Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak Belajar Renang, Tahu Aturan dan Raih Penghargaannya

3 Desember 2014   01:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:12 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14175211111185082409

“Nenek moyangnya pelaut, harus bisa renang.“ Begitulah pesan yang saya sampaikan pada anak gadis yang tadinya ogah ikut kursus renang waktu umurnya TK. Padahal saya sendiri paling takut air yang dalam dan buthek, tak jernih dan memang tidak ada usaha dari orang tua saya agar saya mengakrabkan diri dengan olah raga ini. Hanya ikut di sekolah untuk olah raga wajib. Sudah, itu saja. Dan alangkah senang dan bangganya kalau anak bilang, “Saya lebih baik dari mama dalam hal berenang.“ Iya dong, jangan lebih buruk dari ibuk. Itu terlalu mudah untuk dicontoh, Ndhuk!

Ah, ya. Sekarang si anak sudah kelas tiga SD dan bergabung dengan tim penyelamat DLRG-Deutsche Lebens Rettungs Gesselschaft. Tahu kan namanya anak-anak? Minggu ini semangat berangkat 1000% minggu depannya lagi malaaaas 2000%. Walaaaah ... puyeng. Harus pinter-pinternya saya membujuk agar dia mau masuk. Meskipun dipaksa dan menurut dengan bentuk mulut seperti mas Koki, waktu pulang biasanya si anak hip-hip ceria dan bilang bahwa tadi berenangnya menyenangkan. Halah, ora kelingan ....

[caption id="attachment_380027" align="aligncenter" width="510" caption="Bordiran yang bisa dipasang di baju renang."][/caption]

Anak saya itu sudah mengikuti ujian Seepferdchen dan baru saja lulus tes renang dengan mendapatkan penghargaan Bronze, perunggu. Bagaimana bisa? Ini biasa bagi anak-anak yang dimasukkan ke kursus/klub renang. Mulanya, ada pengumuman bagi anak-anak yang dianggap sudah siap bahwa akan ada ujian. Mata ujiannya antara lain melompat dari papan dan setidaknya 200m berenang. Di lintasan ini, paling tidak maksimal hanya 15 menit sedangkan anak kami itu melewatinya dengan hanya dalam tempo 7 menit 20 detik.

Selanjutnya si anak harus menyelam sedalam 2 meter dan mengambil 5 obyek berwarna elangi di dasar kolam. Anak kami mampu mengambil empat Ring atau gelang warna-warni saja. Satunya ketinggalan karena katanya sudah gak bisa nafas.

Tugas berikutnya adalah melompat dari papan start dan menceritakan tentang peraturan berenang. Eh apa saja sih aturan berenang itu? Berikut didikan Jerman pada anak-anak;

1. Membersihkan diri sebelum berenang, biasanya di bawah pancuran yang tersedia, agar kotoran badan tak masuk ke kolam.

2. Kalau melihat kilat dan halilintar, segera keluar dari air!

3. Segera keluar dari air juga kalau sudah merasa kedinginan (tangan keriput, bibir biru ...)

4. Jangan berenang di dekat kapal dan boot. Ini bahaya! Oh. Padahal di tanah air malah ada atraksi mengambil koin dari para penumpang kapal, ya?

5. Menyelam jangan terlalu dalam. Disesuaikan dengan kemampuan dan pengalaman saja.

6. Jika tak bisa berenang, masuk di kolam yang hanya setali pusar.

7. Matras udara, mainan plastik berwujud hewan-hewan atau mobil-mobilan adalah permainan air yang belum tentu terjamin keamanannya. Bukan alat penyelamat, lho.

8. jaga kebersihan di kolam reang, buang sampah pada tempatnya.

9. Jangan membahayakan siapapun saat melompat ke air. Hati-hati melompat.

10. Takar kekuatan diri

11. Melompat ke air kolam jika air penuh dan kedalamannya cukup, dan ada cukup ruang untuk melompat.

12. Jangan pura-pura tenggelam atau tindakan lain yang membutuhkan bantuan, tetap bantu orang lain kalau ada yang membutuhkan (kalau tidak bisa, minta bantuan orang lain).

13. Jangan berenang dengan perut diisi penuh atau kosong sama sekali.

Nah, tata krama ini pasti harus diketahui anak-anak bangsa kita yang tinggal dekat danau, sungai atau pantai dan senang nyebur ya. Ditambah sejarah nenek kita yang pelaut, pulau-pulau yang dikelilingi laut dengan pantai yang indah dan kekayaan maritim yang saaaaaangat luas dibanding Jerman, tentunya generasi Indonesia harus lebih bisa soal babagan renang-berenang ini.

Jerman sendiri memiliki klub DLRG di setiap daerah. Di daerah kami, hanya butuh 30€ setahun untuk bea keanggotaan. Murah pakai banget kan? Masuk kolam renang sejam di swimming pool umum saja sudah 2,50€ untuk anak-anak. Kalau setiap bulan empat kali berenang setiap Sabtu saja sudah berapa? Dan lagi, anak-anak bisa bersosialisasi dan menurut pada pimpinan (instruktur).

Ok, begitu saja curhat saya tentang pengalaman anak belajar berenang, mengingat aturannya dan dapat penghargaannya. Semoga segera dapat perak lalu emas ya, Ndhuk! Selamat siang. (G76).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun