"Mamaaa ... mamaaa ... aku mau pulang."
Suara jeritan gadis kecil umuran 2,5 tahun itu terdengar dari ujung sana. Wajahnya menempel pada kaca jendela di sebelah pintu, kedua tangannya diangkat ke atas.
Rambut pirangnya berantakan, ia meronta. Air matanya berlinang. Matanya yang biru meratapi kepergian ibunya, yang telah menghilang 10 menit yang lalu. Sepertinya ia anak baru. Catleya namanya.
Perempuan kecil itu baru seminggu dimasukkan mamanya ke taman kanak-kanak. Setiap hari, ketika ia harus berpisah dengan ibunya, ada adegan drama sekian babak yang tampak. Bisa saja, ia belum bisa menyesuaikan dunia baru yang ia temui. Maklum, dulu sebelum masuk TK, ia berada di rumah bersama keluarganya selama 24 jam.
Sekarang ini, ia harus berada di ruang yang asing, guru yang tidak dikenalnya, kegiatan yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya dan teman-teman yang belum pernah ditemuinya. Semua baru!
Seperti psikolog Swiss Jean Piaget (1896--1980), setiap anak dilahirkan di bumi ini dengan dua kemampuan; pertama, beradaptasi (berasimilasi dan berakumulasi). Kemudian, talenta berorganisasi.
Walaupun demikian, setiap anak itu berbeda. Ada anak yang dimasukkan ke TK malah senang karena memang termasuk anak yang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Di lain sisi, ada anak yang depresi masuk TK, karena terlahir sebagai anak introvert.
Di kelas, di mana Catleya berada, ada 3 guru kelas (satu di antaranya baru training). Banyak mainan yang mengundang kemampuan kognitif, motorik, dan sensorik yang disebar di ruangan.
Banyak buku digelar dan mudah diraih anak. Program dari pagi sampai sore mengalir deras. Menu makan 3 kali sehari yang membuat lidah bergoyang. Masa tidur siang selama hampir 2 jam adalah wajib.
Ada 9 anak di dalam kelas yang berasal dari beragam latar belakang, agama, budaya, dan umur (0-3 tahun). Kebun TK yang luas dengan mainan modern yang lengkap pun digelar. Kurang apa?
Ada beberapa pertanyaan yang muncul dalam kasus Catleya ini.
- Mengapa ia kurang cepat beradaptasi?
- Hal-hal apa yang membuat dia tidak mau tinggal di TK seperti anak-anak lainnya?
- Apa yang menyebabkan ia lebih senang berada di rumah bersama keluarganya?
- Apakah benar, ia tipe introvert dan tidak mau bergaul dengan anak seusianya?
- Apa gurunya kurang berkualitas?
- Apa mainannya kurang menarik?
- Apa yang menyebabkan dia berbeda dengan anak lain yang pada hari pertama masuk TK sudah betah, tidak rewel?
- Bukankah TK sudah menerapkan model Berliner? Mengapa anak tidak juga betah?