Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kami Tidak Lupa Indonesia

18 Maret 2014   12:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:48 3138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1395107085681249086

[caption id="attachment_327054" align="aligncenter" width="574" caption="Kami Tidak Lupa Indonesia, berisi tulisan para Disapora Kompasiana. Ilustrasi/Admin (Kompasiana/Nurulloh)"][/caption]

Saya setuju dengan catatan mas Hadi Susanto dalam sampul buku "Kami Tidak Lupa Indonesia" terbitan Bentang Pustaka 2014, besutan Kompasianer yang dikatapengantari Pepih Nugraha.Dari membaca buku ini, dosen matematika di Universitas Nottingham, Inggris itu meyakinkan pembaca bahwa ibu pertiwi bisa juga ditempatkan di hati. Atau kata saya, jauh di mata dekat di hati. Mak serrr. Jangan lupa koleksi buku kami (para kompasianer dan saya), ya?

***

Terobosan Kompasiana

"Kami Tidak Lupa Indonesia." Terobosan tanpa batas jarak, ruang dan waktu dari Kompasiana, blog keroyokan warga nusantara di seluruh dunia. Buku dengan kata pengantar dari manager kompasiana, sang bidan, Kang Pepih Nugraha. Meski belum pernah ketemu dan hanya membaca beberapa artikel beliau serta cerita ükiprah membesarkan kompasiana dan tim adminnya, saya yakin beliau orang huebattt. Jadi ingat, buku "38 WIB (Wanita Indonesia Bisa)" juga mendapat endorsement dari pak Pepih. Matur nuhunnnnn.

Kembali ke buku "Kami Tidak Lupa Indonesia." Semoga buku-buku berikutnya akan terus bermunculan. Tak hanya menguntungkan secara psikis (senang dan bangga tulisannya diapresiasi)  tetapi juga ekonomis. Memang ini bukan buku pertama yang dilahirkan di Kompasiana dengan prakarsa admin kompasiana. Sudah banyak buku lainnya, misal buku Jokowi dan Setengah Indonesia. Saya harap aura positifnya menyemangati para penulis di kompasiana. Kalau mau pasti bisa. Kalau tekun pasti tidak bosen.

Siapakah Hadi Susanto?

Di bagian paling bawah sampul, tertulis endorsement dari Hadi Susanto, Dosen matematika di University of Nottingham, Inggris. Mas Hadi yang lahir di Lumajang, 27 Januari 1979, adalah lulusan terbaik ITB Bandung tahun 2000 dan meraih MSc dan PhD dari Universiteit Twente, Belanda. Sepertinya artikel tentang mas Hadi ini pernah nongol di Kompasiana.

Selain jago matematika, ternyata piawai membuat karya sastra (puisi dan cerpen yang terbit tahun  2001-2005, antara lain puisi; Dian Sastro for President #3 (On/Off Book & Insist Press 2005). Subhanallah, luar biasa.

Siapa saja penulis buku KTLI?

Senin siang saat makan siang, saya menelepon orang tua untuk menanyakan kabar  atau ada sesuatu yang baru. Benarlah. Satu jam sebelum saya telepon, datang pak pos membawa bungkusan. Isinya sungguh membuat saya seperti mimpi di siang bolong, buku kami (beberapa kompasianer dan saya) telah terbit dan begitu cepat terkirim ke alamat salah satu penulis (saya).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun