Setiap hari minggu mulai pukul 17.00 waktu Jerman, suami saya mengingatkan saya untuk tak ketinggalan film serial favorit saya “Xena, the princess warior” dan “Hercules” di salah satu channel TV.
Suatu hari usai menonton, ia mengajak kami untuk melihat Schwäbische Highlandgames di suatu kota Kreenheinstetten yang tak jauh dari kota kecil kami didaerah Schwaben (red: black forest). Bangsa Schwabish memang memiliki sebuah anugerah berupa keindahan alam hutan hijau sepanjang masanya yang melintang di seluruh wilayahnya.
Nah, tanpa ba bi bu … seminggu kemudian kami berangkat ke lokasi. Begitu memasuki area, kami ditodong tiket masuk. Orang dewasa 3 euro, anak-anak 1,5 euro. Sebagai gantinya kami diberi tanda masuk, sebuah pin cantik.
[caption id="attachment_146589" align="aligncenter" width="631" caption="Pin lila cantik"][/caption]
Kaki kami melangkah pasti diantara kerumunan orang yang sedang minum Punsch (red: minuman beralkohol campuran dengan buah yang disajikan panas-panas). Disebelah kiri nampak taman bermain bongkar pasang yang tergelar dan dikerubuti anak-anak. Disebelahnya beberapa warung menjual Sukkerwatte (red: gula-gula layaknya kapas dari gilingan gula berikut pewarna yang mengembang) seharga 1,50 euro dan Dinnele seharga 2,80 euro per potong. Dinnele ini agak mirip pizza mini dengan taburan daun bawang merah dan Schinken (red: potongan daging babi yang diiris kotak-kotak kecil).
[caption id="attachment_146590" align="aligncenter" width="619" caption="Cara membuat Dinnelle"][/caption]
Anak-anak sudah merengek, tetapi kami memutuskan untuk nanti saja bermain dan makan minumnya lantaran tak boleh ketinggalan acara inti yakni Schwäbische Highlandgames, perlombaan a la Hercules!
Beberapa pria macho bertubuh atletis telah siap dengan pakaian kebesarannya; atasan singlet atau kaos dengan rok merah kotak-kotak layaknya yang sering dipakai idola saya Highlander, si bangsa Skandinavia. Sepatu kulitnya menutupi kaos kaki pendek warna putihnya.
Kemudian juri telah siap untuk mengamati sah tidaknya peserta melakukan tugasnya. Sebuah balok panjang melintang. Peserta diharuskan menarik sebuah tali yang dikaitkan dengan sebuah beban berat untuk ditarik sepanjang mungkin. Tali yang dipanggul diatas pundak bekerja sama dengan kaki untuk menariknya. Namun karpet plastik itu teramat licin untuk memungkinkan peserta berhasil mengais meter demi meter. Jika peserta sangat kuat, bukan hal tak mungkin peserta berhasil mencapai batas maksimal. Kadang sering deg-degan bahkan bisa tertawa geli menyaksikannya. Ha ha ha ha ... lunyu tenan (red: licin sekali). Sebelum giliran peserta berikutnya, seorang petugas mengelap plastik agar peserta tak tergelincir.
[caption id="attachment_146591" align="aligncenter" width="661" caption="Lomba menarik beban dengan tali dipundak"][/caption]
Berikutnya adalah lomba cungkil karung. Sebuah tanda segitiga ditanah yang digambar dengan kapur putih itu menjadi sebuah start bagi peserta. Sebuah kayu dipijak peserta yang memegang sekop. Peserta diharuskan mencungkil beban dalam karung untuk dilempar kebelakang. Juri akan mengukur saat karung telah jatuh ke tanah. Tiga kali ia boleh melakukannya dan diambil jarak yang terjauh yang berhasil diraih.
[caption id="attachment_146592" align="aligncenter" width="688" caption="Cungkil beban dalam karung"][/caption]
Ketiga adalah Baumstammüberschlag (red: tossing the caber atau lempar galah). Galah ini bukan seperti yang saya pernah lakukan saat di bangku sekolah. Galah disini adalah sebuah balok kayu panjang. Haduh kalau saya menggotong gelondongan kayu ukuran 30 cm di hutan saja sudah seberat 10-20 kg. Ini berapa kilo ya? Makanya yang ini disebut-sebut sebagai grup disiplin Highlandgames kelas berat yang kondang, selain Steinstoßen (red: putting the stone mengangkat batu besar) dan Hammerwerfen (red: throwing the hammer/Scottish hammer atau lempar palu besar).
[caption id="attachment_146593" align="aligncenter" width="642" caption="Lempar galah"][/caption]
Lomba-lomba lainnya juga telah lewat … ratusan penonton yang berada di sekeliling tempat perlombaan bertepuk tangan menyemangati para peserta. Safety zone untuk menonton termasuk jauh, demi faktor keamanan. Tumpukan jerami membatasi tempat lomba satu dengan yang lainnya. Wow, country sekali!
Alamak … saya sebagai penonton ikut lelah, terbawa rasa letih para peserta yang kemringet (red: bercucuran keringatnya) itu. Die Highland Games ini memang sebuah perlombaan olah raga yang amat tradisional dan patut direkomendasikan untuk disimak wisatawan lokal maupun asing (seperti saya).
Schwäbische Highland Games ditutup dengan parade musik a la Skotlandia dengan Dudelsackspiel (red: the great highland bigpipe atau pipa musik Skotlandia) dan tarian yang diperlombakan bagi peserta pula. Tiga orang non peserta, berada digaris depan memegang bendera menjadi pemandu peserta mengelilingi lapangan.
[caption id="attachment_146595" align="aligncenter" width="633" caption="Main musik pipa Skotlandia"][/caption]
Ya, ceritanya lomba ini merupakan produk imitasi dari pertemuan para klan Skotlandia yang disebarluarkan keseluruh dunia. Di negeri asalnya itu bahkan sudah ada Scottish Highland Games Association (SHGA) yakni badan yang mengurusinya. Tak heran ada sekitar 100 perlombaan Highland dalam setiap tahunnya di negerinya yang melombakan Running, Heavy Events, Tug-o-War, Wrestling, Light Field Events, Hill Race, Solo Piping, Pipe Band Contest dan Highland Dancing (yang terakhir saya paling suka).
Sedangkan untuk tingkatan dunia, dibentuk International Highland Games Federation (IHGF) yaitu sebuah federasi internasional lomba Highland pada tahun 1980. Itulah mengapa mulai bermunculan silih berganti para juara dunianya, pria Gatotkaca yang kuat dan tangguh pada suatu abad modern.
Ahhhh … dua minggu yang lalu, ada lomba Highlandgames di kota Nendingen. Sayang, anak-anak rewel tidak mau diajak menonton salah satu cabang yang dilombakan dalam disiplinnya, Wrestling. Kata mereka, “Langweilig … bosan” dan kamipun mengalah mengantar mereka ke Spielplatz (red: taman bermain). Dasar anak-anak … padahal seru juga melihat acara banting membanting ini secara live tidak melulu dari televisi. Hiks, nasib oh nasib!
Sumber.
1.Pengalaman pribadi
2.Beberapa terjemahan bebas dari
http://de.wikipedia.org/wiki/Highland_Games