Adalah seorang gadis Jerman yang mengalami Prospagnosie, sepertihalnya sang bunda. Dalam liputan Galileo yang saya tonton, ia bercerita ibunya pergi berlibur selama 14 hari. Ketika kembali ke rumah, ia merasa ibunya yang ada di depan pintu serasa ia kenal tetapi tidak tahu siapa dia. Perasaannya aneh menanyakan mengapa perempuan setengah baya yang ada di depan pintu rumahnya seperti foto kopi, memiliki wajah yang mirip dirinya.
Di lain kesempatan, oleh tim, si gadis juga dites untuk mengingat lima perempuan dengan T-shirt dan kucir yang sama. Selama beberapa menit ia hanya diam dan bingung, nggak bisa mengenal perbedaan dari orang-orang yang ada di depannya.
Baru setelah dipaksa-paksa, ia berusaha keras mengaitkan ingatannya dengan perbedaan khusus seperti perempuan pertama hidungnya lebih besar, perempuan kedua alisnya tebal, perempuan ketiga bulu matanya badai, perempuan keempat jidatnya agak lebar dan kelima si perempuan telinganya lebar.
Ada lagi seorang wanita umuran 50 an. Sebagai seorang businesswoman, ia merasakan kelainan nggak bisa mengenali wajah orang. Padahal dalam pekerjaannya, ia dituntut bertemu dengan banyak orang dengan karakter berbeda di tempat yang berbeda pula.
Orang normal biasanya mengenali wajah orang dalam hitungan detik, sedangkan penderita buta wajah akan membutuhkan banyak menit untuk mengenali wajah orang tidak selalu sama atau bukan topeng. Dari kedua contoh tersebut rata-rata ciri-ciri penderita buta wajah adalah:
1. Berpendapat bahwa semua wajah orang yang ditemui, sama.
2. Sulit mengenal orang yang baru saja ditemui.
3. Butuh waktu lama untuk mengingat wajah orang yang baru saja ditemui karena nggak ada struktur atau tanpa tiga dimensi.
4. Lupa mengingat nama pemilik wajah yang ditemui.
5. Tertukar nama dan wajah orang satu dengan yang lainnya.
6. Sering mengatakan bahwa "Saya mengalami kesukaran dalam mengenal wajah orang yang saya pernah kenal sebelumnya."