Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gambaran Keamanan Rumah-rumah di Jerman dan Dana Bantuan Ganti Pintu

2 Februari 2018   19:40 Diperbarui: 3 Februari 2018   04:06 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pintu tak hanya cantik tapi harus aman! (dok. SCHELE)

Apakah Anda yakin rumah Anda aman? Jika tidak, Anda tidak sendirian. Semakin banyak orang Jerman yang memiliki kecemasan bahwa rumahnya tidak aman dan jadi sasaran empuk para pencuri. Jerman memiliki paramida terbalik yang berarti jumlah lansianya lebih banyak, atau rumahnya banyak yang sudah tua dan kurang standar keamanannya. Harus diganti.

Gambaran Keamanan Rumah-rumah di Jerman

Menurut GDV, ikatan asuransi Jerman, meski laporan tahun 2016 menunjukkan bahwa angka pencurian di rumah-rumah Jerman cenderung menurun. Tetapi tetap saja dalam 5-10 tahun ke depan, para garong masih saja berkeliaran, bukan.

GDV melakukan interview terhadap 1002 orang (di atas 18 tahun) pada tahun 2016. Hasilnya antara lain sebagai berikut;

  • Ketakutan lansia (60 tahun ke atas) bahwa rumahnya akan dibobol orang cukup  tinggi, yakni  40%. Ketakutan yang sama juga ada meski lebih rendah, yakni mereka yang ada di kisaran umur 18-29 dan 30-44 tahun (masing-masing 32%). Sedangkan satu dari tiga orang pada usia 45-59 tahun mengalami ketakutan yang sama (jadi korban pencurian rumah).
  • Empat dari lima orang yang diinterview beranggapan bahwa pencurian di rumah-rumah Jerman semakin meningkat dalam lima tahun terakhir.
  • Perempuan (41%) lebih merasa takut kalau kemalingan, dibanding pria (28%).
  • Para pemilik rumah (Familienhaus, sendiri) lebih merasa takut kemalingan ketimbang mereka yang tinggal di apartemen (Wohnungen,bersama-sama/rusun).
  • Kenyamanan orang tergantung pada; rumah yang memiliki sistem keamanan yang bagus (24%), karena tidak punya barang berharga di rumah yang bisa/pantas dicuri (49%), tinggal di daerah aman (29%).
  • Ketidaknyamanan rumah tergantung pada; tetangga ada yang sudah kemalingan (36%) dan rumah terancam/berpotensi kemalingan (29%).
  • Untuk meningkatkan keamanan rumah 56% orang memasang Rollden (tirai metal) di setiap jendela, Bewegungsmelder/Aussenbeleuchtung (sistem penyala lampu luar otomatis, ketika ada ada benda bergerak "byakkk") 46%, pengunci jendela 23%, pintu balkon dan atau teras yang aman 18%, 2 gembok pintu (17%),  rantai di pintu utama (14%), terali besi pada jendela (6%) dan hanya 5% orang yang memiliki alarm buat info jika rumahnya dimasuki tamu tak diundang.
  • Penyewa rumah lebih mementingkan investasi keamanan pintu utama, sedangkan pemilik rumah lebih ke jendela dan teras/balkon.
  • 44% penyewa rumah merasa tidak harus menginvestasikan apapun demi keamanan rumah yang disewanya sedangkan 3% penyewa rumah lainnya ingin investasi tapi yang punya rumah nggak kasih ijin. Selain itu, 14% pemilik rumah tidak mau mengganti uang investasi para penyewa. Meskipun sebenarnya menurut UU, pemilik rumah tetap harus membayarnya jika penggantian apapun di dalam rumah yang disewa dalam rangka mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti sudah pernah ada kasus pencurian terlebih dahulu dan sejenisnya. Penggantian atau renovasi yang berkenaan dengan jendela dan pintu utama/balkon/teras yang tidak mempengaruhi substansi bangunan juga diperbolehkan, walaupun tanpa ada kejadian buruk sebelumnya (preventif).
  • Lebih jauh tentang memiliki rumah untuk disewakan di Jerman memang menggiurkan tetapi tetap ada saja kejadian yang tidak diinginkan. Teman-teman yang punya rumah banyak juga pernah cerita. Kalau yang menyewa orang baik-baik, rumah yang bukan miliknya itu akan dirawat dan bayarnya rajin. Begitu dapat penyewa yang nggak jelas, sudah rumahnya pada rusak eee ... nggak bayar bulanan terus lari pula tanpa jejak. Jengkel.

Dana Bantuan Ganti Pintu Rumah dari Pemda Jerman

Nah, lebih jauh tentang soal keamanan, mengingat rumah yang kami tinggali dibangun tahun 1980, ada kekhawatiran yang muncul sejak beberapa tahun yang lalu.

Maklum, pintunya dari kayu. Jika musim dingin tiba, sepertinya angin nakal menembus kisi-kisinya. Wus-wus-wusss. Orang Jerman biasa menempatkan guling kecil panjang di depan pintu, der Tre Luftzug atau di jendela, der Fenster Luftzug. Kami pernah punya itu, yang hiasannya tikus. Sayangnya, kadang riweuh, mengganggu lalu lintas di depan pintu utama dan kalau kotor harus selalu dicuci. Yaaa, kerjaan lagi!

Belum lagi kalau ada hewan seperti anjing dan kucing yang dibawa tamu. Halah, alamat diodol-odol sampai busa penghalang angin itu mabul-mabul keluar. Tikus dikira musuh atau mainan lantas rusak!

Lebih dari itu, pintu yang masih membiarkan angin masuk kurang bagus bagi sistem pemanasan kami yang sudah dibuat baru dengan bahan bakal Pellet dan sinar matahari. Sudah dipanasi, eee ... ada yang bocor dari depan rumah.

Itulah sebabnya, kami berpikir untuk menggunakan uang simpanan demi  membeli pintu. Karena selain untuk hemat energi pemanas rumah, juga demi keamanan di masa depan. Rumah kami tepat di depan hutan, nggak ada yang mengawasi pintu utama. Jarak satu rumah dengan rumah lainnya tidak begitu dekat, meski tinggal di kampung kecil. Intinya, pintu yang lama harus segera diganti dengan pintu yang punya sistem keamanan tinggi.

Setelah mengunjungi pameran energi di kota dan kunjungan perusahaan pintu ke rumah, kami disodori rancangan pintu dengan harga tujuh ribuan euro atau 100 jutaan. Karena harga pintu sangat mahal, kami berpikir keras. Lewat diskon pameran dan bayar tunai dari penjual pintu, harga bisa ditekan sedikit. Astaga, masih tetap mahal!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun