Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cinta Pertama] Je T’Aime

10 Februari 2012   11:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:49 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

„Have you got my letter?“ pria bermata biru itu mendatangi meja kerja Melati. Surat itu telah terbaca si perempuan dengan suka cita. Pria Sephia itu menjadi magnet yang luar biasa, bule yang membuatnya berpaling dari kekasih sejatinya.

“I wrote one for you too …” Melati menyelipkan sebuah surat di kantong lelaki mancung itu. Kacamata John Lenon itu bergerak-gerak mengikuti tawa yang mengguncang wajah panjang Jean. Ia tak bisa menyembunyikan kebahagiaan yang terkirim dari gadis pujaan hati.

***

Satu, dua, tiga … lengkap 50 surat terkumpul. Jean harus kembali, lapor pada Jendral Koffi Annan soal pertukaran dua dunia.

“I have to go …”Jean resah, panggilan terakhir, pesawat harus segera mengangkasa.

“Will you come back again for me?”Melati sangsi, akankah si Sephia kembali?

„Oui …“ Janji terpatri. Jean menghilang bersama satpam yang memaksanya untuk masuk ke pesawat mini itu ke Jakarta. Setetes air mata membasahi pipi Melati. Lima menit kemudian, sontak wanita berambut keriting ini terpana. Bandara geger, seorang lelaki melarikan diri dari badan pesawat yang hendak terbang itu. Dia adalah … Jean!

“Are you crazy???” Melati panik atas huru hara yang ada. Dua satpam memegang tangan Jean, menggeretnya kembali ke burung besi.

“I forgot the last letter for you …” Sebuah surat dikeluarkan dari saku baju batiknya.

“Pour qoi ? “ Tangan Melati teremas jemari Jean, dingin. Pertanyaan itu berlalu bersama angin yang membumbungkan badan pesawat tinggi-tinggi.

Sebuah surat terakhir terbaca sudah … di baris terakhir itu membuatnya berderai air mata …Je T’aime …serait-tu m'épouser?”. Badan Melati terduduk lemah lunglai di kursi tunggu, bersama menghilangnya Jean dan kapal terbang itu menuju arah barat. Cinta kilat dan menikah ?

XDA berdering. Jean sudah sampai Jakarta 30 menit kemudian.

“Serait-tu m'épouser … would you marry me ? tawaran menikah lewat kabel menghentak jiwa.

“Oui … oui … oui … Melati semangat mengiyakan, melebihi milyaran kata bahagia yang tak terucap.

“Merci mein Fleur, s'il vous plaît attendre pour moi … please, wait for me … ! “ Jean happy, si porselen hati menerima keranjang yang dipesan. Dibayar lunas kapan-kapan.

Melati tegas mau menikah dengan si bule yang dikenalnya hanya dalam hitungan 2 bulan!Edan. Tak peduli adat yang berbeda. Tak masalah berapa lama Melati harus menunggu. Melati tak sadar, ia dungu. Duh!

***

Setahun, dua tahun, tiga tahun berlalu … Pertemuan mereka hanya lewat dunia maya. Tahun ketiga, Melati terlibat tim interpreter KTT hingga masuk gedung UNESCO. Tiket emas untuk bertemu Jean ! Olala, Tuhan memang ada dimana-mana …

***

Charles de Gaul, Paris. Bienvenue … selamat datang, Melati !

Pertemuan itu, amat sangat menyakitkan.

Ternyata … sudah tujuh tahun ini ; Jean sehati, serumah dan setempat tidur dengan Marie. Melati terbangun dari mimpi. Ia, terlalu lama menunggu dan harus segera membakar janji.

***

Melati putus dengan kekasih sejati. Ia kabur pula dari kekasih gelap-nya, Jean … pffff … terasa tali tambang yang mengikat perutnya musnah. Wanita bermata kucing itu bebas lepas.

Ya. Melati sudah jatuh, tertimpa tangga. Sesaat, hidup terasa sia-sia belaka. Tak ada kata cinta dalam kamus hidupnya. Untung ia bangkit … hidup tak selebar daun kelor.

Tersiar janji diri, membangun sebuah jembatan yang panjang dan lurus … untuk dititi.

***

“Hunny, what is going on?” suaminya mengagetkan lamunannya dengan pelukan mesra. Sebuah coklat panas dan setangkai mawar merah jambu berpindah dari tangan si pria pada wanitanya. Baling-baling kipas di balkon berputar seribu kali, seakan menari-nari menyuarakan sorak-sorai hati.

“Nothing … thanks, dear. Aku cinta kamu, Hunny Bunny … “ Melati kecup pria idamannya itu. Ia berbohong putih. Baru saja masa lalu lewat di benaknya. Seruputan coklat itu menetralkan suasana, membuatnya bahagia. Hormon happy-nya mengepul diudara.

“I love you too, sweety … I am your Valentine, can’t live without you …”.

Satu hari Valentine yang indah.

***

Yup. Pria cinta pertamanya, Jean telah memberikan sebuah pelajaran berharga. Kata-kata manis dan janji palsu terkadang membuat orang lupa akan segalanya. Bahkan membuang apa yang ada di tangan, apa saja yang telah dimiliki selama ini. Masa muda di waktu lalu yang remang-remang …

Tuhan Maha Adil, memberikan kesempatan kepada makhluk-Nya … tak hanya sekali!

Kini Melati bersyukur bahwa John adalah pria yang dipasangkan Tuhan untuknya, melengkapi tulang rusuk yang hilang. Hidup berdua tak hanya berdasarkan cinta pertama, lebih bermodalkan atas simbiosis mutualisme; saling menghormati, membutuhkan dan pengertian yang mendalam. Ini tak ubahnya kehidupan yang telah ia jalani sepuluh tahun bersama John dan puteri semata wayangnya, Bunga. Dunia serasa milik bertiga.

“Jean, Merci pour me montrer ce que le premier amour, comme, mais j'ai trouvé mon vrai amoureux, John (red : Jean, terima kasih telah mengukir kisah cinta pertama dalam hidupku, tapi telah kutemukan cinta sebenar-benarnya dalam diri seorang John).

Cinta pertama, tak kan terlupa. Tersamar badan, tak lepas jiwa. Selamat mengarungi hidup penuh cinta yang sesungguhnya.

………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun