinggal masuk ke situs online bank bersangkutan dengan jaringan internet Jerman yang patas. Masalah terjadi jika ada pergantian tanggal.
  4. Bisa mengecek saldo atau sejarah transaksi yang terjadi sampai sekian bulan.
  5. Bisa kapan saja. Tetap bisa melakukan transaksi meskipun jam kerja kantor bank sudah tutup.
  6. Bisa bertransaksi dengan beragam jasa pelayanan (bayar telpon, pulsa elektrik, listrik, PAM, kartu kredit bahkan sampai arisan).
  7. Tahu informasi kurs valas (Kompasianer Eberle).
  8. Tokennya aman dan awet, belum ganti baterei meski punya kompasianer Eberle sudah dipakai 4-5 tahun.
  9. Keamanan akun bank tetap terjaga.
  10. Bisa di mana saja (tak harus di tempat tinggal), bisa di perjalanan atau di luar negeri asal ada internet atau WLAN.

Online banking mah biasa. Mobile banking apps?

Mobile Apps telah merevolusi industri perbankan secara global. Dengan adanya teknologi itu, bank memiliki lebih banyak kesempatan untuk mencapai pasar yang lebih luas. Jadi, tidak hanya untuk menawarkan kenyamanan yang lebih tinggi pada nasabahnya saja.

Yak, zaman berubah. Hampir semua orang dalam kelompok usia 15-35 tahun yang berdomisili di kota besar di Indonesia termasuk pada kelompok yang mahir dalam teknologi (tech savy) dan memiliki ponsel pintar. Sayangnya, industri perbankan di Indonesia dianggap beberapa orang masih banyak menekankan pada jasa yang berbasis cabang dan paper-based, dibandingkan mulai memasuki wilayah digital di mana pelayanan pada nasabah bisa dilakukan lebih cepat dan efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun