Saya berharap, keberuntungan yang sama akan berpihak pada Robinto. Pria muda asal Kalimantan Barat yang mengikuti audisi DSDS pada September 2017.
Ketika ia masuk ruangan saja, sebagai penonton saya sudah merasa Robinto unik. Lewat wawancara kilat dari juri, keluar banyak informasi tentangnya. Baru 3 bulan tinggal di Jerman, ia sudah pintar bahasa Jerman dan memberanikan diri ikut casting. Saya saja mana berani? Paling banter menyanyi di kamar mandi.
Selama mengikuti kursus bahasa Jerman di VHS Munchen, ia berandai-andai untuk mengejar mimpi-mimpinya. Robinto ingin melanjutkan studi di jurusan keperawatan. Kalau mau pasti bisa, itu katanya. Tidak ada yang bisa mewujudkan mimpi selain dirinya sendiri.
Belakangan, pria yang mengaku tidak mengenakan pernak-pernik suku Dayak waktu casting DSDS karena nggak punya dan memilih mengenakan ikat Bali itu, pulang menggondol kertas Recall. Ya, ia maju lagi! Rasa terima kasih tak terhingga kepada warga Kalbar juga disampaikannya dalam akun youtube miliknya.
Lewat tips dari tim juri saat casting, seperti memilih lagu yang tepat dengan jenis suaranya, saya jamin Robinto akan lolos atau sukses dengan karir menyanyinya. Apalagi penjiwaan Robinto bagus.
Ditambah, salah satu juri yang biasa alot, Dieter juga mengakui ia tak menyangka badan kecil Robinto menyimpan suara besar. Robinto sangat mengagumkan. Mantan anggota paduan suara di SMP, SMA sampai di sebuah Universitas Islam di Jakarta itu memang punya bakat. Dikawinkan dengan niat dan semangatnya yang menyala, menjadikannya orang yang berhasil.
Tanggapan terhadap Robinto
Keputusan juri untuk Robinto membuat diaspora di Jerman bahagia dan bangga. Dalam grup WhatsApp grup atau grup Facebook Diaspora Jerman di Indonesia, ia juga dibahas. Dukung Robinto!
Jika ada pro pasti ada kontra, hal yang biasa dalam kehidupan manusia. Dengan membaca komentar di youtube, terlihat siapa yang menghargai keputusan juri atau tidak, siapa yang menyukai penampilan Robinto atau malah membully-nya.
Contohnya ada yang mengolok-olok ketika Robinto menyebut "Ich wohne in kleinen Dorf in Munchen..." atau Saya tinggal di desa kecil di Munchen." Padahal sudah diralat yang bersangkutan, "In der naehe von Munchen" atau sebuah desa di dekat Munchen. Jangankan baru 3 bulan di Jerman saya sudah lama di Jerman saja masih salah-salah ucap atau tata bahasanya karena memang Fremndsprache, bahasa asing yang tergolong susah.
Ada pula yang mengkritik cara berpikir Robinto bahwa DSDS akan mengubah hidupnya. Menurut Hans Johan von Appelet, itu omong kosong karena show itu biasanya menjual, mengejar rating.