Frankfurt, 29 Juli 2017.
Sudah sampai Frankfurt! Habis check in, kami menuju gate yang tertera pada kartu boarding. Waktuboarding masih lama, kami duduk di kursi tunggu. Ke toilet, checkHP, baca-baca, aaaahh ...menunggu membunuh waktu.
Beberapa menit sebelum waktu boarding, kami berdiri. Sepuluh orang dewasa sudah antri satu lini, kami merangsek ke barisan terdepan menjadi lini kedua.
"Apa-apaan ini? Kamu harus antri ke belakang!" Hardik seorang pria berjenggot yang memakai baju flanel lusuh dan sepatu ket, dalam bahasa Jerman. Huff. Tatoonya bikin miris, euy.
"Biasanya, penumpang yang membawa anak-anak akan didahulukan" Jawab suami saya kalem.
"Kata siapa?" Matanya mendelik, suaranya makin mengeras. Mukanya memerah, dagunya mendongak.
Kami melengos dan bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia karena yakin itu bapak nggak paham bahasa Indonesia. Badan kami masih ditanam di barisan semula, nggak pindah. Halah, keukeuhhhh.
Banyak Maskapai Asing Mendahulukan Penumpang dengan Anak-anak atau Lansia Saat Boarding
Tak berapa lama, suara merdu seorang petugas wanita mengumumkan bahwa waktu boarding sudah mulai, bagi penumpang yang membawa anak-anak dan lansia untuk maju terlebih dahulu.
Diarrrrrrrrrr. Hatahhhhhh. Eh, mana si bapak yang baris nomor satu depan meja boarding dan marah-marah tadi? Haaaaa ... menghilang, saudara-saudara. Dia bilang "Kata siapa???" Tuuuuuhhh ... kata mbak petugas maskapai Qatar! Wekkkk....
Barangkali, si bapak tadi baru pertama kali naik pesawat karena biasanya pesawat asing selalu mendahulukan anak-anak dan lansia. Bisa saja, si bapak lagi M.