Dan hampir seminggu setelah itu, atau hari Senin adalah konfirmasi dari TK bahwa si anak tidak boleh masuk ke TK karena ibunya kena covid19. Satu minggu sebelumnya, si ibu dan suami rapat bersama guru kelas. Mereka masih sehat. Dan hari itu, pastilah saya sudah menggendong si baby dan bermain dengannya, menyuapi dan kegiatan lain selama dua hari.
Saya bengong. Ternyata yang diwajibkan untuk tes swab oleh managemen adalah guru kelas yang rapat bersama si penderita dan guru-guru yang ada kontak langsung dengan guru kelas itu. Selama hasil tes belum keluar, mereka tidak boleh masuk kerja lagi. Kantor pusat pusing karena jadi kehilangan banyak tenaga lokal yang harus karantina. Apalagi seminggu sebelum kejadian di kelas kami, ternyata sudah terjadi di kelas yang lain. Yakni, salah satu kakak guru kelas itu terpapar corona. Jadi, ia harus tes ditambah tidak boleh mengajar selama 2 minggu.
Bagaimana dengan saya? Bukankah seminggu sebelum ibu itu sakit, saya ada di tempat dan mengasuh anaknya seharian? Ternyata dari sekolah saya tidak diwajibkan.
Baiklah. Per 26 Oktober saya libur musim gugur selama seminggu, jadi memang seperti karantina mandiri. Lantas bagaimana dengan suami dan anak-anak saya? Ah, membingungkan.
Apa yang harus kita lakukan jika kita ada kontak dengan teman dekat yang positif corona?
Daripada bingung, saya baca-baca informasi di internet. Ini membantu saya untuk berfikir dan mengambil tindakan seperlunya berkenaan dengan kasus corona di kelas kami baik di tempat kerja maupun di tempat saya menuntut ilmu.
Berikut adalah arahan dari RKI Robert Koch Institut, yang dirilis di website mereka.
Pertama, yang harus kita cek adalah apakah kita mengalami gejala penderita corona? Jika iya, tetap berada di rumah dan jangan mengadakan kontak langsung dengan orang yang beresiko tinggi terkena corona seperti penderita diabetes, kanker dan orang tua. Selain itu tetap jaga jarak 1,5 -- 2 meter dengan orang lain dan jaga kebersihan tangan. Jangan gegabah, ikuti aturan bersin dan batuk (tidak dengan telapak tangan tapi dengan posisi siku).
Kedua, orang di Jerman diharap menghubungi nomor 116117 atau hot line khusus corona di tempat tinggal. Jika tidak tersambung, coba lagi dan lagi.
Tetangga saya dikarantina selama 2 minggu karena teman sekelasnya ada yang kena. Ia menghubungi dokter setempat dan dianjurkan menuju pusat tes corona di kota sebelah. Beritahu mereka jika kita ini adalah grup beresiko tinggi atau tidak. Menurut pengalaman kami sejak corona gelombang pertama, jika kita tidak mengalami gejala dan tidak ada kontak langsung dengan penderita corona maka tidak akan ada tindakan lebih lanjut selain disuruh pulang ke rumah masing-masing.
Namun, andai nafas kita sudah sangat terganggu, kita diminta untuk menelpon 112 atau ambulan.