Seperti biasa, kalau yang main Jerman, saya pasti ikut nonton. Sekalian berbuka puasa di tengah-tengah pertandingan, asyik!
Meski harusnya kami dukung dua-duanya, mengingat ada darah Jerman dan Polandia pada keluarga kami, kami tetap pegang Jerman. Xixixixi ... jangan bilang mertua laki, ya?
Yahhh ... kemarin dulu happy banget liat permainan cantik Jerman lawan Ukraina dengan 2-0. Lihatlah bagaimana Shkodran mencetak gol pada menit awal dan Bastian Schweinsteiger yang menggantikan pemain pada menit-menit terakhir sebelum usai dan kembali menendang gol indah! Toll! Haha ... ingat skandal satu tangan Löwe masuk celana? Barangkali itu jimat sehingga menang lawan Ukraina. Xixixi. Dhemit ora ndulit ...
Man kann nicht alles haben, nggak semua yang kita inginkan terkabul. Baru-baru ini, saya kecewa berat dengan permainan mereka yang kurang greget waktu lawan Polandia. Jadi bukan hanya Löwe sang pelatih ganteng saja yang entäuscht, kecewa berat ... saya dan fans pendukung timnas juga boleh kecewa kan? Mosok ... Tim yang baru saja dikukuhkan dunia sebagai Weltmeister, juara dunia tahun 2016 itu hanya mampu mengumpulkan 4 Punkte dalam 2 kali pertandingan di grup C.
Götze yang menjadi hero dalam kemenangan tim Jerman dalam World cup 2015 yang lalu rupanya tak banyak berdaya di depan tim Polandia. Begitu pula Schurrle, Özil, Gomez dan Müller. Aduhh gemes, gol-gol yang ditendang terlalu melentar jauh ... tidak berhasil. Seperti kurang greng pemain penyerang kandang lawan nih. Basti mana yaaaa? Kok, dia nggak keluar? Emang nggak direncanakan main oleh Löwe kali. Si Lowe pakai kaos hitam, barangkali takut keringetan terlihat dengan hem putih kesayangannya. Panik kwadrat pasti bikin keringat bercucuran kayak air terjun. Atau memang sedang berkabung?
Kecewa nggak hanya karena skor 2-0 tapi saksikan berapa kartu kuning yang diterima timnas? Khedira saja sudah dapat satu, eee ... Özil juga! Dari awal ngerasa para juri berpihak pada Polandia, sampai suatu ketika timnas Polandia juga kebagian kue kuning pada menit 55. Kapok rak ...
Götze “sang hero“ terlihat agak gemuk dan tampak kelelahan keluar lapangan, digantikan Schürlle. Götze, kali itu, tidak efisien. Eman-eman....
Dan begitulah, Jerman pulang dengan tangan hampa. Jadi apa dong salahnya? Saya pikir, timnas Jerman kurang optimal (pemain belakang kuat jadi nggak kebobolan tapinya pemain depan pada loyo nggak bisa bikin gol), pemainnya terlalu lamban (red: kurang giras) mengatasi situasi dan timnas Polandia sendiri, terlalu kuat untuk dibobol. Selama pertandingan berlangsung, entah mengapa mulut saya selalu bawel “Ini kok kaosnya merah semua sih, pak?“ Hahaha ... suami saya ngakak sambil bilang “Lah kamu ini, nonton bola nggak pakai kacamata“. Ya nggak lah, paaak. Ini kann kacamata jauh, nonton kann deket. Eh, tapi bener lho, kalau timnas Jerman nendang bola ke gawang Polandia, selalu gagal. Entah itu dikembalikan atau terbang terlalu tinggi karena dijegal lawan. Huh! Satu yang saya ingat bahwa die Schutzengel, malaikat penjaga juga masih setia menemani timnas Jerman selama pertandingan, kalau nggak sudah kebobolan tuh Jerman (contohnya menit ke 46, adegan Manuel Neuer-Boateng dan Milik! Berapa mili tuhhh bolaaaaa). Alhamdulillahhh ... nggak kebobolan. Udah gitu geregetan aja selalu dengerin siulan serem atau echo nyanyian dari fans Polandia di tribun! Ini yang nonton apa orang Polandia semua sih? Dibandingkan dengan Jerman, jarak ke Perancis dari Polandia kann jauhan??? Apa mereka datang semua jalan kaki??? Luar biasaaaa!
***
Nah, Kompasianer ... hari Selasa, 21 Juni 2016 besok, Jerman akan melawan Irlandia Utara. Kompasianer pegang mana? Saya? Pasti Jerman lah .... Ole-ole-ole-ole ... Deutschland! Deutschland!!! Dukung, yeee .....(G76).
