Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Jerman Ijinkan Anak Naik Sepeda Motor Mulai Umur 15 Tahun

11 Desember 2015   15:28 Diperbarui: 11 Desember 2015   16:06 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepala saya pernah geleng-geleng. Bukan karena pil koplo. Bukan. Itu sebab melihat anak-anak sekolah SD, SMP kelas 7-9 di Indonesia sudah pada naik motor, tanpa SIM eee ... tak pakai helm pula. Byuhhh ...

Umur mereka berkisar 12-15 bukan? Sedangkan aturan punya SIM baru boleh kalau sudah 17 tahun. Setelahnya, diijinkan naik sepeda motor. Tanpa SIM tak boleh mengendarai sepeda motor. Betul? Kalau salah tolong dikoreksi.

 Mofa, Sepeda Motor 50 cc untuk Anak 15 tahun

Pasti berbeda dong dengan Jerman. Kita ambil positifnya. Negeri barat ini sudah lama membiasakan anak-anaknya naik bus (langganan) ke sekolah sampai cukup umur dan memiliki SIM sendiri. Negara juga mengatur anak mudanya untuk baru boleh mengendarai Mofa sejak umur 15 tahun. Jadi kalau sudah berumur 14,5 tahun sudah boleh mengikuti kursus mengemudi Mofa selama 8 kali pertemuan termasuk praktek (2 x 90 menit). Dilanjutkan tes tertulis, tanpa tes praktik. Begitu umur 15 tahun pas, langsung bisa tancap gas, ngeeengg. Habis beanya rata-rata 70-150€.

Sebenarnya di Jerman namanya bukan SIM Mofa atau Mofaführerschein melainkan die Mofafahrbescheinigung atau Prüfbescheinigung, yang lebih mengacu pada sertifikat sudah pernah belajar cara mengendarainya ketimbang surat ijin mengendarainya. Dahulu banyak sekolah yang menawarkan kursusnya dengan harga lebih murah dari sekolah mengemudi, entah sekarang masih ada atau tidak.

Mofa sendiri kependekan dari Motorfahrrad atau kendaraan sepeda motor dengan 50 cc, sedangkan kecepatannya 25km/jam, mirip traktor kecil untuk ladang petani Jerman. Hahaha, kayak siput memang bahkan suaranya itu lho ... “teeeenggggggggg“ memekakkan telinga tapi bukankah lebih aman? Ingat-ingat, jantung saya sering berdegup kencang kalau lihat anak muda umur di bawah 17 tahun di Indonesia yang tanpa SIM dan tanpa helm itu kebut-kebutan di jalan dengan sepeda motor 80-125 cc. Sambil gojeg, ketawa pulaaaa .... Aduhhh, anake sopo kuwi?

Bagaimanapun, orang Jerman tetap percaya bahwa dengan kecepatan siput itupun kalau terjadi kecelakaan bisa fatal. Apalagi yang sampai 80-125 cc seperti yang banyak beredar bebas di Indonesia? Mana perkembangan jalan, rambu-rambu dan jumlah kendaraan ... saya nilai tidak seimbang. Sesakkk.

Ohhh ... maaf. Saya sendiri juga bukan contoh yang baik. Sudah mulai naik motor ketika kuliah, umur 19 tahun. SIM nya memang beli. Helm cakil selalu ada di kepala saya tapi kalau naik zig-zag. Ya, ampuuun. Padahal motor saya BMW (bebek merah wagu) yang kalau ngebut paling 60 km/jam kali, ya. Eh itu juga sudah kencengggg, lho .... bahaya. Tambah bahaya ketika ibu saya menggantinya dengan motor yang baru karena tanpa uang muka dan 0% bunga. Untung sekarang insyaf, nggak pernah naik motor. Takut kumat. Naik angkot saja kalau di Indonesia ... lebih nyaman.

Makanya seneng banget lihat bagaimana pemerintah Jerman mengatur ijin naik motor bagi anak mudanya serta dukungan warga aka orang tua untuk TIDAK membelikan kendaraan sepeda motor sebelum sertifikat ada di tangan alias cukup umur. Anak-anak aman. Selama ini, belum pernah saya lihat sekalipun anak muda Jerman di bawah umur yang tidak pernah punya sertifikat naik sepeda motor atau ada orang tua yang membelikan sebelum waktunya. Tidak pernah. Padahal untuk membeli sangat murah. Mofa hanya 20-450€ (250 ribu-5 juta rupiah) dan 350-650€ (4-7 juta rupiah) untuk sebuah Roller. Harga tersebut dari bekas sampai baru. Untuk uang segitu, mampu lah dicapai mayoritas keluarga Jerman.

Nyatanya, mereka tidak asal beli untuk anaknya yang belum genap 15 tahun. Tidak ada pula agen sepeda motor yang gencar merayu konsumen dengan promosi 0% bunga lah, tanpa DP lah, cicilah murah lah, cicilan seumur hiduplah dan sejenisnya. Tidak ada. Semoga nggak pernah ada. Nanti jalannya penuh kayak di Semarang. Nyebrang zebra cross jadi susah. Mak wusss semua. Deg-deg sirrr.... 

Syarat Mengendarai Mofa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun