Buku? Iya, seperti lomba-lomba yang saya (kami) adakan di Kompasiana, hadiahnya adalah buku. Benda yang sepertinya remeh tapi kadang punya kekuatan dahsyat setelah menulisnya atau membacanya. Swearrrr!
Nggak nyangka kalau buku hadiah lomba, rupanya adalah buku saya “Exploring Germany“. Buku yang sebenarnya lebih pada tour guide ala saya keliling Jerman bersama keluarga, ketimbang cerita blah-blah pengalaman mengunjunginya. Hanya ada cerita sedikit tentang kami di sana. Gambar-gambar? Pasti ada. Sayangnya, tidak berwarna ... jangan kecewa, ya? Untuk melihat warnanya, silakan kunjungi Jerman sendiri. Ini marketing ....
Setelah diberi tempo sampai tanggal 22 Mei 2016, diumumkanlah di web site Universitas Negeri Surabaya pada tanggal 26 Mei 2016. Ja, ja, ja.... Keputusan juri, di mana-mana memang nggak boleh diganggu gugat. Terpilihlah satu pemenang dari peserta yang ikut. Yang beruntung namanya bukan Untung atau Beja apalagi Lucky tapi Ni’matul Qoriyah. Meskipun demikian, saya yakin si gadis senang menerima hadiah yang diserahterimakan oleh salah satu juri lomba, bapak Lutfi Saksono, S.Pd, M.Pd. Semoga bermanfaat bukunya dan segera terbang ke Jerman buat Au Pair, SFJ, kuliah atau kerja ... sedangkan menikah, itu bonus! Hehe. Sudah siap mental, kan?
Selamat sekali lagi kepada dik Ni’matul. Selamat membaca, yang belum dapat kali ini dan penasaran, bisa antri pinjem ya ... atau segera ke toko Gramedia terdekat. Buruan ya (eh, promosi).
Oh, ya. Dari link yang diberi dik Yunan, saya jadi tahu isi essay pemenang berjudul “Bahasa Jerman? Anda Yakin?“ Hmm ... bahasa Jerman memang bahasa yang sulit, menurut saya lho ya .... butuh keberanian memilih bahasa itu dan ketekunan selama belajar. Kalau tidak, ya, menyerah di tengah jalan. Kalau saya mah terpaksa, harus, kalau tidak ya nggak boleh tinggal di Jerman. Balik ke Indonesia? Waaaah, mau sekali. Tapinya, akhirnya, cinta memang seperti air menjatuhi batu yang keras. Bolonggg! Belajarlah saya bahasa Jerman padahal sudah dari awal emoh kuadrat. Sekarang saya lagi menjalani kursus level B2, pengen sampai C2 karena itu syarat untuk melamar sebagai guru di sekolah formal. Sejak tahun 2012 saya jadi guru bahasa Inggris di lembaga non formal, jadi boleh mengajar orang Jerman dan warga dari EU meski hanya punya sertifikat B1 bahasa Jerman. Jadi, saya bukan guru lagu atau guru wilangan.
Kembali ke lomba. Cita-cita Ni’matul untuk menjadi guru SD, di-upgrade jadi guru (setidaknya) SMA, karena bahasa Jerman baru jadi pilihan di tingkat atas bukan dasar atau pertama. Puas? Kita lihat saja nanti kalau dia sudah lulus ya .... Tuhan memang punya rencana, rejeki tak lari ke mana. Selengkapnya tentang essay itu, bisa ditinjau di sini.
Baiklah, terima kasih kepada semua panitia dan peserta. Tunggu buku-buku lainnya tentang Jerman karya saya, yang semoga bermanfaat dan joss untuk dibaca. Tidak puas, uang tidak kembali, salam "Exploring Germany."(G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H