Suatu pagi usai mengantar anak-anak ke sekolah, saya kembali ke rumah. Radio masih menyala. Penyiar pada ketawa-ketiwi memperbincangkan soal sebuah Cafe toilet di Wina, Austria. Rameeee .... Aduuuh, jadi kangen siaran di radio. Sudah lama tidak.
Yup, kedua moderator itu mempertanyakan, “Kok, bisa ya, orang makan dan minum di toilet sambil begituan?“ Dan memang ditarik sebuah benang merah bahwa kebanyakan pria Jerman memang menikmati masa-masa bertapa di toilet. Entah sambil baca koran/majalah/buku, baca rekening tagihan, merokok, bengong sambil melamun... sampai menggigit roti dan ngopi! Lalu... plung! Ada yang jatuh.
Hiyyyy ... ya, ampun. Saya yang ikut dengerin saja sudah mau muntah.
Tak berapa lama, saya sudah ada di rumah. Kami makan pagi dan langsung bercerita. Suami saya ikut heran. Memang dia paling suka lama-lama di kamar mandi tapi bukan untuk makan yoooooooo. Eeeeh... malah suami saya ngajak ke sana. Pengen mencoba katanya.
[caption id="attachment_402401" align="aligncenter" width="576" caption="Kafe jamban (dok:profilengine.com)"][/caption]
Kafe jamban Austria
Restoran di Austria itu bernama Süßes Häusel. Sepengetahuan saya, bisa berasal dari kata süß=manis dan Haus=rumah. Mosok kafe toilet itu manis?
Kafe yang ada di jalan Leopoldauserstraße 24, Floridsdorf, Wina, Austria itu dibuka setiap Senin-Jumat pukul 6.00 – 13.00 dan 15.00-19.00, juga Sabtu mulai 7.00-12.00. Mulai dari tempat duduk, hiasan, tempat makan dan minum semua bentuknya ada hubungannya dengan jamban. Contohnya tempat duduknya bukan kursi biasa tapi kloset duduk asli. Bukan untuk BAB tamu beneran tapi kok ya, rasanya gimana ya?
Menurut tukang roti Swiss yang punya ide ini, Meinrad Stohr "Das gehört doch alles zusammen. Was vorne reinkommt, muss hinten auch wieder raus." Bahwasanya apa yang dimakan orang akhirnya akan keluar juga. Sama sajalah. Hiyyyyy... tapi .... ah, sudahlah.
Makanan yang disediakan pada umumnya adalah Croissant dan Apfeltaschen (roti berisi apel). Dan tentunya, kopi. Makanya disebut juga Cafe to Klo. Klo adalah sebutan dalam bahasa Jerman untuk toilet alias jamban.
Pub jamban di Jerman
Suami saya menambahkan bahwa sudah lama ia dengar soal pub Klo di Berlin. Waaaah iya. Di sana juga lebih nggilani lagi. Semua makanan dan minuman disajikan dalam barang yang ada hubungannya dengan toilet. Makanan disajikan dalam tempat khusus berwujud jamban pria dan wanita, pispot, mangkok tempat pipis. Waaaaa... Bahkan tempat duduknya yang dari jamban (meski baru belum pernah dipakai) jika dibuka tutupnya ada kotoran buatan! Igitt. Sekilas mirip sih. Silakan menyimak videonya di sini atau di sini.
Haduhhh... langit-langitnya berbentuk stalaktit, hiasan menyeramkan kayak Halloween,di dekat tempat duduk bergelantungan sikat untuk membersihkan toilet, cermin untuk berkaca dengan tutup jamban. Tempat minumnya dari mangkok yang biasa untuk pipis orang sakit. Makanannya persis seperti... ah, itu lho, contohnya sosis dengan saos. Sudah gitu, tangan dan mulut kotor sampai butuh serbet untuk membersihkannya? Tersedia gulungan kertas toilet.
Kertas yang sama akan ditemukan di toilet betulan. Di belakang. Masuknya pakai koin. Baru BAB/BAK beneran di kloset yang hampir mirip yang ada di tempat makan dan minum tadi.
Hmm. Pub ini memang sudah lama berdiri. Sejak tahun 1971 sejak acara perayaan menyambut Natal diselenggarakan. Sebutannya “Klo III.“ Dulu ada tiga cabangnya (di jalan Haupstraße dan Nestorstraße), sekarang hanya yang ada di jalan Leibnizstraße 57, Berlin- Charlottenburg ini. Berubah nama menjadi “Klo.“ Letaknya sekitar 100 meter dari Kudamm. Bisa ditempuh dengan mobil, bus, S-Bahn dan U-Bahn.
Haha. Bisakah jadi tempat wisata menarik untuk tujuan Berlin? Tak hanya sisa tembok Berlin, pintu Brandenburg, Museuminseln sama Charlottenburg kan? Pub yang mendapat penilaian “sehr gut“ (sangat baik) dari lembaga pemeriksa bahan makanan Charlottenburg- Wolmersdorf Berlintahun 2011 ini, dibuka mulai pukul 19.00- 04.00. Seperti halnya tempat makan, pub dan bar di Jerman, ada baiknya reservasi dulu.
Kalau dilihat dari makanan minumannya pastilah hampir mirip dengan pub lainnya, hanya saja penyajian dan harganya yang beda. Ada alkohol seperti bir, coctail, anggur,tequila, whisky, vodka, minuman tak beralkohol seperti jus, air putih bersoda... Makanannya, Bratwurst si sosis panjang.
Wah, pengunjungnya ternyata tak hanya laki-laki tapi juga perempuan lho. Untungnya anak muda baru boleh masuk setelah berumur 16 tahun. Dan kisaran 16-18 tahunhanya boleh di sana sampai pukul 22.00 saja. Maklum, banyak alkohol dan sudah malam.
***
Huwahhhh... jamban memang biasa ada di rumah. Bagaimana? Berani menerima tantangan untuk berkunjung ke Cafe jamban di Austria atau Pub jamban di Jerman itu? (G76).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H