Arghhh. Saya ingat, saya menulis singkat tentang Wonderful Indonesia: Surabaya, kota kenangan di feed instagram saya. Mengapa saya tidak membagikannya di sini?
Kalian tahu, pada suatu waktu di tahun 2019....
Melihat melalui jendela apartemen kami di hotel Marriott di Surabaya. Keluarga saya ada di bawah sana sementara teman-teman saya Kompasianer Yunan, Keren dan saya sedang memasak mie Jerman di atas. Masa yang menyenangkan. Lucu juga, ketika teman-teman membawa peralatan dan bahan dapur untuk membuatnya acara jadi nyata. Kamar apartemen itu eksklusif tapi tidak ada apa-apanya di dapur. Itu sebabnya saya mengaturnya dengan cepat supaya ada alat masak.
Ya. Kenangan itu kembali muncul usai talkshow bersama mereka yang diselenggarakan oleh Koteka tempo hari. Terima kasih semuanya.
Mengapa saya mencintai orang-orang Unesa? Mereka orang Indonesia!!!! Mereka berhati hangat, mereka memberi saya ruang, mereka senang bertemu saya dan mereka punya waktu. Tidak, mereka tidak pernah menyakiti saya...itulah poin yang saya suka.
Hal yang membuat saya takut dalam hidup ini, bernama "benci" atau "disakiti". Sayapun nggak boleh begitu....
Aih. Tidak sabar untuk mengunjungi Surabaya pada bulan Desember. Akankah ada masa?
Ps: nyanyiin "I'll never love again"- lady Gaga.
"...Oh, aku tidak akan pernah mencintai lagi
Jangan pernah mencintai lagi
Jangan pernah mencintai lagi
Oh, aku tidak akan pernah mencintai lagi..."
Catatan:
Teman-teman ...
Dari artikel singkat ini ...semoga menjadi inspirasi bagi semuanya bahwa Kompasiana itu asli ngangeni. Tak terasa sudah melewati masa menulis selama 10 tahun di sini. Banyak manis, pahit-getir kehidupan ngeblog di sini. Banyak Kompasianer yang datang dan pergi, lalu kembali ... Menyenangkan sekali, nano-nano.
Dan apa yang kita lakukan dalam hidup ini pasti banyak rintangan, godaan dan ujian. Semoga dengan kekuatan lahir dan batin yang kita punya serta dukungan orang-orang sekitar, kita bisa mencapai apa yang kita inginkan. Jika tidak, anggap saja Tuhan sedang menguji kita. Tes yang diberikan pada setiap manusia dengan takar dan waktu yang berbeda. Tiap orang juga memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghadapinya. Ada yang lemah, ada yang kuat. Apakah kita dalam kategori yang berhasil menatap hari demi hari? Semangat!
Menghargai waktu saya, memanfaatkannya semaksimal mungkin, tidak, saya tidak boleh menyia-nyiakannya karena sesal kemudian tiada guna. Berharap minggu ini adalah minggu yang membahagiakan bagi semua. Salam hangat dari Jerman yang sedang cantik karena daun hijau berubah merah, kuning, coklat lalu rontok satu - persatu. Tetapi tidak dengan harapan saya. Kalian juga begitu? (G76)