Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Bikin Masker Pelindung di Masa Karantina, Yuk

7 April 2020   18:29 Diperbarui: 11 April 2020   04:45 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada kawat dari folder map (dok.Gana)

Sejak 5 Februari signal kekurangan masker, sarung tangan dan baju pelindung bagi pekerja di rumah sakit sudah diteruskan kepada pemerintah Jerman. 

Menteri kesehatan menanggapi dengan mengorder masker di Kenya, Afrika sebanyak 6 juta pieces. Katanya, masyarakat Jerman tidak perlu khawatir. Namun, sampai hari ini sudah April, masker dan perlengkapan  lainnya belum juga tiba. Para dokter dan perawat gelisah.

Di sebuah klinik di Cologne, 50.000 masker dicuri. Suami saya yang bisnis alat dan keperluan medis juga sudah memesan masker untuk bisnis dan keperluan sendiri sejak Februari belum juga tiba.

Keadaan memang sedang kacau-balau dan bahaya, pasien corona sudah menembus angka 99.225. Kanselir Jerman merasa ini sudah waktunya mengganti tanggung-jawab pengadaan masker kepada menteri perdagangan karena tugas menteri kesehatan tidak terlaksana dengan baik.

Teman-teman, jika pemerintah Jerman meminta produsen di Jerman membuat masker, harganya sangat mahal dan yang paling sulit adalah menemukan bahan seperti tali elastis. Mereka akan sanggup menyelesaikan tugas tidak dalam sekejap mata alias butuh waktu yang panjang. Bukankah butuhnya masker sekarang?

Jerman sangat menggantungkan produk dari China, seperti halnya kebanyakan negara-negara di dunia. Hikmah yang bisa diambil; memang mandiri dengan memproduksi  barang dalam negeri dan mencintainya itu lebih bagus. Jempol buat pak Jokowi yang mendukung kebijakan untuk membantu dan mempermudah produk dalam negeri serta lebih diutamakan dari produk luar.

Nah, sekarang karena masker adalah kebutuhan penting saat krisis corona, apalagi WHO sudah kasih aba-aba, setiap orang entah tua-muda, perempuan-pria wajib memilikinya.

Untuk itu, banyak gerakan membuat masker sendiri entah untuk dijual, disumbangkan atau dipakai sendiri.

Di Jerman orang bisa saja beli tetapi ingat, selain stoknya nggak ada, sekali ada mahalnya minta ampun. Jika satu keluarga ada 4 orang, harga satunya 10-15 euro, sudah berapa uang yang harus dikeluarkan?

Kiri masker operasi, kanan masker kain orang awam (dok.Bernd)
Kiri masker operasi, kanan masker kain orang awam (dok.Bernd)
Jenis Masker
Menteri kesehatan Jerman memang gagal mengorganisir pengadaan masker tapi ia sempat mengedukasi masyarakat dengan menyerukan bahwa masker yang harus dipakai para ahli medis yang merawat pasien corona adalah jenis masker operasi dan FFP (Filtering Face Pieces) dengan standar FFP 2 dan FFP 3. Keduanya menggunakan material yang mampu membendung masuknya virus yang bentuknya mikro.

Sedangkan orang awam cukup memakai masker pelindung THT (telinga-hidung-tenggorokan), seperti yang banyak beredar sekarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun