Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Bagaimana Kalau Gigi Berwarna Kuning??

26 November 2012   07:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:39 6328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13539146771324209908

„Hiyyy … gigi mama kuning“ Mbak Chayenne menuding gigi saya. Tawanya terbahak-bahak.

“Hek, bocah. Lumayan, daripada kamu, hitam … hiyyyyyyyy …”Saya balik menunjuk salah satu giginya yang agak hitam. Mama tak mau kalah sama anaknya. Ya. Anak gadis saya itu baru 6 tahun. Salah satu gigi depannya oglak-aglik alias mau copot. Gara-garanya ia didorong tetangga sebelah sampai kejedot kursi lalu jatuh. Untung hanya berdarah sedikit, Ndhuk. Ati-ati ….

Gigi yang bermasalah itu kena karies gara-gara sempat ngedot, disusui tak mau (hanya 1 tahun saja menyusu mama mungkin susunya rasa jeruk kecut ya tak mau lagi barangkali?).

Ia malu. Teman-temannya sudah pada tanggal giginya, tapi dia belum waktunya. Telinganya sudah gatal mendengar olok-olok teman di sekolah bahwa giginya agak abu-abu. Ia pengen giginya jatuh segera! Sabarrrrrrrr …. Semoga gigi aslimu nanti bukan yang kuning, meski gen kamu ada gen gigi kuning, anakku. Oh, no! Hiks.

[caption id="attachment_225876" align="aligncenter" width="619" caption="Yang penting gigi sehat dan kuat"][/caption]

Mengapa gigi berwarna kuning?

1.Karena bawaan gen

Dikatakan dalam sebuah tanya jawab, bahwa ras seperti Afrika misalnya memiliki ciri khas lahir dengan gen pemilik gigi berwarna kuning.

Mungkin ini sama halnya dengan di tanah air dimana kebanyakan orang memiliki anugerah gigi berwarna jagung ini. Orang Asia dianggap memiliki pigmen berwarna kuning lebih banyak dari bangsa Caucasia. Ini bisa terlihat pada perbedaan warna mata dan gigi kedua bangsa. Duh ngaca ….

Ada juga yang terlahir dengan gigi susu berwarna putih lalu berikutnya setelah tumbuh gigi asli, cling cling … kuning deh.

2.Konsumsi makanan dan minuman

Dijelaskan bahwa makanan yang panas-panas dan mengandung zat pemicu perubahan warna gigi membuatnya menjadi kuning.

Minuman seperti kopi, teh, anggur itu yang menyebabkan gigi menjadi berwarna. Kan ada tuh yang perubahannya dari putih ke coklat, hitam dan kuning.

3.Penuaan

Seiring dengan bertambahnya usia ternyata email gigi kemungkinan makin menipis, rapuh dan renta akan perubahan warna.

4.Merokok

Jangankan gigi, dinding perokok yang berwarna putih lama-lama akan berwarna kuning loh. Kami sampai harus mengecat ulang rumah gara-gara pemilik terdahulu adalah seseorang yang perokok berat (kretek dan cigar). Apalagi gigi kita yang ruangannya sempit dan bisa sangat tertutup lama itu. Whaaa … mengendap kental kuningnya.

Anyway, ciri khas perokok biasanya adalah di jari jemarinya tempat mengapit batangan rokok, berwarna kuning! Nah, kalau habis memarut kunyit tangan berwarna kuning, itu lain soal.

Help, saya mau gigi putih, dong!

Menghindari makanan dan minuman atau kebiasaan yang memicu kekuningan pada gigi ini, bisa dilakukan. Namun jika sudah berhenti ternyata masih saja kuning, padahal sudah rajin sikat gigi, pakai benang gigi dan berkumur dengan cairan pemutih mungkin bisa ke dokter. Yaaah. Ada uang ada barang deh. Istilah ini juga berlaku bagi siapa saja yang ngotot ingin bergigi putih. Mengapa?

1.Selotip pemutih

Namanya selotip, pasti tinggal ditempelkan ke gigi saja layaknya plaster pada dengkul. Sret. Diterangkan hanya dalam setengah jam saja, gigi akan terlihat lebih putih dari sebelumnya. Wow, jangan happy dulu karena ini hanya tahan beberapa hari saja. Sedangkan menghitung berapa biaya satu paket selotip (dengan batasan kadaluwarsa)saja mikirnya tujuh keliling. Total harganya Rp 750.000-1 juta. Berapa???

2.Gel

Seperti penjelasan akun bernama Law, sebelum memutuskan memakai gel (kandungan 10-15 mili) ini, cek dokter dulu (untuk mencetak tray yang pas, cara memakai dan mengantisipasi iritasi yang bisa terjadi akibat lubang jadi harus ditambal dulu). Proses home bleaching dengan memakai tray berlapis gel pemutih ini bisa dirumah saat malam hari sebelum tidur. Baru dilepas saat bangun tidur di pagi hari. Jika gigi tidak bermasalah, 3 hari akan terlihat perubahan yang berarti. Pemakaian tray sebaiknya bergantian rahang atas dulu baru bawah demi melihat perbedaannya. Perawatan ini harus dihentikan jika terjadi keluhan. Jika sakit berlanjut hubungi dokter. Harganya dipatok 1,5-2 juta. Wih, dauuun kali.

3.Laser

Biasanya ini ditempuh oleh mereka yang bergigi kuning tingkat parah. Perawatannya hanya bisa di klinik dokter gigi lantaran kandungan gelnya yang tinggi (35 mili). Usai gel dan penyinaran selama sejam, perubahan terlihat hanya dalam waktu 0,5-1 jam. Berita buruknya, menurut Columbia University College of Dental Medicine kantong yang harus dirogoh rata-rata pemiliknya harus mengeluarkan setidaknya $600 - $1,200. Yaiy. Dollar! Selanjutnya diharuskan mempertahankan gigi yang sudah diputihkan atau mau bangkrut. Hayooo pilih mana?

Lalu adakah paket hemat untuk saya?

Tinggal di luar negeri, pengencangan ikat pinggang harus digalakkan. Selain agar asap dapur mengepul transparan, tabungan untuk mudik biar makin lumayan (maklum kami berlima).

Tak mau munafik. Memiliki gigi kuning tapi niatan putih selalu ada, banyak yang selalu saya lakukan:

1.Rajin menyikat gigi minimal 2 kali sehari (pagi dan malam hari) sesuai gerakan yang dianjurkan, syukur-syukur lebih (ditambah sehabis makan pagi/siang/malam).

2.Menggunakan pasta gigi berflourid atau yang khusus untuk memutihkan gigi. Kalau yang biasa dipatok 35 sen (tube medium), yang istimewa bisa 2-5 euro an dengan tube kecil.

3.Membersihkan gigi selalu dengan dental floss (bukan tusuk gigi) setiap malam sebelum tidur atau lebih, kalau pas makan ada yang nyelip.

4.Menghindari makanan dan minuman yang mengandung zat berwarna baik alami maupun sintetik. Haduh kalau musim salju suka bingung, pengennya ngeteh teruuuuss ….

5.Selalu memeriksakan gigi rutin ke dokter gigi minimal 1 kali setahun, kalau lagi nggak males, 2 kali. Biasanya Untersuchung atau cek up biasa, gratis. Behandlung atau perawatan karena ada yang rusak/sakit, bayar 10 Euro untuk masa 3 bulan. Kabarnya tahun depan ini dihapus. Yuhuuuu ….

6.Jika dokter memberi signal „Reinigung“ (red: pembersihan gigi komplit dengan bor dan kawan-kawan) yang biasa memakan waktu 1 jaman dengan bea 30-50 euroan, ya harus manut. Saya pernah sekali menjalaninya. Kata dokter cantik itu, soal karang gigi itu selain dari makanan dan minuman juga bakat. What? Bakat kok yang nggak bagus tho, nyonya.

7.Bersyukur, bersyukur, bersyukur. Gigi kuning is OK. Yang penting saya masih hidup dan sehat … Bayangkan kalau kita tidak punya gigi alias ompong, alamak betapa susahnya. Jangan-jangan waktu tidur gigi palsu harus dicopot dan tiba-tiba raib digondol tikus. Eh tikusss … xixixi. Kejadian loh.

Ya Tuhan. Semoga saya selalu ingat soal gigi kuning ini. Be healthy, feel better.(G76).

Sumber:

1.Pengalaman pribadi

2.http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20080127084815AAGBGO6

3.http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080306223058AAHXlpO

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun