Dua minggu yang lalu saya hadir dalam pertemuan orang tua murid. Di sana saya ketemu teman baik saya yang dari Turki.
Pulangnya, jam 21.30. Dia mau ikut saya naik mobil alasannya takut. Satu minggu sebelum pertemuan kami itu, seorang perempuan (50 tahunan) yang sedang berjalan di tengah kota Trossingen, ditikam dengan pisau oleh pria tidak dikenal. Sampai kemarin, lewat berita radio SWR3 yang saya dengarkan, belum ditemukan motif sesungguhnya.
Takut?
Ya, teman saya itu takut dan ketakutannya itu jadi nular ke saya yang biasa naik mobil lewat hutan dan pegunungan Jerman sendiri malam-malam, dari dan ke rumah.
Saya merasa tidak nyaman dan tidak aman lagi padahal sebelumnya tidak pernah ada peristiwa seperti itu.
Apakah ini berhubungan dengan ribuan pengungsi dari beragam negara yang melewati segala penjuru Eropa menuju Jerman? Entahlah. Belum tuntas.
Kisah perusakan mobil-mobil warga setempat di daerah Donaueschingen juga menjadi topik media beberapa minggu lalu. Ditemukan pencurinya adalah pengungsi dari Tunisia. Polisi menemukannya setelah penggeledahan. Banyak radio dan alat-alat mobil di tas mereka!
Penggeledahan sebelumnya di tempat penampungan juga menemukan benda dan senjata tajam. Alasan para pengungsi mengoleksinya adalah karena takut, untuk mempertahankan diri. Kabar tentang perseteruan antar pengungsi yang berlainan agama dan negara itu memunculkan ide pemerintah untuk membagi mereka dalam kelompok per agama.
Orang-orang Jerman juga ada yang takut ketika sedang berkendara di jalanan, banyak pengungsi berjalan kaki dari kamp di sekitar Liptingen menuju Tuttlingen. Hari itu, dingin.
Atau ketika beberapa pengungsi door to door meminta sumbangan di wilayah Königsheim dekat Köhlbingen. Beberapa warga setempat dan pemilik pabrik menganggap apa yang dilakukan para pengungsi itu tidak semestinya.
***