“Dalam hidup, hal yang selalu saya pelajari dan lakukan adalah berhemat tapi jangan pelit.“
***
Ada lagi satu pelajaran berharga yang saya dapatkan dari membuat buku indie. Memasarkannya sendiri dari Jerman lewat Facebook saja, memang menyenangkan sekaligus memudahkan batas jarak dan waktu. Pelan tapi pasti, satu per satu buku saya dibeli. Efeknya, saya tidak perlu ke mana-mana, cukup dari meja setrika dengan laptop saya.
Hanya butuh energi promosi, provokasi, merayu orang untuk niat membeli, mengirimnya dari Indonesia atau Jerman dan mengontrol pembayaran lewat transfer di bank saya di Indonesia atau Jerman. Tidak mudah memang. Tapi ini jalan yang sementara saya tempuh.
Dari sana, saya mendapat hikmah:
1.Transfer bank dari satu negara ke negara lainnya butuh fee, bea charge yang lumayan.
Seorang kawan di Inggris berhasil saya bujuk. Pria lucu itu mau membeli buku indie saya yang masih kurang sempurna “38 Wanita Indonesia Bisa". Singkat cerita buku pun sampai sudah. Saya memutuskan sistem ada barang ada uang. Saya menagih ongkos pembelian dan kirim dari Jerman setelah buku sampai, lalu mengontrol sendiri. Memang agak repot, enakan nulis.
Karena ia tidak sedang berada di tanah air,pria berkacamata itu tak bisa kirim uang ke bank saya di Indonesia. Enak, di sana bebas bea kalau satu bank. Mana saya tak bisa check on line, jadi saya mohon siapa pun mereka untuk mengirimkan bukti transfer lewat inbox.
Solusinya, kirim ke akun saya di Jerman. Ah, jika menggunakan jasa bank transfer internasional beanya misalnya bayar 500€, ada charge 20€. Lumayan mahal, ya? Nah, akhirnya diputuskan pakai Pay Pal. Ia membayar 5 pound. Ini menjadi 5€ di bank saya, yang harusnya jadi 6,23€. Berarti ada sekitar 10-15% charge transfer. Kemahalan, ya? Apa boleh baut? Transaksi terjadi. Urusan beres.
2.Mengirimkan buku dari Jerman ke luar negeri ternyata lebih murah dibandingkan dengan mengirim dari Indonesiake luar negeri.
Sebagian besar pembeli buku saya adalah orang Indonesia yang ada di Indonesia. Ada beberapa pembeli yang saya layani kirim dari Jerman. Beruntung ada cukup stok yang dibawa teman dari Jakarta saat mudik. Yang beli sampai di Inggris, USA, UEA, Belanda dan Belgia. Semoga makin meluas.
Bea kirim buku atau di Jerman disebut Büchersendung adalah jasa kiriman yang mendapatkan perhatian pemerintah. Mereka membuatnya jadi murah, hanya 1€ untuk berat sampai 500 gram, pengiriman lokal di sleuruh pelosok Jerman. Menyenangkan, bukan? Ini hampir sama dengan bea mengirim kartu pos ke seluruh dunia. Kartu pos tipis, buku saya tebal 310 halaman.
[caption id="attachment_347135" align="aligncenter" width="512" caption="Ongkir buku internasional dari Jerman, lebih murah"][/caption]
[caption id="attachment_347134" align="aligncenter" width="560" caption="Bea kirim buku dari Indonesia ke Malaysia, mahal (dok.Razak Malaysia)"]
Sesuai pengalaman, saya jadi hafal jasa pengiriman buku lokal di tanah air. Misalnya setelah ditimbang di kantor pos, dari Semarang ke seluruh Jateng, Rp.10.000, Jatim Rp 13.500-15.000, Jabar Rp 15.000, Sumatera Rp 20.000-Rp 25.000, Sulawesi dan Kalimantan=lebih dan seterusnya. Harganya bervariasi, meski berat barangnya sama (1 buku, 300 gram). Di Jerman, harga lokal sama. Total hanya 1€ mau dari rumah saya ke Köln, Berlin, Stuttgart, München, Hamburg atau kota lainnya.
Sedangkan ongkir buku ke seluruh dunia dari Jerman atau internasional, dengan berat yang sama (sementara buku saya hanya 300 gram) adalah 3,45€ (maksimal pengiriman 500 gram). Itu lewat udara. Akan sampai dalam 3-7 hari tergantung zona negaranya I, II, atau III. Yang pakai laut sampainya lelet, bulanan, ya 3€. Belum pernah ada kasus bahwa buku saya tak sampai ke luar negeri. Semua dikonfirmasi diterima. Pelayanan yang memuaskan!
Bandingkan dengan apa yang terjadi di saat saya mengirim satu buku dari Indonesia ke Malaysia yang ditarik bea Rp 138.200 atau sekitar 8,76€. Atau setidaknya dua kali dari bea pengiriman buku lewat pos Jerman ke luar negeri.
Logika saya, Indonesia-Malaysia tidaklah jauh tapi memang luar negeri sih. Sedangkan kalau saya mengirim dari Jerman ke USA, lebih jauh lagi. Lain kali mengirim buku saya ke luar Indonesia ... dari Jerman saja, lebih murah. Pakai tanda tangan lagi. Hehe.
***
Semoga saja, ini menjadi masukan bagi pos Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan tetap menjamin kenyamanan dan keamanan kantong pelanggannya. Apalagi, buku adalah jendela dunia. Promosi membuat pengirimannya lebih mudah dan murah tapi cepat dan memuaskan pelanggan, perlu.
Selamat siang, mari berhemat. (G76)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H