Kemajuan teknologi memang mempermudah aktivitas manusia. Contohnya Whatsapp. Thanks to a new technology. Selain anak muda, suami saya adalah pemakai setianya. Bisnis dengan partner di luar negeri seluruh dunia lancar jaya. Nulis percakapan, impor barang, ekspor barang, kirim data, gambar, suara, foto, video ... pokoknya lengkap, deh. Semua ada di sana untuk mendukung chat.
Lewat aplikasi itu, saya juga bisa mengatur penerbitan buku-buku dan promosinya di tanah air selama saya ada di Jerman. Acara-acara Indonesia yang saya selenggarakan di Jerman juga hanya menggunakan media meeting whatsapp ketimbang tatap muka. Whatsapp group orang Indonesia pun, masih bisa saya ikuti. Bahkan yang terakhir, manfaat chat whatsapp sungguh luar biasa. Pakai group chat WA, saya berhasil jadi juru damai dua orang teman saya yang sudah 30 tahun musuhan. Bukankah itu positif dan menyenangkan? Whatsapp rupanya membawa kebaikan, bermanfaat! Dengan catatan, digunakan sesuai porsinya.
Eh, sebentar, dalam hidup ini selalu ada dua sisi mata uang. Kalau ada baiknya pasti dong ada buruknya.
Keburukan Aplikasi Chat Whatsapp
Selain bikin orang lupa waktu, tengkuk sakit jadi generasi yang merunduk karena terlalu banyak menunduk, jemari/tangan kram kebanyakan pencet-pencet waktu chat whatsapp, ada dampak buruk Whatsapp lainnya yang menyeramkan; bikin rumah tangga retak!
Nggak percaya? Berikut cerita teman-teman dekat saya:
1. Mempermudah Kencan Rahasia
Suatu hari di bulan puasa, seorang pria bertamu ke rumah kami. Masih pukul 13.30. Barangkali karena hari Jumat, Max yang ternyata teman suami saya itu sudah Feierabendaka pulang kerja lebih awal karena hari Jumat jam kerjanya pendek.
Karena panas, tamu dan suami duduk-duduk di teras dekat kebun mawar di belakang rumah. Sembari setrika, sayup-sayup saya dengar obrolan mereka. Maklum, jendelanya seberangan sama taman. Takut dikira nguping, saya nyetel youtube keras-keras. Lebih asyik. Haha. Nikmatnya nyetrika sambil memandang layar, asal setrikaan nggak gosong saja, kan.
Pukul 19.00, Max baru pulang. Heran, betah amat. Istrinya nggak nyari? Olala. Ternyata. Suami cerita kalau temannya itu sedang sedih karena nemu perselingkuhan istrinya di chat whatsapp. Teknisi IT itu tentu punya banyak akal untuk mengorek data apa saja yang ada di HP istrinya. Namanya jago utak-utik software. Bahkan untuk menambah bukti kuat, dia pasang penyadap untuk menangkap pembicaraan lesan istri dan lelaki yang dicurigai. Serem, ya? Kayak di film-film Hollywood saja.
Tadinya, teman suami saya itu menganggap biasa tetapi ketika sikap istri mulai banyak berubah dan sering pergi nggak tahu ke mana, ia jadi curiga.