Waktu TK, saya pernah melihat tetangga menghiasi pohon lidah buayanya dengan cangkang telur. Warnanya hanya coklat bata, warna asli cangkang telur. Karena matahari panas menyengat dan kadang hujan atau tersiram air si pemilik supaya tanah nggak kering, warnanya jadi aus dan lama-lama cangkang hancur.
Selama belajar berkebun saya tahu bahwa, cangkang telur mengandung kalsium karbonat 95% untuk penyubur tanah agar tanaman tumbuh dengan sehat. Cangkang dibuang sayang. Anda mau sehat dan kuat? Rajinlah makan bubuk cangkang telur. Eh, emang ada yang jual? Bikin sendiri kali.
Tahun demi tahun berlalu, nggak terasa bahwa ingatan akan pemandangan paskah tadi kembali muncul di kepala. Begitu tinggal di Jerman, saya lihat para tetangga menggantungkan telur dari plastik di pohon-pohon yang ada di kebun.
Pada bulan April, Jerman yang punya empat musim, mengalami musim semi. Pohon-pohon belum banyak berdaun, bentuknya masih ranting-ranting yang daunnya rontok sejak musim salju tahun lalu.
Selain hiasan telur plastik warna-warni di ranting pohon, orang Jerman punya kebiasaan menghias telur dari cangkang yang sudah kosong isinya.
Cara pertama, melubangi tengah-tengah cangkang telur bagian atas dan bawah. Setelah lubang dirasa cukup, tiup dari atas ke bawah, supaya isi telur kuning dan putih jatuh ke bawah. Usahakan jangan memulas bibir dengan lipstick sebelum meniup, karena bekasnya nanti akan menempel semua di cangkang. Kesannya jijik, sih.
Untuk menghias telur, kita bisa melukisnya terlebih dahulu dengan pensil atau langsung dengan cat air, pastel, cat minyak, kertas tempel atau sticker. Supaya telur nggak terguling waktu dikerjakan, sebaiknya letakkan telur di atas tempat telur. Setelah kering, bisa dibalik untuk diselesaikan gambar bagian bawahnya.
Cara yang kedua untuk menghias telur adalah dengan pewarna buatan khusus untuk makanan. Kalau yang ini, telurnya tidak usah ditiup tapi dimasak terlebih dahulu di dalam panci berisi air. Artinya, nanti telur bisa dimakan, bukan hanya sebagai hiasan belaka.
Jika telur bulat setengah matang butuh 5 menit dalam air mendidih tadi, telur yang matang butuh waktu 10 menit. Paling aman pakai mesin pemasak telur. Tinggal memencet, isinya mau setengah matang atau matang, bisa diatur.
Suami saya selalu mengingatkan kami, untuk mengecek apakah sebutir telur itu sudah matang atau masih mentah adalah dengan memutarnya seperti gasing. Andai berputar kencang artinya matang. Telur yang berputarnya susah, tandanya mentah. Jangan kebalik, ya.
Jika telur matang, telur siap untuk dimasukkan ke gelas yang berisi pewarna. Kali ini, anak-anak kami mau dua warna saja; biru dan merah. Untuk warna ungu, anak-anak mencampur keduanya demi mendapatkan warna ungu. Mereka belajar dari pelajaran seni di sekolah tentang pencampuran warna. Air dalam gelas harus air dingin bukan panas. Di dalam air dicampur sedikit cuka.