Seminggu berlibur di kawasan Bayern dan Ceko, ada saja cerita sederhana menarik yang menggelitik hati. Selain soal prostitusi di perbatasan Ceko-Jerman yang lalu, cemburu suami saya pada seorang Sheriff dari County Jail Pullman City, Eging am See, Jerman membuat saya selalu geli. Xixixixixi … pengalaman.
Lima menit sebelum berangkat, seorang tetangga saya sedang mengantar kedua anjingnya jalan-jalan untuk BAB. Didepan rumah kami, saya sapa wanita berambut cepak berusia 60-an itu dengan ramah. Ia berhenti dan tangannya yang dihiasi cat kuku warna pink dari salon seharga 30 euro itu menegangkan telunjuknya.
“Nicht vergessen zum Pullman city”. Perempuan yang tinggal bersama cowboy kampung kami itu memang belum pernah ke tempat yang ia sebut, namun ia berharap kami tidak kehilangan kesempatan untuk menilik sebuah perkampungan Western dan suku Indian di daerah biru putih tujuan kami itu. Cerita heboh soal Pullman city selalu terdengar dari teman-temannya sesama cowboy yang mengunjungi rumah mereka dari waktu ke waktu entah untuk sekedar menaiki kuda-kuda milik mereka @ 10 euro se-jam atau hendak minum kopi alias Kaffee trinken.
Baiklah, sehari setelah perjalanan ke Prague di Ceko, segera kami tancap gas ke Pullman city. Dari tempat penginapan kami hanya 25 menit, bagus untuk anak-anak agar tak terlalu rewel bosan menunggu didalam mobil. Ketiganya sudah tak sabar membayangkan para cowboy dan suku Indian yang sering mereka lihat di televisi atau dalam berbagai festival. Kisah Hiawata, Lucky Luke dan Kum-Kum sekitar 20 tahunan lalu sempat pop up di kepala saya. Hmmm … pasti seru lah jreng!
Tiba di tempat parkir, kami disambut seorang perempuan petugas parkir. Empat euro beralih ke tangannya diganti karcis warna merah jambu. Aduh, lumayan mahal untuk ukuran parkir di kampung pelosok. Usai parkir kami segera berlomba-lomba menuju gerbang Pullman city.
Singkat cerita usai membayar di loket, 29 euro untuk family ticket (5 orang), kami menjajah masing-masing sudut. Dimulai dari mengitari restoran barat, hotel, toko souvenir, perkampungan Indian dan perkampungan Western. Wah, serasa di film barat jaman bahula semacam Little House on the Prairie. Hampir semua orang barat mengenakan kostum cowboy atau gown, sedangkan suku Indian lengkap dengan tetek bengeknya dari kepala sampai kaki. Ulululululuuuu ….
Kemudian atraksi telah dimulai sejak pukul 10.30 dengan sulap Dog Magic Zaubershow di Mainstreet, sayang kami baru datang beberapa menit sebelum pukul 12.00 dimana acara Indianische Tänze (red: tarian suku Indian) akan segera dimulai di Pullaman City Music Hall. Usai sejam terpesona kemasyuran suku Indian itu, kami berjalan-jalan hingga menuju tempat bermain anak-anak. Salah satunya adalah Eisenbahn (red: kereta api) yang digelar gratis.
Seorang penjaga tersenyum kepada saya, saat saya tak mau masuk kereta mini itu bersama anak-anak. Takut rusak, ah, lebih baik saya jeprat-jepret dengan kamera. Momen saya abadikan dari berbagai sudut. Saya tak sadar empat mata mengawasi saya lekat-lekat; mata si penjaga dan suami! Hati-hati, matanya kero lho, Om (red: matanya terbalik-balik).
Lima belas menit mengitari tumpukan bebatuan dan air terjun yang dihuni sepasang kelinci dan bebek itu, anak-anak puas dan mengajak kami melihat Rock Bull. Ini diperuntukkan bagi pengunjung diatas 10 tahun. Goncangan banteng plastik itu dahsyat. Saya coba 1,25 menit dengan menyincing rok ke atas dan lepas satu tangan. Yiha! Ups! Ibu-ibuuu …eling-eling … (red: ingat-ingat).
Nah … acara American History Show di Mainstreet, mengawali kecemburuan suami saya pada Willie, salah satu sheriff county jail Pullman city yang ternyata si penjaga kereta mini tadi. Ia juga salah satu artis safari dari puluhan pendukung tim Pullman city lainnya. Kebetulan hari itu, atraksi aktor dan aktris sedang diliput Bayern TV. Seorang wanita yang didapuk sebagai sutradara, seorang kameramen berambut blonde dan lelaki berkulit gelap sebagai pemegang microphone nampak sibuk berlalu-lalang. Saat adegan si Sheriff botak itu keluar dari county jail, ia menghampiri saya yang sedang asyik main kamera. Tali tambang yang menutupi semua pagar pengaman penonton disekeliling lokasi ia buka (ini demi menghindari cidera dari bison liar atau hewan lain yang beraksi). Secarik kertas foto kopi uang 10 dolar bergambar Abraham Lincoln dan bertuliskan namanya itu ia berikan kepada saya dan mengajak keluar dari batasan pengunjung dengan peserta atraksi. Beberapa detik sempat saya ragu dan tidak mudheng (red: mengerti). Buntutnya, kamipun berdansa mengelilingi jalan, seperti halnya artis-artis lain yang berkostum jas, gown, cowboy dan Indian. Heeeeeeeeeeeeee … suami saya mengambil alih kamera dan njengkerut (red: wajah ditekuk). Ketika pulang, soal Willie di bahas sampai di mobil, saya hanya nyengenges (red: meringis). Saya tekankan padanya kata cinta dan setia. Ich liebe nur dich, Schatz (red: saya cinta hanya kamu seorang, sayang).
Pada hari Sabtu, 7 Agustus 2011, sebenarnya kami hendak mengunjungi Pullman city karena ada grand opening “Little Pullman” bersama tokoh politik terkenal di Bayern. Tetapi karena hari sudah malam dan anak-anak lelah berjalan di Bayerische Wald (red: hutan tua area Bayern), acara ditunda sampai hari Minggu, 8 Agustus 2011 (dimana hari itu adalah acara pembukaan yang ditayangkan TV dan ternyata Willie berdansa juga dengan wanita lain). Anak-anak merajuk. Suami menuding sayalah yang membujuk anak-anak untuk harus mengunjungi si Willie, sherrif Pullman city. Halahhhhhhhhhh … Di di dich, Hunny (red: saya masih cinta suami kok).
Minggu berikutnya, tepat hari Rabu, 11 Agustus 2011, lagi-lagi suami mengangkat tema soal si Willie. Katanya ia baru saja bermimpi bahwa selama seminggu ia dan anak-anak tak menemukan saya. Walhasil, pencarian dilanjutkan ke Pullman city dimana mereka menemukan saya bersama Willie, sang sheriff berduaan di kereta mini. Hiyyy … mimpi kok kaya sinetron tho, Hunny? Saya terpingkal-pingkal karenanya. Mosok sudah bahagia dengan suami dan anak-anak, kok golek-golek? (red: berselingkuh). Saya selalu ingin menjadi istri setia pada suami … swear! Lah aku diguwak wae ora ana sing njupuk (red: istilahnya jika dibuang tidak ada yang ambil) … begitu saya utarakan pada suami. Mengatakan padanya kata cinta dan setia selalu, pastilah akan membuatnya lelah akan dera cemburu buta. Xixixixi … selamat mencoba.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H