Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bertatap Muka dengan Ombak Monster di Nazare, Portugis

6 November 2019   17:53 Diperbarui: 6 November 2019   17:56 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selfie dengan ombak emprit (dok.Gana)

Berawal dari haul suami yang baru saja merayakan umur emasnya; "Kalau ultah, aku ingin lihat ombak monster di Nazare."

Hah? Lihat? Ombak? Monster? Nggak salah?

Ingatan saya teringat pada tsunami di Indonesia, Jepang dan Thailand yang menelan jutaan jiwa. Atau pengalaman kami di Khao Lak (Thailand), yang mirip Aceh, pernah luluh lantak karena ombak monster dari laut tetapi kini kembali dibangun.

"Ah, lebih baik memang jauh-jauh dari garis pantai yang ombaknya bermeter-meter dan bisa mengamuk" begitu pikir saya.

Ketakutan itu luntur ketika ingat bahwa Portugis adalah negara Eropa yang masuk visa Schengen dan belum saya kunjungi. Yup ... mau koleksi negara! Kalau nggak sekarang, kapan lagi? Hidup sangatlah singkat. Mumpung masih ada rejeki, sehat dan bahagia, memang harus dituruti.

Kami pun berangkat berempat. Perjalanan dari rumah memakan waktu dua jam, tiga jam terbang ke Porto, kota wisata yang cantik dengan bangunan tua dan wisata kuliner yang aduhai. Setelah puas, kami melanjutkan trip. Aih, dua jam naik mobil baru sampai ke Nazare.

Hari sudah gelap, perut sangatlah lapar. Sesuai rekomendasi resepsionis, kami menuju "Rosa." Restoran kecil yang sudah lebih dari setengah abad berdiri. Dekorasi interiornya unik, makanannya murah dan lezat, seperti masakan ibu-ibu rumahan.

Usai dari resto, suami ngotot mengajak saya menatap ombak. Ya ampun, mana saya berani? Dari buku saku tentang Portugal, ada pesan bahwa wisatawan nggak boleh menganggap remeh ombak dari laut bebas itu.

Saya enggan ke sana malam-malam,nggak lihat. Lebih baik kalau hari sudah terang. Kamipun mengitari kota Nazare. Tak ada perasaan takut dibegal perampok atau copet. Seperti berada di kampung sendiri. Nazare memang beda.

Foto ombak jambul di museum (dok.Gana)
Foto ombak jambul di museum (dok.Gana)

Selfie dengan ombak emprit (dok.Gana)
Selfie dengan ombak emprit (dok.Gana)
Karang terkikis jadi begini (dok.Gana)
Karang terkikis jadi begini (dok.Gana)
Ombak Monster, Where Are You?
Dari beli suvenir, kami menuju pantai. Beberapa surfer sedang berlatih. Baju oranye dan hijaunya sangat mempesona. Genjreng, gitu loh dan kalau di air bisa segera kelihatan.  Terlihat beberapa orang Jerman sedang mengambil video dua surfers perempuan berbaju selam warna hitam. Karena hujan rintik-rintik, tim memakai jas hujan tipis warna putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun