Jangan lupa, dipupuk ....
“Kurang beberapa hari lagi, kuncup ketiga mekar.“ Harap-harap cemas, saya potong dua bunga mekar yang sudah layu.
“Lalu?“ Tanya suami saya.
“Yaaaa, nunggu lagi ...“
“Kapan?“
“Tahun depan.“
“Waduh ... lama.“
“Ho-oh“. Saya mengiyakan sambil nerawang. Repot banget memang punya bunga bongkar pasang. Hanya bisa lihat setahun sekali tapi rawatnya harus hati-hati. Nggak bisa sembarangan.
Beda kali ya ... kalau di Indonesia yang punya 2 musim saja, hangat. Hidupnya bisa kapan saja ... tapi bukan berarti Amarylis harus mati sia-sia. Biarkan mereka mati sendiri pada waktunya.(G76)
PS: Pengen nulis tentang Amrylis setelah beberapa waktu lalu melihat gambar postingan wall di FB teman-teman tentang rusaknya kebun bunga Amarylis di Desa Salam Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul dan waktu komen tulisan Ando Ajo tentang Amaryllis.
Kalau sudah tahu pernah menanamnya, harganya di pasaran dan tahu mereka hanya setahun sekali tumbuh pasti perlakuan orang terhadap kebun itu akan berbeda. Tak kenal maka tak sayang. Sudah kenal kan?