Judul: Wild card
Sutradara: Simon West
Pemain: John Statham, Michael Angarano, Dominik Garcia-Lorido, Milo Ventimiglia, Hope Davis, Stanley Tucci.
Produksi: Current Entertainment
Rilis: 30 Januari 2015 (USA), 12 Februari 2015 (Jerman)
Waktu: 92 menit
[caption id="attachment_397721" align="aligncenter" width="600" caption="Jangan main kartu, bisa jadi candu (dok.Wikipedia)"][/caption]
Ada sebuah pelajaran berharga dari sebuah film sederhana yang baru saja saya tonton. Film dari aktor yang kondang bermain di film “Transporter“, Jason Statham. Bahwa sebenarnya dalam hidup ini, uang bukan segalanya. Keserakahan untuk mendapatkan harta lebih dan lebih lagi, kadang justru mencelakakan diri. Bukan tambah kaya malah tambah miskin atau tidak punya harta sama sekali. Mau bukti? Coba saja kasino!
Film ini juga menarik untuk ditonton karena diangkat dari sebuah novel "Heat" tahun 1985 karya William Goldman. Ini bukti betapa kuatnya magnet sebuah buku. Semakin dahsyat saja saat difilmkan.
***
Adalah Nick Wild, seorang body guard yang kerja di Las Vegas pada Cyrus. Demi uang, menipu bisa saja dilakukan seseorang. Ini pula yang dilakukan Nick. Ia pura-pura menggoda seorang perempuan yang sedang kencan di pub dan menyerang lelaki botak (saya lupa namanya). Bahkan Nick mencabut rambut palsu si pria. Pasti sakit lah ya... seperti rambut dicabut pakai kertas wax. Auwaaaaa ....
Si perempuan cantik yang tadinya ketakutan dan mengajak prianya masuk mobil bagusnya dan pergi. Ternyata Nick menyusul dan menenteng rambut itu. Mereka pun berkelahi. Nick kalah. Keesokan harinya, si pria mendatangi Nick dan memberikan sejumlah uang. Oooo ... ternyata, itu tipu muslihat si kawan agar si pacar terpesona dan tetap bersamanya. Menganggap si pria, hero. Entah mengapa Nick hanya mengambil separoh hingga membuat si pria bilang:
“Du bist wirklich mein Freund, ich liebe dich ....“ Si kawan senang punya teman seperti Nick, kawan yang disukainya.
Lain waktu, Nick ganti membantu Holly. Perempuan itu pernah cerita akan berkencan dengan seorang kepala gangster. Tidak ada yang menyangka kalau akhirnya, Holly pulang dalam keadaan mengenaskan. Tepatnya, dibuang di jalan aspal depan UGD sebuah rumah sakit. Mukanya rusak! Itu hasil penganiayaan teman kencannya.
Holly menghubungi Nick untuk meminta bantuan. Holly mau balas dendam telah diperkosa dan dipukuli. Tadinya Nick menolak, akhirnya menerima permintaan Holly.
Untuk mendapatkan informasi tentang siapa kepala gangster itu, Nick mendapat bantuan dari seorang teman yang bekerja di sebuah hotel sebagai tukang cuci; bertubuh gendut, berkulit hitam dan ceria. Mau berbincang dengan orang luar negeri? Pakai janji dan menunjuk sebuah tempat yang enak untuk bicara, di sebuah Cafe.
Nick benar-benar nekad. Meski sudah diperingatkan perempuan yang memberi informasi untuk tidak coba-coba mendekati si Danny de Marco, tetap saja Nick mendatangi rumah gangster.
Nick bilang kalau ia tidak terima dengan perlakuan Danny kepada Holly. Dalam perbincangan tanpa kekerasan itu, Danny menawarkan sejumlah 50.000 USD di laci mejanya sebagai pengganti luka Holly. Nick marah. Mereka berkelahi.
Namanya lakon, pasti menang. Nick berhasil melumpuhkan dua body guard dan Danny.Holly dipanggil untuk datang. Perempuan yang wajahnya kini cacat itu sudah siap gunting kebun di dalam tasnya, lho. Tahu kan kalau perempuan sakit hati dengan perempuan, buntutnya jelek-jelekin atau ... jambak rambut sambil teriak-teriak. Kalau sama lelaki? Pasti hawa mau memotong sesuatu? Apanya? Ya, betul ... mau potong alat vital. Tentu saja si kepala gangster takut setengah mati kalau senjatanya dipotong. Untung saja begitu dia bilang minta maaf dan ada uang sebesar 50.000 USD di laci mejanya, acara potong-memotong dibatalkan.
Holly membagi uang itu, 50-50. Nick dapat 25.000. Dasar bakat judi, ia masuk kasino dan main di sana (bersama Cyrus). Mulai menang sedikit sampai banyak. Sampai sepuluh kali lipat! Harusnya, ia puas dengan nilai nominal yang lebih banyak dari yang diberikan Holly. Namanya manusia, tidak akan pernah puas kalau sudah kaya mau kaya lagi dan seterusnya, sampai mati. Nick kalah dalam satu kali main setelah berpikir mempertaruhkan uang semuanya.
Kemalangan tak hanya sampai di situ saja. Nick dihajar dua body guard Dhanny yang dulu dibekuknya. Ini kejadian di hotel.
Dunia memang berputar. Suatu kali, Nick bertemu dengan bos mafia Las Vegas, Baby. Karena sama-sama mafia, Baby kenal Danny. Danny mengadu bahwa Nick telah merampok dan membunuh dua orang body guard-nya. Sesama mafia dilarang saling mendahului, begitu barangkali kode etik mafia Las Vegas. Baby marah karena apa yang dilakukan Nick tentu saja tidak bisa ditolerir. Nick membela diri bahwa Danny berbohong! Yang terjadi adalah justru Danny yang jahat karena memperkosa dan memukul Holly.
Akhirnya, dicapai kesepakatan kalau Nick bisa membuktikan bahwa dia tidak bersalah atau tidak melakukan sesuai tuduhan Danny; ia akan selamat.
Baby meminta Dhanny untuk membuka celananya demi mendapat bukti apa ada goresan dari gunting Holly atau tidak. Dhanny menolak, Nick bebas!
Apa Danny puas? Jengkel dan marah pasti, ya? Mau balas dendam tentu? Jadi tak heran ketika Nick sedang ngobrol dengan Cyrus untuk bisnis (jadi bawahannya) di sebuah Cafe, Danny dan body guard-nya lagi-lagi memergoki dan datang mengganggu. Nick mengakhiri hidup Danny dan kawan-kawannya. Uang dan tiket yang dijanjikan Cyrus untuk Nick, sah. Mereka berpisah.
***
Begitulah dunia, kalau pernah kehilangan uang 500.000 USD, siapa sangka kalau masih ada rejeki datang mengembalikan uang yang sama? Barangkali ini balasan atas kebaikannya selama ini kepada Holly. Atau karena Nick sudah ikhlas waktu kehilangan uang segitu banyak? However, jangan coba-coba berjudi di kasino seperti Nick tadi karena bisa cepat kaya atau sebaliknya cepat miskin sampai tak punya apa-apa. Bahaya!
Selamat sore.(G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H