Jika ditanya tentang mie yang paling disukai kebanyakan masyarakat Indonesia, entah yang tinggal di tanah air atau di luar negeri saya yakin pastilah jawabannya Indomie. Bukan bermaksud promosi, tapi sungguh, mie ini berhasil membuat rakyat Indonesia kecanduan. Yang sudah lama tinggal di luar negeri seperti saya, tidak bisa munafik, sering kali masih menyimpan dan memakannya. Saya sering mendapati mereka yang akan bertolak dari tanah air ke luar negeri atau habis mudik, di bagasinya, tak akan lupa menyelundupkan bahan makanan Indonesia termasuk mie ini. Betul?
Saking luar biasanya mie itu, sebenarnya untuk mendapatkannya sangat mudah di toko on line atau di toko Indonesia baik di Jerman maupun Belanda. Meskipun tentu saja dengan standar kelayakan Eropa. Tidak boleh ini, tidak boleh itu.
Senang ya, dengan mantabnya mie Indonesia ini. Bikin kecanduan siapa saja. Sayangnya, mie ini pabrikan, tidak bebas dari bahan pengawet (?) Makanya, saya cari akal agar anak-anak saya tidak hanya senang mie instan itu tetapi juga mie asli Jerman buatan rumahan. Namanya Spätzle. Yang sudah jadi bentuk kering banyak dijual di pasaran. Harganya mulai 0,60€- di atas 2 euroan 500 gramnya. Namun, tentu saja yang namanya homemade paling nendang rasanya.
Saya ngaku sajalah, tak bisa masak, tidak juga hobi tapi harrrruuuus masak. Itulah sebabnya saya pernah membuat Spätzle sendiri dan selalu ludes. Bagaimana cara memasaknya? Mudah, mudaaaah sekali.
[caption id="attachment_355821" align="aligncenter" width="512" caption="Spätzle, mie Jerman yang dicandu masyarakat Schwarzwald"][/caption]
Bahan-bahan untuk mie bagi 4 orang (2 orang dewasa dan 2 orang anak-anak) adalah:
250 gram tepung terigu
4 buah telur ayam
10 gram garam
50 ml air atau susu
Caranya;
1.Cuci tangan.
2.Campur semua bahan hingga menyatu dan kental (bisa dengan mixer atau alat pengaduk manual lain yang di Jerman disebut Schneebesen. Biasanya ada alat khusus untuk membuat mie Jerman ini, sih. Kalau tidak ada, ambil saja saringan atau pencuci salatyang lubangnya sebesar bolpen.
3.Panaskan air dalam panci dengan panas kompor sedang. Campuri sedikit garam dan minyak dalam air tersebut.
4.Pasang saringan di atas panci. Hati-hati karena panas dari uap air akan berbahaya jika teledor. Bisa keslomot, kepanasan.
5.Lantas, ambil solet untuk mengaduk-aduk adonan di atas saringan. Ada yang senang menambahkan mentega agar licin, saya tidak. Jika didorong ke sana-ke mari, adonan akan jatuh sendiri melalui lubang ke panci berisi air dan akan matang dalam air mendidih itu.
6.Tiriskan dengan serok berlubang dan letakkan dalam mangkok atau piring besar. Spätzle siap disantap setelah kira-kira 30 menit (mulai nomor 1-6).
Bagaimana, selain mudah, cepat dan murah tho? Silakan mencoba lalu tanya tanggapan anggota keluarga kompasianer. Dijamin puassss. Salam sreng-sreng, deh.(G76)
Ps: Spätzle menjadi candu (seperti Indomie) bagi masyarakat Schwabisch, bangsa Jerman yang tinggal di sekitar Blackforest, Jerman Selatan. Mie Jerman ini biasa disajikan layaknya nasi. Afdol menemani Gulasch, sup daging sapi bercampur paprika atau Schnitzel, daging pipih yang digoreng bersama tepung dan telur. Anak saya senang menyantapnya dengan Rahm Söße, saus Rahm berwarna krem. Kompasianer?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H