Tablet memang praktis untuk dibawa selama traveling. Ukuran tidak sebesar dan seberat laptop tapi fungsinya sama. Makanya, saya pilih Ipad. Ipad yang lama memang sama besarnya dengan yang terbaru, hanya saja beratnyaaaaa yang model jadul. Meski berat, saya tetep pakai karena toh masih bagus dan ok untuk kerja. Pasalnya, saya suka nulis perjalanan dengan note. Kalau ditunda sampai rumah dan ingin menuliskannya di laptop pasti lupa. Jika ditulis di kertas, biasanya sampai rumah, "ini bacanya bagaimana?" Maklum, tulisan cakar ayam. Itulah sebabnya, Ipad selalu saya bawa dalam perjalanan. Karena digunakan setelah jalan-jalan, khususnya pada malam hari, Ipad biasa saya tinggal di dalam mobil, penginapan atau hotel. Selain tidak ada waktu untuk menggunakannya, takut rusak di dalam tas punggung. Bisa karena air minum, hujan, tergencet benda keras dan perkara lainnya.
Ipad saya beri sampul dari bahan Polycarbonat, mirip punya Electronic city yang model Case Logic ipad Case Pink FSI 1095 PHLOK/PK seharga Rp 549.000,00 itu.
Selain untuk menulis, ipad juga bisa ambil video dan diolah sekalian karena ada program mudah seperti Imovie.
Kadang ketika berada di dalam ruangan, saya mengambil gambar dengan kamera Ipad. Misalnya gara-gara batere HP atau kamera habis. Hah, nggak berat dan kegedean angkat-angkat untuk mengambil foto? Sekali-kali tidak apalah....
Keuntungannya, foto bisa diedit dengan picaso, phototoscetch, miframe atau instagram dan lainnya. Baru diupload ke media sosial seperti FB, Twitter, Instagram bahkan Kompasiana.
Nah, itu tadi alat elektronik yang tak pernah ketinggalan saya bawa selama traveling di dalam maupun di luar negeri. Kalau saya ke Indonesia sudah luar negeri karena tinggalnya di Jerman. Jika pergi ke Bremen, Berlin, München, Stuttgart, Frankfurt dan sejenisnya, itu baru dalam negeri. Lucu tapi nyata.
Teman-teman kompasianer, alat-alat itu pula yang mendukung saya untuk mewujudkan impian mendokumentasikan perjalanan 10 tahun di Jerman dalam "Exploring Germany" terbitan Elexmedia, Februari 2016 dan segera "Exploring Hungary". Yup, luar biasa dan bermanfaat memang ketiga alat elektronik pendukung traveling saya itu. Bagaimana dengan alat elektronik favorit Kompasianer selama perjalanan traveling?
***
Aduh, dari tadi ngomongin soal alat elektronik pendukung traveling. Jadi ingin lihat-lihat perkembangannya di tanah air. Di Jakarta rupanya sudah lama ada Electronic city. Toko khusus barang elektronik pertama di Indonesia itu sudah berusia 15 tahun. Sebagai toko elektronik terbesar dan terlengkap di tanah air, Electronic City menempati lokasi strategis dengan lebih dari 60 toko seperti di Jakarta; EC SCBD, EC Bintaro dan EC Botani. Kota besar lainnya yakni Bandung, Bogor, Solo, Kuta, Magelang, Medan, Pontianak, Pekalongan, Yogyakarta dan masih banyak lainnya.
Mengapa berbelanja di Electronic City?
Pertama karena memiliki premium service EC 24-hour repair, ada layanan 24 jam reparasi. Jika barang rusak dan masih ada garansi, teknisi mereka akan mengunjungi Anda dalam waktu maksimal 6 jam dari permintaan dan memberikan opsi peminjaman unit pengganti selama perbaikan. Ingat call center mereka di 1500032 atau SMS dan Whatsapp di 08118500032 (setiap hari, 10.00-22.00), BBM ASKECI atau Email customer@electronic-city.co.id.