Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jamban Nyemplung Ke Akuarium Jerman

5 Desember 2012   15:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:08 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musim salju di Eropa (khususnya Jerman) kami nikmati. Sesekali kami bermain salju kadang jemu. Mau kemana-mana bisa males. Pengennya lihat sesuatu asal di tempat indoor. Selain kolam renang air panas dan sauna, salah satu pilihan didalam ruangan itu adalah Sea Life di kota Konstanz, Jerman.

Ini hampir mirip-mirip dengan Sea World di Jakarta, meski sebenarnya lebih kecil dan lebih mahal. Untungnya muncul perasaan bahwa mengunjungi Sea Life sama dengan mendukung program Greenpeace melindungi hewan di bumi ini. Bangga.

Selain itu, uniknya, kami menemukan jamban, kakus alias toilet duduk masuk akuarium ikan di tempat wisata ini. Siapa bilang WC hanya urusan belakang?

***

[caption id="attachment_227758" align="aligncenter" width="609" caption="Gerbang Sea Life Konstanz, Jerman"][/caption]

Hari cerah. Jembatan di depan mata, mengingatkan saya pada sebuah dermaga. Tak lupa pintu gerbang warna abu-abu menyapa. Tulisan warna merah bertuliskan Sea Life di sebelah kirinya. Sebelah kanan, iklan dari tempat hewan laut dan sebagainya. Oi, semakin menyemangati kami untuk menengok koleksinya.

Giliran antri. Waaaaa ular naga panjangnya. Udah gitu tiketnya … jederrr, 8 euro untuk anak-anak dibawah umur tertentu (dibawah 15?) dan dewasa 11 euro. Kalau kami berlima, sudah berapa ya? Selain tentunya tiket khusus untuk orang anak sekolah, cacat, lansia dan grup.

[caption id="attachment_227759" align="aligncenter" width="344" caption="Ruang gletser"]

13547202171717511463
13547202171717511463
[/caption]

Duh, ruangan amat remang-remang. Sebuah ruangan gletzer (air es yang membeku) boleh diraba-raba oleh tangan (Gletschereis zum Anfassen). Brrrrrr dingin. Usai melewatinya, kami dihadapkan pada kolam setinggi satu meteran dimana koleksi ikan (seperti pari, bandeng, udang cs) menari-nari dalam kaca. Sekelilingnya dihiasi bangunan dari triplek dan dekorasi lainnya seperti bebek, batu karang, pasir dan burung plastik.

Disegala sudut terpasang papan peringatan untuk tidak menyalakan blitz saat memotret hewan, katanya ini menyakitkan atau mengganggu binatang. Oooo … begitu ya. Klik, settting kamera diubah.

Pada dinding beragam informasi dipasang. Karena ruangannya gelap, tulisan dan gambar dibuat menyala.

Di sebuah pojok, seorang wanita cantik yang nampaknya petugas, dikerubuti anak-anak. Olala, ternyata mereka ini mendapatkan informasi tentang bayi-bayi ikan yang ada di meja. Wah senangnya melihat antusiasme generasi penerus ini akan fauna tak hanya mainan saja ya?

Sea Life memiliki setidaknya 3000 hewan yang dipiara dan dikembangkan oleh para pawangnya. Prestasi yang membanggakan ketika tahun 2012 ini, mereka memamerkan ubur-ubur raksasa, bayi pinguin, Si kura-kura bernama Clementine dan Amadeus, hiu hitam dan atraksi memberi makan hewan yang ada pada jam tertentu.

[caption id="attachment_227760" align="aligncenter" width="560" caption="Akuarium melengkung ala Mas DD"]

1354720322358269912
1354720322358269912
[/caption]

OK. Perjalanan kami teruskan. Didalam ruangan lain, terdapat beragam akuarium mini yang diperuntukkan untuk masing-masing spesies, misalnya putri duyung sendiri, bintang laut sendiri, udang sendiri dan sebagainya. Laluuuu mata saya terbelalak! Kok ada jamban???? Kakus atau toilet duduk itu berwarna putih. Keduanya tenggelam didalam akuarium besar nan rapat yang kami pandangi kala itu. Wah wah … ikan-ikan begitu happy keluar masuk lubangnya. Yahhhh … jadi ingat di rumah dehhh! Ups, mengapa ada ide pengelola bahwa jamban nyemplung akuarium Sea Life Konstanz, Jerman ya??? Sesuatu yang biasa terletak tersembunyi dan terbelakang kini hadir terdepan dan terbuka.

[caption id="attachment_227761" align="aligncenter" width="491" caption="Jamban dan ikan"]

1354720375887242875
1354720375887242875
[/caption] Tiba-tiba keterpanaan saya itu terusik oleh keberisikan anak-anak yang berebut didepan sebuah mesin. Ooooalahhh … bocah ! Mereka itu sedang menikmati proses Souvenir-Medaille atau suvenir berupa medali. Caranya mudah. Masukkan sejumlah uang (misalnya koin 1-2 euro), pencet gambar pada medali yang diinginkan (ikan, pari atau udang laut). Setelah beberapa saat, sebuah lempengan bundar keluar. Gambarnya sesuai pilihan. Kenang-kenangan dari Sea Life !

[caption id="attachment_227762" align="aligncenter" width="484" caption="Jangan tumpahkan minyak ke laut ...."]

135472047470112566
135472047470112566
[/caption]

Disebuah ruangan lain yang didesain mirip gua masih juga gelap. Kayaknya semua warna jadi biruuuu. Huuuuu … Sejenak saya amati dinding yang lain. Wah … ada dokumentasi dari Greenpeace. Organisasi pecinta lingkungan sedunia itu memang memiliki banyak program yang mendukung pelestarian flora dan fauna.Waktu kami berkunjung, memang dunia sedang heboh dengan pencemaran minyak yang tumpah itu loh. Makanya mereka menuliskan “SOS, Meere in Seenot-Save our sea!” Gambar-gambar para aktivis Greenpeace yang membantu pembebasan hewan dari jeratan minyak yang hitam dan pekat itu bikin ngelus dada … Pfff … kasihan ya?

Masih ingat saya akan kasus minyak tumpah tahun 2006 dan kapal pesiar Italia (Januari 2012) yang nahkodanya nggak awas itu. Ya. “Jangan buang sesuatu sembarangan! Tidak juga minyak ke laut di bumi ini.” Begitu mungkin jeritan hewan yang bisa terdengar di telinga ini.

Sebelum pintu keluar, bagi pengunjung yang tertarik mendapat stempel tangan lewat sinar UV, bisa segera menuju pojok mesin yang tersedia. Lampu merahnya mengingatkan saya pada lampu ambulan. Ini bermanfaat saat berkunjung lagi pada suatu hari nanti.

Kelar puas berkeliling, kami melihat-lihat souvenir yang ada di depan pintu keluar. Semua berbumbu hewan-hewan dan pernak-pernik yang menarik lainnya.

[caption id="attachment_227763" align="aligncenter" width="595" caption="Danau Bodensee terbentang di Sea Life"]

13547205482080373221
13547205482080373221
[/caption]

Karena lapar, kami menuruni tangga menuju kantin. Sembari makan dan minum, kami menikmati pula pemandangan dari dinding berkaca. Wah wah … danau Bodensee memang indah. Waktu itu masih late summer. Bulan September, masih banyak orang yang mepe, mencari sinar matahari.

Haha karena tiketnya mahal, kami mengirim pesan kepada pengelola lewat buku kesan pesan yang ada di pintu keluarnya. Seminggu kemudian, kami mendapat ganti dari manajemen yakni sebuah tiket gratis untuk dewasa masuk Sea Life. Hehehe pelayanan konsumen yang menyenangkan. Danke. Kami mengerti kok, ini untuk pengembangan dan dana bagi Greenpeace.

Oh ya, didekat bangunan Sea Life, ada sebuah museum yang bisa juga dikunjungi. Namanya Bodensee Natur Museum Konstanz. Museum alam danau Bodensee milik kota Konstanz, kotanya pelajar (lokal dan asing).

Usai masuk ke Sea Life ini, kita bisa memandang sebentar danau Bodensee, mampir ke museum disebelahnya, disambung jalan-jalan ke Lago, mall terbesar di Konstanz dan menapaki gang-gang lama yang cantik disekitarnya. Tak lama kok, jalan kakinya dari Sea Life, apalagi naik keatas bisa pakai lift. Pusat kota Konstanz ini juga dekat dengan stasiun kereta api dan halte bus. Jadi jangan khawatir kalau tak berkendaraan pribadi. Sea Life; sekali berkunjung, dua tiga tempat terlampaui (Sea Life, museum alam Bodensee, danau Bodensee dan pusat kota Konstanz). Jalan-jalan pas musim salju ke Konstanz, Jerman? Siapa takut ....(G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun