Kami pun janjian dengan teman suami dan istrinya. Kami berangkat untuk makan malam di caf malam ini.
Pesan coklat hangat manis dan salat kentang dan ikan. Jelas kombinasi yang nggak matching. Mata saya mengerjap karena rasanya asam. Ah, mana udara di luar makin menyambit kulit. Saya yakin masuk angin akan menyerang meski sudah pakai jaket dan syal. Dan benarlah, akhirnya saya banyak buang angin. Nasib.
Usai makan kami pindah ke cafe bagian dalam. Kursi-kursi merah segera kami duduki. Ah, hangat. Kami pun pesan kue sebagai pencuci mulut. Ada kue plum sama kue Mohn. Sayang perut sudah kekenyangan. Jadinya hanya memandangi suami dan kawan-kawannya melahap gunungan kue yang lebih dari 300 gram per potong. Karena kata orang Jerman, kalau kurang dari berat itu disebut kek, bukan kue.
Piring sudah kosong, ketinggian minuman dalam gelas turun mili demi mili. Teman suami menyapa pemilik cafe dan menanyakan apakah ia punya waktu sebentar. Setelah si empunya duduk, si teman mulai mengenalkan kami.
"Ini teman dekat kami ... tinggal di ... mereka sedang membangun pagar dan ..." jelas teman suami saya. Si bapak adalah teman baik orang tua si teman.
"Mereka mau pinjam alat pengeruk tanahku..." sambung si pemilik caf.
"Hahaha ..." Kami ngakak. Si bapak sudah tahu udang di balik rempeyek, menebak apa maksud kedatangan kami.
Setelah itu, dengan enteng si bapak pengekspor kayu ke China untuk dibuat triplek, mengizinkan kami meminjamnya. Padahal kami baru kenal hari itu. Luar biasa.
Syaratnya ia sebut; satu jam dihitung 10 euro/jam. Penghitungannya dipercayakan kami dan ditulis berapa jam perhari, tinggal dikalikan. Kedua, tidak ada asuransi jika kecelakaan terjadi. Kecelakaan ditanggung peminjam. Ketiga, jangan merusak alat. Keempat, alat transportasi saat mengangkut alat seberat 3 ton itu harus diatur sendiri.
Geleng kepala. Alat mahal itu begitu saja dipercayakan untuk dipinjamkan pada orang tidak dikenal? Padahal selama ini, mindset saya lebih pada anggapan orang Jerman itu sangat berhati-hati dalam meminjamkan benda atau harta miliknya. Lah ini beda?
Dari pengalaman hari ini, saya belajar sesuatu bahwa lobi-lobi dengan cara makan-makan yang menghabiskan budget 85 euro hari ini bisa ditiru. Suasana cair setelah perut kenyang.