Mengenal mbak Etty lewat whatsapp group admin Komunitas di Kompasiana. Dia tanya tentang bagaimana mengembangkan komunitas baru. Merasa sudah 8 tahun ikut membesarkan Koteka, aku tertarik untuk mengajak komunitas tempat mbak Etty mengabdi, Cablaka, kolaborasi.
"Hallo, mbak, ini Gana dari Komunitas Traveler Kompasiana. Kompasianer Banyumas sudah ada komunitasnya di Kompasiana, kan? Kalau sudah ayo, kolaborasi dengan Koteka bikin kegiatan online karena aku ada di Jerman atau bisa juga jalan-jalan offline cari partner di Banyumas yang bisa sponsor.
"Iya sudah, tapi belum ada yang bisa diajak sharing untuk bahas program selanjutnya. Padahal saya banyak group penulis cuma belum pada siap gabung di Kompasiana. Komunitas Cablaka memang sudah ada 106 orang yang gabung. Tapi yang di Banyumas pengennya ikut. Kalau dari Kompasiana memangnya dana kegiatan berapa, mas?" Mbak Etty nggak tahu kalau aku berjenis kelamin perempuan. Panggilan mas padaku sungguh menusuk. Makanya aku jelaskan aku perempuan. Mbak Etty menyangka nama Gana itu pasti laki-laki.
"Harus lomba dulu siapa yg rajin. Selama 3 Bulan ada quarter reward untuk 3 Komunitas. Dapat 1 juta. Kalau udah 2 kali menang nggak dapat lagi supaya yg lain dapat." Kukatakan pada mbak Etty tentang iming-iming dari Kompasiana. Aku tepok jidat. Mbak Etty belum up date kondisi sekarang. Dulu sekali, setiap komunitas dapat dana, lalu diganti hanya yang rajin. Sekarang diperketat, yang sudah dapat nggak dapat lagi. "Kapan-kapan Koteka kerjasama dengan Komunitas Cablaka sharing tentang wisata Banyumas, bisa jadi narsum di acara Minggu-an Kotekatalk."Ajakku.
"Baiklah."
Seminggu berlalu, aku sambung lagi obrolan kami waktu itu.
"Apakah komunitas Banyumas mau mengisi Kotekatalk untuk hari Sabtu, 21 Oktober jam 16 WIB?" Tanyaku.
"Bisa minta waktu hari besok nggak, ya?" Mbak Etty nawar. Pasti ia harus berkomunikasi dengan komunitas, untuk memastikan bisa nggaknya.