Kata orang, peraturan memang dibuat manusia untuk dilanggar. Benarkah?
Siapa yang biasanya membuat aturan? Pejabat kan? Siapa targetnya? Masyarakat, kan? Kompasianer, numpang tanya. Pejabat itu masuk masyarakat, nggak sih?
Rasanya rada mirip sindiran di atas, bahwa kalau ada aturan ya, pasti ada yang melanggar lah.
Tapi asli nggak nyangka kalau pejabat yang membuat aturan, justru akan jadi orang yang melanggar. Kisah nyata itu lagi santer dibicarakan di Jerman baru-baru ini. Mengapa? Sebab Minister Presiden negara bagian kami Baden-Wuerttemberg, bapak Winfried Kretschmann disorot media. Kalian tahu apa yang beliau langgar? Simak, yuk.
Denda bagi yang bergerombol lebih dari dua orang dan nggak pakai masker
Beberapa hari yang lalu, anak kami yang nomor satu lapor. Biasa anak kos, hilang begitu saja. Datang kalau ada perlunya. Uangnya habis, minta setoran. Apalagi, ia harus membayar uang denda karena mendapat surat cinta dari pemda. Eh? Mengapa bisa sampai begitu?
Ceritanya, zaman Jerman masih tinggi angka pertambahan pasien Corona yakni sekitar bulan April, ada peraturan bahwa boleh bergerombol dengan dua orang saja, kecuali kalau sekeluarga (bapak-ibu dan anak-anak).
Itupun harus pakai masker semua, karena wajib masker sudah berlaku sejak 27 April 2020.
Nah, rupanya, suatu hari anak kami itu pergi bersama dua orang temannya ke Pizzeria atau restoran setempat yang menyajikan masakan khas Italia seperti pizza, Spaghetti, Rigatoni dan raviolii.
Memang orang kalau lagi apes, apalagi namanya anak muda kan gayanya sok cool jadi bahan perhatian. Ya, kebetulan saat itu ada petugas pemda (Ordnungsamt) yang sedang patroli. Setelah menanyakan Ausweis atau ID card, ketiga anak dikatakan akan mendapat surat denda karena mereka bertiga, bukan berdua, ditambah yang paling parah, nggak pakai masker. Di daerah kami, memang dendanya mencapai 15 euro (Rp 360.000) kalau baru sekali dan kalau sudah berkali-kali nggak pakai atau lupa, 30 euro (Rp 480.000).
Akibatnya, total denda masing-masing anak adalah 120 euro atau sekitar Rp 1.900.000 an. Sayang duitnya, dibuang percuma. Kantong jadi bolong.