Petugas melakukan pengecekan data di komputer. Apakah surat-surat saya asli, valid dan terdeteksi?
Oh jeee, ya ampun ... si ibu berdecak, ada masalah! Nggak ada nama keluarga pada SIM yang dibuat 11 tahun yang lalu di Jerman, sedangkan paspor (terbaru 2017) yang dibuat di Semarang pakai nama keluarga suami. Ya, orang Jawa nggak punya nama keluarga dan saya baru ganti nama keluarga, mengikuti nama keluarga suami demi mempermudah pengarsipan dokumen di Jerman, beberapa tahun setelah punya SIM Jerman.
Lantas pijimana, dong? Solusinya, nama panjang saya jadi nama keluarga (seperti SIM Jerman/EU lama), itu tertera dalam SIM internasional. Weleeehkayak kereta! Terus, si ibu punya ide buat nambahin catatan penting pada halaman terakhir SIM internasional bahwa nama keluarga saya sudah diganti sesuai paspor terbaru. Artinya, meski SIM Jerman dan SIM internasional datanya nggak persis, tetap bisa berlaku. Syukurlah!
Si ibu kasih saran; kalau mau SIM internasional langsung dengan nama keluarga, SIM Jerman lama harus diganti. Aduh, sudah bayanginribetnya ganti.
Catatan berikutnya di halaman terakhir SIM internasional adalah bahwa saya harus pakai kacamata (rabun jauh) selama mengendara.
Masalah data sudah clear. Kami diberi sebuah kartu seperti kartu ATM dan disuruh menuju ATM khusus di luar ruangan demi membayar bea pembuatan SIM internasional. Tertera, 15 euro. Kwitansi keluar dari mesin begitu kartu debit dimasukkan (bisa juga cash). Tertulis 1 euro untuk bea lain-lain dan 14 euro untuk SIM internasional. Total 15 euro atau Rp 225.000,00.
Langkah kami kembali menuju ke ruang petugas dan tangan saya segera nyerahin kwitansi. Sebagai gantinya, si ibu memindahtangankan sebuah buku warna abu-abu, SIM internasional dari Jerman. Beliau minta saya menandatanganinya dan bilang bahwa masa berlakunya 3 tahun saja dan harus diperpanjang jika diperlukan lagi.
"Vielen Dank, Frau Buller. Ich wuensche Ihnen einen schoenen Tag." Merasa happy kwadrat, saya pamit. Berharap si ibu akan bahagia pada hari itu seperti ia membahagiakan saya dengan SIM internasional.
Buku SIM Internasional di Jerman mencantumkan terjemahan dalam bahasa Inggris, Rusia, Italia dan Perancis.
Kenapa SIM internasional di Indonesia Lebih Mahal dan pakai foto kopi?
Dari proses pembuatan SIM internasional di Jerman yang kira-kira hanya 10 menit itu, sebagai masyarakat, seneng kalau dilayani dan dipermudah, nggak dipersulit. Kalau bisa dibikin cepat, kenapa musti lelet? Kalau bisa murah, kenapa harus mahal? Intinya, seperti kata orang Jerman "Der Kunde ist Koenig" atau pembeli adalah raja, bahwa pelayananan kepada masyarakat Jerman harus dilakukan dengan maksimal dan sebaik-baiknya tanpa pandang bulu.