Pagi itu, waktunya berangkat kerja. Hari itu sungguh menakutkan. Pertama karena mobil saya rusak, motornya bocor dan harus menyetir mobil suami. Namanya bukan mobil sendiri, rasanya nggak nyaman untuk dikendarai ketimbang mobil sendiri.
Untuk naik kendaraan umum, tidak semudah seperti di Indonesia, yang tinggal klik atau tinggal melambai, sudah bisa ikut. Di sini, mimpi, karena saya tinggal di daerah pegunungan alias pelosok.
Kedua, karena cuaca buruk. Namanya musim dingin, hawa tidak hanya minus, langit gelap tapi juga jalanan licin. Makanya saya mengendarai dengan hati-hati. Kalau biasanya 100 kmh, saya kurangi. Biar lambat, asal selamat lah.
Jangan asal menyalip mobil orang
Dari sehari sebelumnya, saya sudah merengek pada suami supaya diantar-jemput saja. Apalagi mobil nanti hanya 8 jam parkir. Sayang suami ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda, saya harus berangkat sendiri. Entah ada perasaan nggak enak saja sampai saya minta bantuan. Ya, sudahlah, jadinya berangkat sendiri. Pada akhir cerita nanti, saya jadi tahu mengapa bisa begitu.
Keluar dari batas wilayah, saya melihat ada tiga kendaraan. Pertama sebuah truk troli 2 gerbong, satu mobil box putih dan satu SUV warna abu-abu gelap. Dua mobil di depan saya itu sepertinya ingin cepat-cepat sampai. Mungkin saja mereka takut terlambat atau pengen pipis.
Yang jelas, saya sudah khawatir, mengapa mereka tidak pelan-pelan saja menyetirnya? Hati saya tambah kacau melihat gelagat mobil box putih menyalip truk gandeng dari kanan ke kiri, dan disusul mobil kedua. Apa cukup waktu? Bukankah truk terlalu panjang. Kalau satu truk saja bahaya apalagi ini ibaratnya dua truk? Yang balapan biasa saja, sayanya yang dag-dig-dug-der.
Dan benarlah, begitu mobil putih kembali ke jalur kanan dan mobil kedua masih di sebelah kiri, tidak melihat datangnya mobil dari arah berlawanan di sisi kiri. Terjadilah kecelakaan frontal. SUV bagian hidungnya hilang dan terperosok ke ladang di sisi kiri jalan. Begitu pula mobil yang dari arah berlawanan.
Melihat kecelakaan? Laporkan!
Truk berhenti. Mobil dari arah lain juga berhenti. Pertolongan pun segera diberikan. Saya menelpon suami saya supaya datang dan memberi bantuan.