Minggu, 27 Agustus 2023
Setelah 13 hari berada di Indonesia, aku tiba di Jerman. Belum juga mendudah semua bagasi yang jumlahnya 148 kg, aku menemukan sesuatu yang lezat di tas tanganku. Ya ampun, onde-onde!!!!
"Onde-onde mbak Kana sampai jerman dan kumakan di mobil enak tenan." Begitu aku tulis sebuah pesan di Whatsapp pada si empunya Onde-onde. Itu aku tilep saat kami berada di Ruang Garasi. Waktu itu bersama teman-teman Koteker dan Kompasianer, kami mengunjungi rumah mbak karena karena lagi ada hajatan pamer lukisan wayang mbak Sari Koeswoyo, muridnya. Sebelum pulang, aku ingat bisikanku padanya, supaya aku dibagi no HP, siapa tahu butuh dan menjaga silaturahim. Aku selalu punya feeling. Eaaa...
"Wah. Alhamdulillah, terimakasih, mbak Gana, walau baru Onde-onde dari Ruang Garasi yang sampai Jerman, semoga nanti kawan-kawan dari RG bisa sampai Jerman dan berpameran di sana." Perempuan berjilbab dan berwajah bersih nan bersinar itu sedang menggantungkan mimpinya ke Jerman. Inshaallah.
"Inggih, mbak. Matur nuwun sadayane." Aku membalas dengan bahasa Jawa, mengucapkan terima kasih atas segala pintu yang dia bukakan untuk kami semua.
"Sami-sami." Mbak Kana ganti membalas dengan Bahasa Jawa. Nggak tahu mengapa, aku menduga bahwa mbak Kana orang Jawa. Mungkin dari tindak-tanduknya yang sangat luwes nan baik. Cie.
"Reportase awal lainnya nyusul." Begitu aku kabarkan, bersamaan dengan link reportase beberapa kawan yang menjadi peserta dalam Kotekatrip-9 yang kusetorkan padanya.
"Terimakasih, mbak." Mbak Kana girang. Aku bayangkan mbak Kana menguliti satu-satu artikel teman-teman di Kompasiana.com.
"Nuwun." Aku juga merasa berhutang budi.
"Sami-sami." Nampaknya mbak Kana juga merasakan hal yang sama. Simbiosis mutualisme, bukan benalu. Xixi.