Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Mengajak Influencer Instagram, Dimas Ramadan sebagai Narsum

17 Juni 2023   03:29 Diperbarui: 17 Juni 2023   03:56 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Colek Dimas, ah (dok. Gana)

Beberapa waktu yang lalu aku meminang  Asita Djojo Koesomo atau akrab dipanggil mbak Asita, mantan wartawan Kompas yang sekarang menulis buku wisata untuk mengisi Kotekatalk- 117 "Wonderful Indonesia: Majestic Banyuwangi." Kompasianer itu sering kontak lewat Whatsapp. Dia menceritakan serunya sang putra menonton Coldplay. Maklum, di Indonesia sedang heboh karena war ticketnya agak ricuh. Ada saja oknum yang tidak bertanggungjawab, menjual dengan harga berlipat ganda, tiket palsu dan seterusnya. Hati-hati dan waspada, ya teman-teman.

Dekat banget! (dok.Dimas)
Dekat banget! (dok.Dimas)

Coldplay forever love

"Anakku Dimas habis nonton Coldplay di Barcelona, Spanyol." Mbak Asita menceritakan pengalaman luar biasa sang putra tercinta. Pikir perempuan yang akan meluncurukan buku wisata ketiganya mengenai Banyuwangi ini, barangkali Dimas  bisa sharing kisah perjalanan nonton artis pujaannya di Koteka.

Hanya saja aku khawatir. Sejak lama aku sudah jadi follower Dimas. Membayangkan bagaimana sibuknya dia jalaaaaan terus saja sudah membuatku pusing, bagaimana ia bisa mengatur waktu untuk mengisi acara Koteka yang setiap hari Sabtu diadakan secara online? Untungnya, si mama cerita bahwa Dimas sedang di rumah bulan Juni. Baru Juli lah, si anak lanang itu akan terbang lagi. Jalan-jalaaaaaan.

"OK, aku atur, ya. Ada no. HP Dimas yang bisa kuhubungi?" Aku bertanya pada mbak Asita. Karena tinggal di luar negeri, hubungan lewat whatsapp pasti amat memudahkan untuk menjangkau orang dari seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia yang 5 jam lebih cepat dari Jerman. Kalau aku sudah tidur, di sana orang sudah pada bangun. Hahaha ... bumi itu bulatttt.

Colekan maut mama Asita

Tetapi saudara-saudara. Lobi dengan orang itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tidak semua pesan bisa terbaca atau direspon dengan cepat sesuai harapan. Harus sabbbarrrr. Ngelus dada mentok. Sambil kemudian lapor pada mamanya, bahwa Dimas belum memberi kepastian, sementara hari berganti hari. Nggak bisa disetop, nggak bisa dikunci. Jalan terooos. Aku yang deg-degan. Makanya minta tolong si ibu untuk tek-tokan di rumah.

"Sabar, ya mbak. Dimas sedang sibuk edit IG tiap harinya." Mbak Asita mengusir rasa gundah-gulana yang menggeliat di hati ini.

Ya, sudah, sembari aku menanti apa katanya, aku sudah mereka-reka flyer. Aku ketik canva. Di sana aku cari-cari gambar yang bagus. Potongan gambarku terdahulu aku copy paste. Dua hari kemudian, Dimas membalas pesanku. Horeeee. Aku bak anak kecil melihat balon XXL yang terbuat dari sabun melayang di udara. Menari-nari, berwarna bak pelangi. Cieee...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun