Kami memanggilnya Onkel Rheinhardt. Itu bukan nama keluarga melainkan nama depan. Berarti kampung kami, menganggapnya sebagai orang yang dekat, akrab. Tak perlu panggil dengan family name tapi tetap dihormati.
Pria berumur 75 tahun, berbadan langsing tapi kekar, beranak dua, bercucu empat itu memiliki istri yang kukunya seperti Bima. Eh. Maaf. Maksudnya kukunya panjang-panjang dan warna-warni.
Oh, ya. Jika bertemu seseorang, saya tidak hanya menggunakan penglihatan tapi bahasa hati. Apa kata hati, biasanya itu yang akan terjadi nanti. Benar, saat pertama kali bertemu dengannya, hati rasanya nyesss ... saya waktu itu yakin “Dia orang yang baik.“ He's an angel! Seperti malaikat ....
Pengalaman membuktikan itu. Lelaki itu banyak membantu tetangga kami yang kesusahan, tanpa minta upah. Hey, ini Jerman! Ada ya, yang gratis .....
Onkel Rheinhardt memang rajin, ramah dan murah hati. Pernah saya dikasih lihat fotonya waktu muda, ganteng prestoooo!!!
Masih ingat ketika seorang remaja cacat mental yang piatu, meminta tolong dia untuk memotong rumput di kebun belakang. Ia melakukannya.
Waktu kami pergi berlibur ke Dubai selama 10 hari, dia yang menyalakan api untuk memanasi rumah kami selama beberapa kali.
Ketika ada seorang perempuan lansia berumur 85 yang tinggal sendirian di rumah, ia yang merawat kebunnya sampai ia meninggal di rumah sakit.
Almarhum pemilik rumah kami yang meninggal pada umur kira-kira 86 tahun, juga banyak dibantu dalam mengurus kebun.
Ohhhh pagi ini ... saya kembali terharu ... dia sudah mengemasi dua tong sampah yang diangkut truk pukul 07.00. Biasanya saya akan melakukannya setelah pukul 08.00 usai mengantar anak-anak ke sekolah. Sekalian menutup garasi mobil.
Menarik tong sampah dari jalan menuju depan rumah kami telah dilakukannya berulang kali. Paling tidak sudah 7 tahun! Kalau tong sampah kami ada 5 dan diangkut 2 tong sampah seminggu sekali oleh truk, berapa kali sudah ia melakukannya jika ia melakukan sekali dalam seminggu saja?