Iya lah. Tak perlu kecewa meski tak seheboh di Berlin karena di sana ada ratu Elizabeth, Lady Di dan Princess Sisi di sebelah kiri dekat kasir. Selain itu di lantai yang sama ada Angela Merkel, Gorbachev, Barack Obama, Julia Robert, Angelina Jolie, Harry Potter dan sebuah kamar mengerikan dengan tampilan berdarah dalam sebuah sel besi ditutup tirai dan bentuk organ manusia di sebuah ruangan. Lantai kedua ada Hitler, Vladimir Klitschko dan Michael Schumacher.
Perbedaan lain dari yang di Berlin, tidak ada toko merchandize seperti di Berlin. Hanya ada kartu pos patung lilin yang ada. Sudah. Irit kann? Hehehe ... yang tukang belanja, dompetnya aman.
Di lantai dua itu ada yang unik. Di sebelah ruangan organ manusia, berdiri perempuan raksasa yang lahir dan seorang pria berberat tubuh 160 kg pada saat remaja dan semakin bertambah di usia tuanya.
Satu hikmah dari melihat mereka bahwa tidak ada manusia yang sempurna karena tidak ada gading yang tak retak. Contohnya saya, badan saya semampai (semeter tak sampai) eh maksudnya hanya 150 cm, hidung saya hilang, pesek nggak mancung kayak suami atau anak-anak, kulit saya coklat nggak putih seperti dambaan kebanyakan perempuan Indonesia, wajah saya bulat bukan oval ... memang anugerah yang harus tetap disyukuri. Bukan salah Bunda mengandung.
Rasa bersyukur itu pasti juga milik kedua tokoh yang masuk dalam koleksi Panoptikum; seorang wanita bertubuh raksasa dan seorang lelaki bertubuh over weight.
Sebaliknya, kita yang bertubuh pendek tetap bersyukur karena kalau dilahirkan setinggi lebih dari 2 meter, repot juga kan? Bahan baju lebih banyak, makan lebih banyak atau tempat tinggal yang khusus. Begitu pula ketika kelebihan berat badan akut. Nggak bisa ngapa-ngapain kann? Mengingatkan kita untuk rajin olahraga dan jaga makan-minum.
Keduanya dalam kondisi di luar standar normal manusia tapi justru menjadi sesuatu yang unik dan ingin dipamerkan manajemen padahal mereka orang biasa dan bukan tokoh penting atau artis. Bukan! Mereka dikenang orang karena kondisi fisik di luar kebiasaan.
Belum lagi wax yang mengagetkan seperti manusia bermata tiga, berkepala dua dan berhidung dua. Astaghfirullah, amit-amit jabang bayi... kasihan ya. Bagaimanapun, mereka yang senasib dilahirkan tak sempurna itu, duduk bersama dalam satu meja. Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah.
Dari awal, Panoptikum ada 300 koleksi. Karena rusak pada PD II, sekarang paling hanya 120, yang diganti-ganti dipamerkan sesuai waktunya. Jadi nggak semua ditampilkan. Sesak nanti. Jadi gang senggol, dong. Nggak asyik menikmatinya.