Seminggu yang lalu, hari-hari begitu menyenangkan bagi anak-anak lantaran perayaan natal di mana-mana. Keterlibatan mereka di grup seperti tari jazz, Rhnrad aka one wheel, Deutsch Rotes Kreuz aka palang merah Jerman dan lain-lain membuat mereka sibuk dengan teman-temannya untuk siapin kado buat tukeran alias wichteln, duduk-makan dan minum bareng demi menyambut natal. Itulah tradisi di Jerman. Mulai dari sekolah, kantor, klub kampung, semua heboh.
Suatu hari, sepulang dari perayaan, si anak gadis cerita kalau ada teman yang ibunya bikin Punsch. Punsch adalah minuman khas natal yang mirip Gluhwein tapi tanpa alkohol.
Jadi Punsch itu biasanya diperuntukkan bagi anak-anak sehingga disebut Kinderpunsch (Kinder=anak-anak) dan Gluhwein khusus bagi dewasa karena meski bisa bikin Baden hangat tapi bisa juga mabok kalau kebanyakan. Kinderpunsch ini mengingatkan saya pada minuman buatan ibu untuk bulan puasa yakni: Setup. Ada satu kesamaannya yaitu bahan kayu manis atau disebut Zimt di Jerman dan gula pasir yang digunakan untuk meramu.
Nah, namanya anak rasa ingin tahunya besar, ia ingin membuat sendiri di dapur. Saking ngedrelnya, langsung bapaknya ditodong beli bahan-bahan di toko terdekat karena saya sedang bersih-bersih. Padahal tahu sendiri menjelang natal, toko dan swalayan banyak pengunjung, semua ikut stress. Yang beli, yang jual... ahhh, selain antrian panjang di kasir juga tentu sulit cari parkir.
Baiklah, sebenarnya, apa saja bahannya?
Bahan-bahan:
1 liter air
250 ml jus jeruk
250 ml jus apel
4 kantong teh buah
3 batang cengkeh
3 sendok bubuk vanili
1 sendok teh bubuk kayu manis
Gula pasir sesukanya (mau sedang atau manis sekali, silakan)
Masak air sampai mendidih.
Masukkan teh, aduk
Ketika warna sudah memerah, masukkan jus jeruk dan jus apel, aduk.
Taburi dengan cengkeh, bubuk vanili dan gula, aduk.
Setelah 5 menit angkat dan siap dihidangkan.
Ps: jika kantong teh hancur, saring Punsch supaya irisan teh tidak ikut terminum. Atau sebagai alternatif, pilih kantong teh dari jaring atau lainnya yang kuat bukan dari kertas tisu yang lembek dan mudah hancur.
Bagaimana, mudah bukan untuk membuatnya? Rasanya pun lezat.
Oh, ya, karena Jerman sangat peduli akan kesehatan, biasanya mereka nggak menggunakan banyak gula atau tidak suka yang terlalu manis pada makanan dan minuman. Bahkan sejak akhir tahun, menteri kesehatan Jerman sudah memberikan himbauan kepada seluruh produsen makanan dan minuman untuk mengurangi gula sebanyak 20% dan garam 10%.
Saya yakin, selama membuat minuman natal ini, selain keluarga jadi harmonis karena buatnya bisa barengan, ada kegiatan daripada masing-masing pegang gadget, kita bisa membuat sendiri minuman itu dan tahu kualitas minumannya.
Jadi saya pikir, karena Indonesia juga memiliki pemeluk agama katolik dan kristen yang merayakan natal, pas juga kalau minuman ini dikenalkan pada anak-anak. Supaya mereka bangga dengan hasil buatan sendiri.