Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Romantisnya Rothenburg dan Aturan Bikin Roti Enggak Enak Rasanya, Bisa Dipenggal Kepala oleh Raja

30 Agustus 2020   05:30 Diperbarui: 30 Agustus 2020   22:05 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lampu bentuknya kayak benteng dan menara Rothenburg (Dokumentasi Gana)

Ya, sudah, kami berangkat sendiri.

Tadinya suami sudah kasih saran untuk pesan tempat jika ingin makan di restoran. Pikir saya, musim pandemi tidak banyak wisatawan, tidak perlu reservasi.

Benarlah, begitu tiba di resto rekomendasi dinas pariwisata setempat "Zur Zoell", memang suasana masih sepi tapi sudah dipesan orang. Pelayan menggelengkan kepala karena tidak ada kursi untuk kami. 

Kami pun berjalan ke restoran lain yang direkomendasikan Trip Advisor. Di salah satu belokan, kami menemukan sebuah museum kriminal. Di halaman museum itu menampilkan sebuah kurungan yang digunakan pada masa raja-raja.

Kami ingat kata pak tua, bahwa zaman dulu menjadi tukang roti kerajaan adalah pekerjaan yang berat meski hanya bermain dengan tepung dan berada di dapur. Sebabnya, jika roti dimakan raja dan rasanya tidak enak, kepala tukang roti taruhannya.

Masih ingat kan di film-film Hollywood yang menampilkan film-film abad pertengahan. Orang yang dianggap jahat atau tidak memuaskan raja akan dimasukkan ke dalam kurungan, dipancung atau dipenggal kepalanya. 

Masih termangu-mangu memandang kurungan, suami buru-buru menelepon resto satunya tadi. Seorang perempuan di sana berkata bahwa masih ada meja yang kosong untuk kami berdua. Dalam waktu 5 menit kami janji akan tiba di sana.

Makan Kaesspaetzle, selamat makan. (Dokumentasi Gana)
Makan Kaesspaetzle, selamat makan. (Dokumentasi Gana)
Ya. Meninggalkan kurungan dan memori yang mengerikan itu, kami akhirnya tiba di restoran "Zur Pulverer" yang bangunan dan dekorasinya masih asli tapi menu makanan dan minuman hanya bisa diakses melalui scan bar code, atau lewat handphone. Tak perlu was-was tidak ada sinyal karena resto punya wifi. OK. Selamat makan. (G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun