Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Virus Poco-poco Menyerang Dunia

17 Mei 2017   16:47 Diperbarui: 17 Mei 2017   22:11 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Maaf, ya ... aku nggak jadi datang.“ Kata seorang teman artis yang akan mendukung acara malam Indonesia yang saya adakan bersama teman-teman diaspora didukung VHS, museum, Hettich, Logiport dan pemda setempat April lalu.

Lemes. Kok, ono-ono bae. Sudah dirancang, eeee ... ada saja program acara yang batal. Dari yang pemain biola untuk lagu “Tanah Pusaka“ yang nggak bisa datang, penari poco-poco dan pembawa ukuleleada acara lain di klub, wayang orang yang sutradaranya sakit, tukang onde-onde yang anaknya harus ikuti lomba sampai MC yang punya acara penting bingit. Ya ampuunnn, cekot-cekot!Hasilnya saya nari empat kali. Halaaahhhh ...

Setelah dibicarakan dengan teman-teman dalam WA, Kompasianer Eberle usul dan teman-teman panitia (berlima) sepakat akan menggantikan para artis, mengajak penonton untuk ikut serta. Saya mengangguk.

Hasilnya? Hari H. Taraaaa ... tarian berhasil menarik ibu dubes, konjen dan para tamu Jerman serta diaspora untuk maju ke depan dan menari bersama! Wowww, virus poco-poco menyebar. Seru! Inilah Indonesia. Indonesia?

Asal muasal poco-poco?

Sebenarnya dari mana sih asal poco-poco? Lagunya?

Lagu itu dinyanyikan pemilik suara mentul-mentul khas Jopie Latul dari Ambon, Indonesia apalagi dengan housemix. Penciptanya sendiri, Arie Sapulette yang lagi jatuh cinta. Hey, falling in love? Begini nih liriknya:

Balenggang pata pata (jalan berlenggak-lenggok)

Ngana pe goyang pica pica (goyangan badanmu gemulai)

Ngana pe bodi poco poco (bentuk tubuhmu indah berisi)

Cuma ngana yang kita cinta (hanya kamu yang aku cinta)

Cuma ngana yang kita sayang (hanya kamu yang aku sayang)

Cuma ngana suka bikin pusing (hanya kamu yang buat aku pusing)

.......

Asyik ya. Meskipun lagi cinta-cintaan, nggak mendayu-dayu tapi rancak. Asal tariannya?

Seorang pemilik akun youtube bernama Harvey Kolelsy menguraikan “Ini tarian manado tapi tarian ambon, diciptakan oleh Ari Sapulette asli ambon dan dinyanyikan oleh Yopi Latul asli ambon. Tarian Poco-Poco adalah tarian gabungan antara tarian yospan(papua) dan wayase(ambon). bahasa dan logat yg dipakai adalah logat Ternate Maluku Utara yg mirip Manado. jadi kalau dikatakan tarian poco2 berasal dari manado itu salah dan samasekali tidak betul. saya merasa harus memberi klarifikasi dan penjelasan karena banyak dari kita masih keliru dan salah ttg asal-usul tarian poco-poco, Salam NKRI“

Tarian yang pernah didebatkan negara tetangga bahwa asalnya dari umat kristen di Philipina itu, dikatakan juga memiliki gerakan tertentu yang tidak sesuai, eh, justru populer sejagad, nih. Lintas negara, lintas agama.

Negara mana saja yang tertular virus Poco-poco?

Namanya virus, sekali datang menyebarrrr. Poco-poconggak hanya pernah trend di Indonesia tapi juga ke luar negeri. Negara mana saja yang ketularan?

1.Jerman

Tarian poco-poco pertama kali saya kenalkan pada sekitar 100 masyarakat Jerman di kampung kami Januari 2016. Saya mengundang seorang teman yang asli Ambon untuk berada di garda depan dan mengajak tamu-tamu saya menari. Sebenarnya bisa nari sendiri tapi saya harus menarikan 5 tarian lainnya, harus ganti baju dan nggak ada waktu.

Lalu, dalam pesta Hemndglonkerdi kampung kami Februari 2017, beberapa orang menari dengan gerakan poco-poco, saya terpesona. Kok, bisa ya? Dari mana mereka tahu gerakannya? Padahal mereka nggak hadir pada acara sebelumnya. Yah, sayangnya saya nggak nanya, speechless.

Baru-baru ini di Jerman, Mei 2017, gerakan itu nggak hanya dipaskan dengan musik poco-poco tapi musik modern apa saja. Sebuah pesta Über 30 yang 5 jam saya hadiri itu jadi rekor. Nggak hanya karena baterei saya kok, bisa tahan lama tinggal di sana tapi juga terkejut ketika pukul 00.00 semua menarikan poco-poco dengan lagu-lagu berbahasa Inggris. “Heyyy ... ini tarian Indonesia“ teriak suami dan saya. Segera kami ambil foto dan video. Ini bukti! Rupanya Jerman mampu ditembus oleh virus poco-poco. Juli 2017, akan ada malam Indonesia di Freiburg, Jerman. Rencana, poco-poco masuk acara. Tunggu beritanya, ya.

Pesta di Jerman yang pentas poco-poco (dok.Gana)
Pesta di Jerman yang pentas poco-poco (dok.Gana)
2. Inggris

Pada tanggal 21 Februari 2016, Jeffri Ramli dari Malaysia ikut kontes Voice di UK. Dalam wawancara habis nyanyi, juri tanya gerakan-gerakan tarian dari Malaysia dan Jeffri mengatakan “Actually it is originated from from Indonesia ... and we call it poco-poco,“ sambil garuk-garuk kuping kiri menjelaskan ke juri tadi. Senang dan bangga bahwa Jeffri legawa bijak menjelaskannya dan bahkan mengajarkan poco-poco pada para juri di depan mata jutaan bahkan bisa jadi milyaran pemirsa. Emejing! Jeffri, thank you.

3. Jepang

Tahun 2010, beberapa pemuda mengundang perhatian masyarakat di sebuah park di Himeji, Jepang. Disusul tahun 2013, pada sebuah international party di Gunma.

4. Belanda

Postingan Bert Tijmensen menjadi bukti bahwa poco-poco nikmat untuk ditampilkan.

5. China

Dipraktekkan Exodia YC di Xinghai Prize International CC tahun 2010.

6. Australia

Tarian rakyat Maluku itu sudah ngehit di acara World of Food Festival di Government House Perth tahun 2015.

7. Malaysia.

Meski ada pro dan kontra, nyatanya, poco-poco banyak dipentaskan di negeri jiran. Contohnya oleh Air Asia All star di LCCT Kuala Lumpur tahun 2012.

8. Belanda.

Den Haag adalah salah satu kota yang sudah kena virusnya pada tahun 2013.

9. Bahrain

Negeri kerajaan itu juga mengenal poco-poco, yang dilakukan oleh diaspora Indonesia di sana tahun 2013.

10. USA

Poco-poco pernah bikin heboh di San Fransisco, saat kegiatan Indonesian day tahun 2011 diadakan.

Ada lagi? Tambahkan sendiri, ya.

Mari ikut melestarikannya

Apakah poco-poco akan terus berkembang di luar negeri dan hilang di dalam negeri sendiri? Ooooo ... tentu tidak. Lihatlah sudah ada gagasan bapak menteri Pemuda dan olahraga bapak Imam Nahrawi agar  gerakan poco-poco lestari, meski dengan lagu bukan dari punya Arie tapi diciptakan lagi lagu lain. Itu menjadi senam poco-poco olah raga 2016. Banyak murid SD dan SMP di tanah air yang sudah mempraktekkannya di sekolah. Bravo!

Kompasianer, jangan kalah ya. Kalau belum bisa, bisa belajar. Mudah and really fun, kok!

OK. Dari obrolan saya ini, saya sudah baca-baca dan ketemu. Ending-nya, Wikipedia telah menyebut poco-poco sebagai line dance dari Indonesia tapi ada blog yang cerita ini milik Philipina dan tergugatlah Yopi Latul/Arie Sapulette. Jadi pengen tahu, apa tarian poco-poco sudah ada copy right resmi? Jangan sampai diakui negara lain.

Satu lagi ... saya ingat bahwa Gemu Fa mire sedang ngetrend di luar negeri akhir-akhir ini, nggak kalah keren dibanding poco-poco. Contohnya di Hongaria, tempat ibu cantik Y.M Wening Esthyprobo bertugas sebagai dubes. Beliau adalah salah satu yang ikut melestarikan virus Gemu Fa mire. Lagu Gemu Fa mire ada copy right yang dipunya pencipta lagu Nyong Franco (Frans Cornelis Dian Bunda) dari NTT. Berlaku sejak pengakuan tahun 2014 sampai 70 tahun sesudah si pencipta meninggal.

Hmmm, apakah gerakan tariannya sendiri juga sudah dilindungi? Ya sudah, ayo segera belajar Gemu Ga mire jangan kalah sama bule! Selamat siang.(G76)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun