Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Diperiksa Kasir Toko di Jerman

18 Desember 2017   17:39 Diperbarui: 18 Desember 2017   19:43 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua brosur majalah yang diperiksa (dok.Gana)

Senin. Hari pertama dalam seminggu itu pasti membawa kepanikan tersendiri karena Sabtu-Minggu libur bisa santai, setelahnya harus siap memulai kegiatan rutin. Nggak heran kalau saya bilang males buat antar suami beli pintu di toko bahan bangunan. Tetapi biasa, suami saya membujuk rayu supaya saya ikut. Akhirnya, sayapun luluh.

Tiba di toko material "H" di kota asal satu ras anjing terkenal di dunia "R", kami segera menuju bagian stok pintu kaca. Customer service mengatakan bahwa tidak ada barang di gudang tetapi kami bisa memesan secara on line dan harus mengambil di filial.

Ah, pulang dengan tangan hampa? Saya pengen beli bunga, ah. Tetapi rupanya tidak ada yang mengena di hati ketika kami mengelilingi bagian bunga. Akhirnya, kami memang pulang dengan tangan hampa. Nggak beli apa-apa kecuali dua brosur yang diberi oleh customer service di tangan kanan saya. Satu majalah tentang toko, satu majalah tentang pintu kaca.

Kontrol pengunjung di meja kasir

Melewati jalan keluar yang penuh dengan barisan orang mau membayar, membuat kami putus asa. Panjang sekaliiii, padahal jam menunjukkan pukul 11.45. Oh, harus segera menjemput anak bungsu! Tiba-tiba, seorang perempuan dengan kardus besar menerobos jalan masuk (bukan keluar), ketika seseorang kebetulan sedang masuk. Dia berteriak, "Kardusku kosong, ya?" Barangkali biar tidak dikira membawa sesuatu di dalam karton besar tanpa melewati kasir atau tidak bayar. Kasir mungkin kenal karena langung menengokkan kepala dan menyapa.

Suami saya ada ide untuk mengikuti si perempuan tadi. Saya ragu tapi tetap mengikuti tarikan tangan suami. Eeee ... apes!!!

"Berhenti, berhenti. Anda tidak bisa begitu saja pergi dengan membawa sesuatu tanpa saya cek." Teriak kasir di sebelah kanan, yang sedari tadi memang ewuh melayani pembeli. Sudah panjang antrian, banyak pula barang yang ada di papan berjalan. Semua mau segera dilayani dan pulang. Harap maklum.

Masih juga kamitenggengen, speechless atau tidak bisa ngomong apa-apa, saya ulurkan 2 buah majalah yang ada di tangan. Ada apa dengan saya? Apa saya mencuri brosur dan majalah tentang daftar pintu yang ingin dijual di toko?

Ibu kasir mulai membuka halaman satu persatu. Tidak puas karena tak menemukan apapun di sana, ia guncang-guncangkan brosur ke arah meja. Hoppala! Tidak ada yang jatuh. Kalau dimikroskop, barangkali ... debu yang jatuh.

Beberapa sudut mata pengunjung memandangi saya dari atas ke bawah dan mengawasi kepergian saya menuju pintu utama toko.

"Kenapa kamu menurut? Kalau aku jadi kamu, aku katakan padanya, silakan ambil majalah tokomu, aku tidak membutuhkannya. Aku pesan di toko lain saja." Kesal sekali suami saya berujar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun