"Mas Sugeng, besok jam 16 WIB sudah ada acara?" Seperti biasa, aku cari-cari pengganti narsum yang nggak konfirmasi lagi menuju Jumat. Sabtu, jadwal zoom Koteka.
"Gimana, mbak Gana?" Tanya mas Sugeng. Dia pasti orang Jawa. Kalau lama nggak kontak, pasti tahu, yang mencari pasti sedang butuh. Wkwk. Aku malu.
"Kalau belum ada acara, bisa zoom 30 menit? Ngobrol trip kita kemaren di Keraton. Kan mas Sugeng mewakili Faircle. Dari KJOG nggak bisa." Kuterangkan maksudku tiba-tiba menghubunginya.
"Bisa." Singkat, padat dan menyenangkan jawabannya. Menyenangkan orang itu mudah dan sederhana. Katakanlah denga "iya", "bisa", "OK" ...
"Nanti, mas cerita bagaimana perjalanan kita. Ada kekurangan dan kelebihan yang kita pelajari, supaya trip berikutnya lebih bagus lagi. Aku sudah ada ide tak sampaikan ke dik Nugroho. Tahun depan kita bikin table manner di hotel sambil spa keraton...." Supaya mas Sugeng bersedia menjadi narsum dadakan, aku harus meyakinkan bahwa zoom nanti akan "aman", semua akan mengalir layaknya air cucuran atap jatuh ke pelimbahan.
"Nggak perlu materi, kan? Cukup cerita saja, kan?" Mas Sugeng berusaha menegaskan ketentuan menjadi narsum. Memang untuk menyiapkan materi seperti PPT, butuh waktu, tenaga dan pikiran. Apalagi bagi orang yang nggak terbiasa. Pasti deg-deg-duer. Mepet, banget. Biasanya banyak yang nggak bersedia.
"Iya, mas. Nanti aku putar insta teman-teman peserta trip. Mohon dikirkm foto untuk flyer dan CV mu, ya?" Karena Kotekatalk akan membahas tentang jalan-jalan bersama Koteka, KJOG, Faircle ke keraton, pastinya lebih asyik melihat memori seperti foto dan video. Kebetulan, syarat ikut trip di Koteka adalah menyebarkan reportase di medsos. Ihhhh, seru banget melihat postingan teman-teman, lho. Kalau melihatpun, nantinya aku berasa hidup lagi di dalamnya, walaupun sudah lama berlalu. Nggak bisa move on. Hiks.
"Foto bisa pakai profil saya." Mas Sugeng pengen bahwa foto untuk flyer adalah foto di CV. Aku pandangi lagi dan lagi fotonya. Aduh, foto KTP. Aku segera hunting foto terbaik mas Sugeng di instagramnya, foto yang lebih ganteng dan josss. Gercep!
Lantas segera aku bikin undangan dari zoom gratisan dan kirim undangan kepadanya. Termasuk flyer. Sat-set, bat-bet tanpa jrang-jreng. Takutnya, mas Sugeng nggak suka ngejreng. Aku sandingkan foto mas Sugeng dengan baju batik itu dengan aku yang berkebaya kayak manten Jawa. Wkwkw. Kurang kerjaan memang.